5. Hueningkai was Injured

364 42 2
                                    

Beomgyu membawa ketiga sepupunya ke kamarnya di lantai dua. Begitu pintu di tutup, Soobin dan Yeonjun langsung menarik tangan pemuda itu dan membiarkannya duduk di tepi tempat tidur.

"Katakan apa yang terjadi, Gyu! Appa mengatakan jika tadi Jungkook Samchon tidak sengaja menjatuhkan Seokjin Samchon." ucap Soobin yang langsung mengangguk sebagai jawaban.

"Memangnya apa yang terjadi? Jungkook Samchon orangnya sangat sabar, Gyu." tanya Taehyun seolah tidak percaya.

"Aku lupa jika Appa tidak mengetahui apa yang selalu kualami di sekolah. Dan aku tanpa sadar mengatakannya pada Appa."

"Ah ... pantas saja Jungkook Samchon sampai lepas kendali." ucap Yeonjun sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Aku benar-benar terkejut melihat Appa semarah itu. Baru kali ini aku melihat Appa emosi. Aku mendengar Papa memohon pada Appa lalu tiba-tiba terdengar suara benda pecah. Saat aku melongokkan kepalaku, aku melihat Papa tergeletak di dekat tembikar yang pecah di dekat anak tangga."

"Sesange! Sampai seperti itu?" tanya Yeonjun dengan sangat terkejut.

"Appa sendiri juga terkejut. Aku tahu Appa sama sekali tidak bermaksud bersikap kasar pada Papa. Namun saat aku melihat Papa menangis, aku takut. Papa tidak pernah bereaksi saat ada yang mengatainya, tapi tadi, Papa benar-benar menangis. Itulah sebabnya aku sangat sedih." ucap Beomgyu menjelaskan.

"Jungkook Samchon sangat menyayangi Seokjin Samchon." ucap Taehyun yang langsung mendapat anggukan dari Soobin dan Yeonjun.

Beomgyu tersenyum tipis. "Ah... teman-teman di sekolah pasti terkejut melihat apa yang kulakukan tadi. Mereka pasti akan semakin bergunjing di belakangku."

"Kau seperti tidak tahu mereka, Gyu! Mereka itu hanya orang-orang munafik." ucap Soobin lalu menghela napas.

"Seharusnya sejak dulu kau lawan mereka seperti yang kaulakukan pada Hueningkai tadi. Biar mereka itu tahu diri." tukas Yeonjun dengan kesal.

"Aku tidak ingin menimbulkan masalah. Jika aku hilang kontrol seperti yang kulakukan hari ini, Appa dan Papa bisa dipanggil ke sekolah."

"Paling tidak, kau harus tegas pada Hueningkai. Dia benar-benar menyebalkan. Sejak awal masuk SMA, dia selalu mengganggumu, kan?" ucap Taehyun sambil menatap dalam ke arah mata Beomgyu. Pemuda itu tertawa pelan.

"Aku pun heran pada manusia satu itu. Entah kenapa, dia selalu mencari masalah denganku. Aku malas meladeninya."

"Tetapi kali ini kau marah sekali padanya. Kau bahkan membanting tubuhnya menggunakan jurus taekwondo milikmu, Gyu. Aku suka itu." ucap Yeonjun lalu tersenyum miring.

"Aku benar-benar tidak bisa memaafkan Kai. Biar saja. Sesekali dia memang harus diberi pelajaran."

"Gyu!" tiba-tiba terdengar panggilan dari luar. Beomgyu segera berdiri dari ranjang dan melangkah mendekati pintu dan membukanya.

"Ye?" ucapnya saat pintu terbuka. Rupanya Seokjin berdiri di depan pintu kamarnya dengan tangan membawa camilan.

"Papa seharusnya memanggilku ke bawah." ucap Beomgyu sambil meraih nampan berisi camilan yang dibawa oleh sang papa.

"Papa hanya membawakan camilan untukmu dan ketiga sepupumu, Gyu."

"Samchon!" tiba-tiba Taehyun menarik tangan Seokjin agar laki-laki itu masuk ke dalam kamar.

"Wae? Wae? Wae?" tanya Seokjin dengan sangat terkejut. Yeonjun menutup pintu kamar lalu berdiri di hadapan Seokjin yang terlihat kebingungan.

"Mengapa kalian melihat Samchon seperti itu?" tanya Seokjin sambil memperhatikan ketiga sepupu putranya bergantian.

Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang