*Rachel POV*
Tap.. tap.. tap..
Suara teratur dari boots yang ku pakai begitu jelas ketika aku melewati gang saat dalam perjalanan kembali ke rumah. Mom menyuruhku untuk membeli bahan makanan untuk seminggu ke depan. Kurapatkan hoodieku ketika angin malam yang dingin menerpa tubuhku.
Kretek..
Suara itu sukses membuatku menghentikan langkahku. Kutolehkan kepalaku ke belakang. Tak ada siapapun. Bulu kudukku mulai berdiri.
"shh.. Rachel!" bisik seseorang.
Kutolehkan kepalaku sekali lagi ke belakang. Namun seperti tadi , tak ada siapapun. Kupercepat langkahku melewati gang gelap itu.
"woi Rachel ! lo ga liat gue disini apa?!" suaranya mulai meninggi.
Aku tak menghiraukan suara itu dan mempercepat langkahku. Lagi. Mungkin bisa dibilang aku setengah berlari. Entah kenapa aku takut. Meskipun aku mahir beladiri tetap saja aku takut.
"Woi Rachel Deborah Cristein! Lu bener bener ga liat gue ?" suara itu sekarang terdengar jelas di telinga kananku. Bukan hanya mendengar , aku juga merasakan seseorang menepuk pundakku. Aku berhenti berlari.
Dia tau nama gue ? batinku. Sejujurnya aku tak memiliki teman atau sahabat sekalipun. Itu karena aku sering menyendiri dan pendiam.
"RACHEL!" dia berteriak sambil mengguncang bahuku. Dengan takut aku membalikkan badanku.
"AAAAAAAAA" teriakku bersamaan dengannya. Kalau kalian ingin tau mengapa aku berteriak. Itu karena aku mendapati bayangan kabur dengan pakaian putih-putih, wajah pucat , dan kaki tak menyentuh tanah tepat di hadapanku. Ya dia hantu.
"PERGI DARI SINI DAN JANGAN GANGGU GUE DASAR HANTU SIALAN ! BISANYA CUMA MENAKUTI ORANG! PERGI KE ASALMU SANA!" bentakku seraya mengibas ngibaskan tanganku pada hantu itu. Aku mulai meninggalkannya dan berlari keluar dari gang itu
"hei, tunggu dulu! Jangan asal bentak gitu dong , gue bukan hantu sembarangan tau!" ucap hantu itu bersungut sungut. Sukses membuatku menghentikan langkahku. Lagi.
"memangnya lo siapa ?"tanyaku dengan nada kesal dan berbalik menatapnya. Hantu itu tersenyum.
"aku kakakmu. Mungkin ibumu belum pernah atau bahkan tak menceritakanku padamu."
"cih, aku tak percaya. Memang , kau terlihat mirip dengan ayahku. Kalau kau memang kakakku sebutkan apa yang kau tau dari keluargaku."tantangku. dia hanya terkekeh dan melipat tangannya di depan dada.
"Ayahmu seorang agen FBI dan ibumu seorang kepala kepolisian. Kau lulus sekolah dengan akselerasi jadi kau lebih muda di antara teman temanmu. Dan jujur saja aku yang membantumu untuk menjawab semua soal itu. Kau sangat suka hujan. Dan.. ohya kau masih tidur dengan boneka!" ucapnya membuatku tersentak.
Jadi selama ini suara yang selalu kudengar selama aku belajar atau menjawab soal itu suara kakakku?
"ayo kita pulang dulu. Biar aku nanti bilang ke mom untuk menceritakanku kepadamu." Ajaknya. Aku hanya berbalik dan mulai berjalan lagi. Dia mensejajarkan langkahku.
"Siapa namamu?" tanyaku sambil membuka pintu gerbang rumahku.
" Zac Cristein. Selebihnya tanyakan ibumu nanti." Aku hanya menggelengkan kepala dan membuka pintu utama. Beranjak ke dapur untuk meletakkan barang barang yang kubeli tadi di meja bar.
Zac sudah menghilang entah kemana. Aku melangkahkan kakiku menuju ruang santai. Terlihat mom yang sedang asyik menonton tv sambil memakan salad buah."Hei mom, belanjaannya ada di meja dapur ya."ucapku. mom menoleh padaku dan tersenyum.
"ehm.. mom , ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu." Ucapku ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The School's Terror
Fiksi PenggemarRachel Deborah Cristein (17) , seorang gadis cantik,pemberani,cerdas, dan mandiri. Lahir dari keluarga yang sebagian besar bergelut di bidang kepolisian membuatnya terkena imbasnya. Ayahnya adalah agen FBI, sedangkan ibunya merupakan kepala polisi d...