"Apa yang gue mau, harus jadi milik gue"
~Ghafir zeiroun Grissham~Ghafir melahkankan kakinya kedalam kelas, dia di sepanjang jalannya, banyak yang memandanginya seperti orang gila, bagaimana tidak, ghafir semua dan tertawa sendiri.
"Ghafir, mau lo gila sekalipun, gue tetep setia sama lo"
"Ghafir, lo gila gara gara cinta gue ya? "
"Ganteng si, tapi sayang sengklek"
Itulah beberapa sorakan orang-orang ketika seorang ghafir melewati koridor kelasnya.
Masuk kelas?, ya dia masuk kelas, tapi bukan untuk belajar, namun untuk mengambil tas miliknya, dia keluar dari persembunyiannya saat bel pulang berbunyi, apa yang ghafir lakukan selama di ruang musik tadi? Apakah bermain musik? Tentu tidak, bia numpang tidur di sana.
"WOI, TELPON RSJ" teriak mahen yang melihat ghafir yang senyam senyum sendiri.
Mendudukkan tubuhnya di meja miliknya, ia menidurkan tubuhnya dengan dua tangan yang ia lipat di atas dada, ekhm memang tidak sopan.
Teman temannya mendekati ghafir disana, yang menutup matanya, tapi senyumnya tidak luntur.
Darel menempatkan tangan milik agra di dahi ghafir, setelahnya ia samakan dengan hangat di ketiaknya.
"ANJIR, JOROK LO" teriak agra yang tidak Terima.
"Tenang, wangi ko, coba cium"
Mendengar perintah dari darel, agra melakukan apa yang darel katakan.
"BAU JURIG IYEUMAH, UEK"
Melihat ekspresi agra, membuat semua orang tertawa dengan tingkah nya yang mematuhi perkataan darel.
"Si darel di percaya sia mah, alah boy" Ucap aksara.
"Gimana? " Tanya arex yang menunggu apa hasil dari yang dilakukan darel tadi.
"Dingin"
"HAH"
Mendengar jawaban daren, membuat mereka shok berjamaah.
"gue, masih hidup anjing" Ucap ghafir yang kemudian membuka mata nya, dan mendudukkan tubuhnya di atas meja, dan teman temannya membawa kusi untuk mereka duduk.
"Kenapa lo? Untung si aksara belum telpon RSJ" Ucap arex.
"Ngapain ke RSJ, gue belum gila, hanya mendekati gila"
"STRESS" ucap mahen.
"Lagian gue tuh butuh dokter hati, buat liat seberapa cepatnya jantung gue berdetak" Ucap ghafir.
"Ngapa? Detaknya melambat? Wah bahaya fir, lo harus ikutin gue bismillah fir, Asyhadu an laa ilaha illallah_
" GUE BUKAN MAU MATI EGE" Teriak ghafir yang pusing menghadapi teman temannya yang miring.
"Lagian lo semua mau banget ke nya gue mati" Ucap ghafir kesal.
"Terus lo kenapa? Yang jelas kalau ngomong" Ucap aksara.
"Ini juga mau cerita, lo semua yang motong motong"
"Motong motong? Motong apa? Motong mulut si mahen? Yu ga_
Perkataan darel terpotong karena mulutnya di segap oleh lakban yang di buat oleh arex.
" Hjsisjnsmm"
"Lanjut cerita lo" Ucap arex yang tidak mempedulikan darel.
"Jadi tadi gue, ketemu malaikat"
"Ma-laikat? Bukan malaikat pencabut nyawa kan? " Panik agra.
"BUKAN,ni buktinya gue ada di sini"
"Terus? " Tanya arex yang penasaran.
"Malaikat hati gue"
"BUBAR, BUBAR" Teriak aksara
"Lah ngapa? " Tanya ghafir.
"Semua pacar lo, lo sebut malaikat hati lo, untuk bukan malaikat Izrail yang ada di hati lo"
"Tapi ini beda" Ucap ghafir.
"GA PERCAYA" ucap mereka semua.
"Harus, lo semua harus percaya"
"Perempuan mana sih yang bisa ngubah lolo, jadi kek gembel gini? " Tanya agra yang memutarnya matanya.
Mendengar apa yang dikatakan agra membuat ghafir tersenyum, mirip monyet.
***
Di lain tempat, seseorang melangkahkan kakinya sampai pada gundukan tanah yang masih basah, oliv ambruk di tempat.
"Mama, oliv kangen, hiks"
Ya, dia adalah oliv, perempuan yang memiliki nama panjang Olivia latasha zelina, perempuan yang rindu dengan sosok seorang ibu.
"Mama, oliv disini sendiri, hiks"
Memeluk batu nisan milik ibunya, oliv menangis, rumah ternyaman baginya, sekarang telah pergi jauh, sehingga dia tidak dapat memeluk sosoknya lagi.
"Hei, kenapa nangis? "
***
Setelah mengambil tasnya, ghafir berpamitan pada temannya untuk pulang duluan, katanya sih ada janji dengan seseorang.
Jika kalian pikir ghafir adalah orang sibuk, maka kalian benar, sibuk ngadepin cewek maksudnya, janji yang di maksud ghafir adalah janji dengan mantan ke 191 yang katanya ingin balikan lagi dengan dirinya.
Menuju tempat yang di janjikan oleh mantannya, ghafir tidak sengaja melihat perempuan yang tadi dia liat di rumah musik, tapi anehnya perempuan itu memasuki pemakaman umum.
"Ternyata, jodoh emang gak kemana" Ucap ghafir dan dia memutuskan untuk mengikuti perempuan itu.
"Mama, oliv disini sendiri, hiks"
Mendengar tangis pujaan hati, ghafir yang bersembunyi di balik pohon yang lumayan besar segera menghampiri sang pujaan hati, eaa.
"Hei, kenapa nangis? "
Menghentikan tangisannya, oliv mencari sumber suara, ternyata dia adalah laki laki yang ia temui di ruang musik.
Menghapus jejak air mata, oliv berdiri dari posisi setengah duduknya.
"Ngapain lo disini?, lo ngikutin gue? " Tanya berturut-turut turut oliv.
"Satu satu dong tangannya, gue lagi berdiri, iya gue ngikutin lo" Jawab ghafir yang juga berturut-turut.
Membenarkan letak tasnya, oliv tanpa permisi melewati ghafir.
"Eh, tunggu, gue belum tau nama lo" Ucap ghafir yang melihat oliv menjauh darinya.
"Penting? " Tanya oliv yang tidak membalik badannya.
Mendengar jawaban oliv, ghafir mendekati oliv dan memposisikan dirinya jadi berada di depan oliv dan dia membuat jarak yang dekat dengan gadis itu.
"Iya, lo penting bagi gue, karena gue, suka sama lo" Ucap ghafir di samping telinga oliv.
"Hah, basi"
TUK
Oliv, menendang kaki ghafir yang membuat sang empu kesakitan dan menjauh dari oliv, yang membuat oliv melanjutkan langkahnya.
"GUE BAKAL BERUSAHA CARI TAU NAMA LO, DAN BUAT LO JATUH CINTA SAMA GUE, SEDALEM DALEMNYA" teriak ghafir, tapi teriakannya tidak membuat oliv menghentikan langkahnya.
"Karena,Apa yang gue mau, harus jadi milik gue"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
GHALIV (secretlove)
Teen Fiction" Lo Olivia latasha zelina, dengan ini gue nyatain, lo resmi jadi milik gue Ghafir zeiroun Grissham "ucap ghafir. PROKPROKPROK Suara tepuk tangan memenuhi ruang pasien bernama ghafir itu, sebenarnya ini semua telah di rencanakan, oleh nya dan teman...