🍂🍂🍂🍂🍂🍂Akhir akhir ini Jimin sering melihat sang ibu panti tengah malam terbangun dengan suara batuk nya yang memilukan. Sepertinya penyakit ibu sedang kambuh, begitulah pola pikir polosnya. Saat pagi hari pun Jimin jarang sekali melihat ibu panti nya turun sekedar menyapa anak anak atau memberi semangat berupa roti satu lembar dan selai strawberry untuk mereka sebelum berangkat.
Mungkin untuk anak lain, seusia Jimin mereka akan sibuk pergi sekolah dan belajar. Bohong jika Jimin enggan untuk merasakan dunia mereka juga. Nasib nya sudah seperti di ujung batu saja. Rutinitas pagi seperti biasanya, Jimin dan anak lainnya akan pergi berdagang lagi. Jimin memutar knop pintu kamar ibu panti nya dan melihat sang ibu sedang tidur dengan pulas walaupun wajahnya pucat dengan gurat lelah terpatri jelas. Ingin sekali ia melihat ibu nya sehat kembali dan memasak sarapan pagi untuk mereka. Ia menghela nafas panjang dan mengusap rambut tipis sang ibu panti lalu berbisik pelan.
"Ibu, Jimin pergi dulu ya ~~" Pamit Jimin.
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Cuaca hari ini tidak terlalu panas bahkan terlihat gelap di ujung. Sepertinya akan ada hujan juga. Jimin tersenyum manis dan berpikir mungkin ojek payung yang di tawari anak panti lainnya di ujung jalan lain akan laku nantinya. Ia berjalan ke pinggir jalan dan duduk sebentar guna merapikan beberapa minuman yang ia letakkan di bawah.
Sedang asik membereskan minuman jualannya ia tak sengaja melihat seorang lelaki dewasa yang ia tawari minum semalam turun dari mobil mewah menuju gedung besar di belakangnya. Tapi, perhatian Jimin teralihkan pada dompet yang tak sengaja lelaki dewasa tersebut jatuhkan saat merogoh sakunya dan sayangnya Namjoon tak menyadari itu. Jimin berdiri dan meletakkan dagangannya di sana dan lari mengambil dompet tersebut. Membukanya sedikit dan melihat betapa banyak uang di dalamnya beserta card dan beberapa selembar foto anak kecil.
"Uh ..... Uangnya banyak sekali. Kalau uang ini milik Jimin pasti cukup untuk obat ibu dan makan"
Ia memegang beberapa lembar duit tersebut lalu menggeleng kuat.
" Tidak. Tidak boleh. Jangan diambil itu dosa. Jimin harus kembalikan"
Sejenak berpikir dan mendongak menatap gedung besar di depannya dengan wajah terperangah.
"Tapi bagaimana cara mengembalikan nya?"
Ia berdiri cukup lama hingga akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam gedung tersebut. Sampai di depan pintu masuk seorang penjaga berbadan besar menghadang tubuh kecilnya.
"Ini bukan tempat main anak kecil. Pergilah" usir penjaga tersebut.
Jimin memanyunkan bibirnya dan menggeleng
"Tidak bisa tuan. Jimin harus masuk. Jimin hanya ingin mengembalikan dompet ini saja."Ia berujar sembari mendongak memberikan dompet tersebut pada sang penjaga.
Penjaga tersebut mengerutkan keningnya menerima dompet tersebut lalu membuka nya sedikit. Ekspresi nya langsung terkejut memastikan apakah dompet itu benar milik tuan besar Namjoon selaku pemilik perusahaan tersebut.
"Hey, nak! Dimana kau menemukan nya?"
Jimin memutar badan dan menunjuk letak dompet tersebut ia temukan. Penjaga tersebut mengangguk cepat dan langsung masuk ke gedung tersebut tanpa berkata apa-apa pada Jimin. Ia mengintip dari sela sela sampai beberapa penjaga lainnya memergoki nya dan menyuruh bocah tersebut pergi.
Di dalam gedung Namjoon yang sepertinya belum sadar telah kehilangan dompetnya hanya fokus pada laptop dan beberapa berkas yang mulai berkurang. Selang beberapa menit, seorang wanita mengetuk pintu ruangan Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The end ( BTS )
FanfictionJimin, seorang anak yatim piatu yang mencari setitik kehangatan dari orang orang sekitar. Namjoon, seorang ayah yang kehilangan anaknya karena penyakit yang merenggut kebahagiaan satu satunya. bagaimana kisah mereka bertemu? Bagaimana namjoon membe...