"Eh, hm....ada apa, Suna-san?"
Senyum tipis tersungging di wajah Suna. "Aku hanya ingin bertemu denganmu lagi, tidak boleh?" tanya Suna, dengan suara tegas sambil memegang tangan Yui. Sebenarnya Suna mencoba untuk bersikap tenang, tetapi semakin dia menatap Yui, semakin cepat detak jantungnya.
"Ehh boleh kok boleh."
"Bagus," jawab Suna. "Sekarang, bagaimana kalau aku mengantarmu pulang?" imbuhnya sambil menyeringai.
"Hmm tapi....rumahku lumayan jauh. Apa tidak apa-apa?"
Suna tertawa pelan melihat gadis itu enggan menerima tawarannya untuk mengantar pulang. Apakah itu masalah besar?
"Tentu saja tidak apa-apa! Kita akan punya waktu untuk bicara dan lebih mengenal satu sama lain," kata Suna.
Suna menggenggam erat tangan Yui saat dia memimpin jalan, sesekali melihat ke bawah ke tangan yang saling bertautan, mengagumi betapa kecilnya tangan Yui dibandingkan dengan tangan sang Middle Blocker.
🦊
Setelah berjalan cukup lama, obrolan ringan menjadi penyegar di sela-sela perjalanan yang membosankan. Jalanan sepi sore itu ditemani angin sepoi-sepoi yang mengusap lembut kulit mereka. Kedua pasang kaki melangkah di depan sebuah rumah yang tidak besar namun juga tidak kecil, dengan papan nama marga di dinding yang bertuliskan 斉藤 (Saito). Rumah itu terlihat sederhana, dengan taman kecil yang penuh bunga berwarna-warni di depannya, memberi kesan hangat dan ramah.
Yui menatap Suna dari bawah. Yang membuat detak jantung Suna sedikit lebih cepat karena tatapan Yui yang terlihat manis.
"Terima kasih, Suna-san, sudah menemaniku pulang," kata sang gadis dengan suara pelan.
"Senang sekali bisa mengantar gadis manis sepertimu pulang." Kata Suna sambil terus menatap matanya.
'Yui benar-benar terlalu manis untukku, aaaa hatiku meleleh lagiii.'
Suna hendak mengucapkan selamat tinggal, tapi tiba-tiba dirinya merasakan keinginan untuk memeluk gadis manis di depannya itu. Tangannya mulai melingkari pinggang sang gadis, memeluk tubuh yang kecil, dan menarik Yui ke dalam pelukannya dengan lembut.
Kepala Yui berada pada ketinggian yang pas di dada Suna. Jadi dia hanya melingkarkan lengannya di tubuh Yui, meletakkan dahinya di atas kepalamu. Mereka berdua bertahan dalam posisi ini selama beberapa detik.
Saat Suna melepaskan pelukan, dia membungkuk untuk mencium puncak kepalanya, meninggalkan bekas kecil di bibir. Lalu Suna menarik dirinya. Dia tahu Yui sama sekali tidak menduganya, tetapi dirinya tidak bisa menahannya. Yui tampak sangat manis dan dia sangattt menyukainya.
Sedetik kemudian, pipi Yui terasa hangat dan memerah. Dirinya bisa merasakan rona merah yang menyebar cepat di wajahnya. Gigitan di bibir bagian dalam berusaha menahan getaran yang Yui rasakan di sekujur tubuh. Rasanya seolah ada kupu-kupu yang berterbangan di dalam perut, menciptakan sensasi yang tak bisa diabaikan. Suna menatap dengan mata yang lembut.
"Kurasa sudah saatnya mengucapkan selamat tinggal sekarang. Aku sangat berharap bisa segera bertemu denganmu. Kau terlalu manis sehingga aku tidak ingin berpisah terlalu lama."
Suna melepaskan tangan Yui, meninggalkan kehangatan dan kelembutan kulitnya. Lalu Suna menepuk kepalanya pelan sebelum melepaskannya.
"Selamat tinggal~"
Suna menoleh ke belakang sebentar, melihat Yui yang menatapnya dengan mata polos dan imut itu.
"Oh, iya. Aku baru ingat. Bisakah kau berjanji padaku sesuatu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Shy Junior's Journey || Suna Rintarou
RomanceWaktu seakan melambat ketika aku mengamati antusiasme gadis itu di tribun. Setelah pertandingan berakhir, aku mengambil sebotol air dan mengabaikan rekan satu timku yang merayakan kemenangan. Entah kenapa, aku merasa perlu untuk mendekatinya. "Hei,"...