kecewa

675 59 0
                                    

Sore ini, hujan dan awan hitam menguasai kota Tokyoverse

Dengan petir dan guntur yang saling sahut menyahut

Lagi lagi pria bersurai coklat peanut itu menatap kosong kearah luar jendela yang menampakkan rintik hujan

Pria itu menghela nafasnya kasar, perasaannya sangat campur aduk kala ia memikirkan perkataan temannya siang tadi

Gin, ia memejamkan matanya dikala pusing menguasai kepalanya

"Udahlah" ia langsung beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan kamarnya

Sesampainya Gin di garasi, ia bertemu dengan Itsmo yang sedang berbincang dengan pak Sui

Ia menghampiri kedua orang yang tengah melambaikan tangannya agar Gin berjalan mendekat

"Besok pagi Thia bakal pulang, kamu bisa jemput ga? Yang lain ada agenda soalnya" tanya pak Sui pada Gin

Matanya berbinar kala mendengar hal itu, "bisa kok, kebetulan besok libur" ujarnya

Sui menepuk pundak Gin sebelah, "makasih ya"

Gin mengangguk, ia pamit untuk kembali masuk ke dalam untuk berkumpul dengan yang lainnya

"Ekhem, cie cie Gin"

"Ekh ekh ekhem ekhem adohh"

"UHUKK UHUKK AKHEM KHEM KHEM khem!"

Ia menatap bingung saat sudah sampai di ruang keluarga

"Nape lu pada? Keselek tikus?" Tanyanya sambil duduk di samping Rion

"Enak aje keselek tikus, yang ada mah keselek bebek-bebekan Mia" balas Echi

Gin hanya merotasikan matanya malas

"Pak Sui dah bilang belom? Soal Thia" tanya Rion sambil membuka koran

"Udah" jawabnya singkat

"Duh gue penasaran bangett sama Thia Thia ituu, kata si pak tua itu dia mirip gue? Berarti cantik kan?" Antusias Echi

"Masih cakepan Thia, mirip juga rambutnye doang, sifat mah.. beuh beda bet beda" ujar Rion sambil membenarkan kaca matanya

"Diem lu pak tua" kesal Echi dan langsung berjalan kearah Caine yang sedang mengepang rambut Mia.

Hujan semakin deras, langit yang mendung itu sudah berubah menjadi gelap gulita dengan hujan yang masih setia menemani

Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi, namun Gin sama sekali belum memejamkan matanya

Jantungnya berdetak kencang menunggu pagi mendatang

Rasa yang sudah lama ia simpan ini kembali ia rasakan saat membayangkan pagi nanti

Sosok yang sangat amat di rindukan dan di nantikannya akan tiba

Sudah cukup ia merindu, sudah cukup pula ia menyimpan perasaannya selama ini

Berkali-kali ia membuka ponselnya untuk melihat jam, berkali-kali pula ia berharap ada notifikasi dari seseorang yang ia rindukan

Namun sayangnya, waktu berjalan terasa sangat lambat, dan dering notifikasi tidak ada yang muncul satupun di ponselnya

Lelah menunggu hal yang tak pasti, Gin mencharger handphonenya di meja nakas

Ia berusaha memejamkan matanya agar terlelap.

Pagi pun datang, kini Gin masih terlelap di kamarnya

Rion yang sadar bahwa Gin belum bangun, meminta Itsmo untuk membangunkan Gin sebelum berangkat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TNF SHORT STORY [SHIPPER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang