7. Hueningkai's Jealousy

356 26 3
                                    

Jungkook sedang menatap tajam ke arah laki-laki bertubuh tambun yang sedang duduk di hadapannya. Wajah laki-laki itu terlihat sangat gelisah karena ia sesekali mengusap dahinya yang berkeringat.

"Ini peringatan terakhirku, Gyojangnim. Selama ini kau biarkan Gyu mendapat perundungan dari teman-temannya di sekolah. Jika hal seperti ini terus terjadi, jangan salahkan aku jika Gyu akhirnya tidak bisa menahan dirinya. Kau akan melihat apa yang bisa kulakukan pada sekolahan ini dan kau akan menyesalinya." ucap Jungkook dengan tatapan dinginnya. (Kepala Sekolah.)

"Aku akan berusaha mengatasi masalah ini, Jungkook Sajangnim. Anda dan Seokjin Hoejangnim merupakan donatur terbesar di sekolah ini, jika anda berhenti-"

"Aku tidak peduli. Jika aku masih melihat Gyu menjadi sasaran perundungan, ucapkan selamat tinggal pada reputasi dan ketenaran sekolah yang sudah kau bangun. Bukan hal yang sulit bagiku untuk menghancurkan sekolah yang sangat kau banggakan ini"

"Y-ye! Aku pasti akan segera mengatasinya. Sajangnim tidak perlu khawatir."
Jungkook berdiri lalu kembali menatap laki-laki tambun di hadapannya dengan tajam dan sangat dingin.

"Aku menginginkan bukti dan tindakan nyata!" ucapnya lalu melangkah meninggalkan ruangan itu. Laki-laki itu benar-benar kesal karena pihak sekolah yang diam saja terhadap perundungan yang Beomgyu terima. Tapi kini ia tidak akan diam saja.

"Appa?"

Sebuah panggilan membuat Jungkook menoleh. Sosok putra semata wayangnya ada di belakangnya. Ia tersenyum.

"Appa ada perlu di sekolah?" tanya Beomgyu bingung. Laki-laki itu menyentuh kepala pemuda yang berdiri di hadapannya pelan.

"Eum. Appa ada sedikit urusan dengan Gyojangnim."

"Appa tidak melakukan apa-apa padanya kan?" tanya Beomgyu cemas karena mengetahui sifat sang ayah.

"Not yet. But I will do it if I have to."

"Appa..."

"It's okay, Baby. Appa tidak akan melakukan apa yang kau khawatirkan. Appa hanya sedikit memberinya peringatan."

"Jangan melakukannya, Appa! Gyojangnim pasti ketakutan saat melihat Appa memberinya tekanan."

"Kau benar-benar mengetahui bagaimana Appa, hm?"

"Tentu saja. Naneun dangsinui adeulijyo." jawab Beomgyu sambil memasukkan kedua tangannya di saku celananya. Jungkook tertawa. (Aku adalah putramu.)

"Majda. Neoneun nae adeulida." ucap jawab Jungkook lalu mengusap-usap rambut Beomgyu dengan gemas. (Benar. Kau adalah putraku.)

"Rambutku bisa rusak, Appa."

"Kalau begitu Appa pulang dulu. Ada pekerjaan yang harus Appa kerjakan setelah ini."
Beomgyu mengangguk. Ia melambaikan tangan pada sang ayah yang perlahan menjauh darinya lalu keluar dari sekolah. Ia segera kembali ke kelasnya karena bel masuk sudah berbunyi sejak tadi.

Tepat sebelum Beomgyu sampai di kelasnya, kakinya tiba-tiba tersandung sesuatu hingga membuatnya jatuh tersungkur. Beruntung tangannya bergerak cepat menahan tubuhnya sehingga ia bisa langsung berdiri.

Pemuda itu menghela napas melihat siapa yang berdiri sambil tertawa saat melihatnya jatuh. Siapa lagi jika bukan Hueningkai. Padahal baru kemarin teman sekolahnya itu pulang dari rumahnya setelah sakit selama tiga hari karena babak belur. Tapi begitu ia kembali ke sekolah, lagi-lagi pemuda itu mencari masalah dengannya.

"Sebenarnya ada masalah apa denganmu, Kai? Mengapa kau selalu mencari masalah denganku? Aku bahkan tidak pernah melakukan sesuatu padamu sampai kau harus merasa kesal denganku."

Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang