prolog

153 109 113
                                    

Hallo, maaf ya updatenya lama. Kalo ada kesalahan dalam tulisan atau penempatan tanda baca mohon untuk di kritik yaaa.


✮✮✮✮✮✮✮✮✮✮


"Gue suka sama dia jadi lo harus berhenti suka sama dia." Ucapan itu tiba-tiba keluar dari mulut seorang perempuan yang sudah berteman lama dengan Lyora.

"Gue gak akan berhenti." Balas Lyora dengan melipatkan kedua tangannya di depan dada.

"Lo harus berhenti Ra." Tiba-tiba gadis di depannya teriak yang membuat Lyora memejamkan matanya untuk menahan emosi yang tiba-tiba datang dengan sendirinya.

Untungnya mereka sedang ada di dalam kamar Lyora dan keluarga Lyora sedang pergi jadi tidak akan ada orang yang mendengar teriakkan tersebut.

"Kenapa gue harus ngikutin perintah lo?" Tanya Lyora dengan santai sembari mengangkat sebelah alisnya.

"Karena gue sahabat lo dari kecil." Teriak perempuan itu sembari mendorong Lyora hingga Lyora tersungkur ke belakang dan menghantam tembok dengan keras.

Perempuan di depannya sedang melihatnya dengan tatapan meremehkan dan tersenyum jahat sembari membatin jahat.

"Pasti sekarang lo bakal nurut karena udah gue dorong. Makanya jangan berani ngelawan gue, kena kan akibatnya." Batin perempuan itu sembari tersenyum jahat.

Setelah berdiri dari jatuhnya Lyora mengatakan sesuatu yang membuat perempuan di depannya terdiam.

"Cukup La. Lo itu bukan ratu yang harus gue turutin perintahnya terus." Ucap Lyora dengan menunjuk kearah perempuan yang ia sebut "La" itu. Yaitu Amala.

Sedangkan Amala terdiam karena Lyora berucap seperti itu dan itu tidak sesuai dengan khayalannya yang dimana Lyora akan menuruti perintahnya dan meminta maaf sembari memohon padanya karena tadi sudah melawan dirinya.

"Apa gak cukup sama semua hal yang udah lo rebut dari gue dulu." Tanya Lyora dengan sedikit membentak.

Amala terdiam mendengar bentakan itu. Otak milik Amala tiba-tiba berputar ke salah satu kejadian di masalalu yang dimana Amala kecil benar-benar marah besar kepada Lyora dan ayahnya yang tidak menuruti keinginannya.


✮✮✮✮✮✮✮✮✮✮


"Lupain gue." Ucapan itu membuat Lyora terdiam seribu bahasa.

"Karena gue gaakan pernah suka balik sama lo." Lanjutan ucapan itu langsung menusuk ke dalam hati Lyora bahkan ginjal dan ususnya pun langsung ikur tertusuk oleh ucapan itu.

"Lo masih belum bisa ngelupain dia?" Tanya Lyora pelan-pelan kepada laki-laki di depannya dengan jantung yang berdegup kencang dan juga perasaan yang tidak karuan.

"Meskipun gue udah ngelupain dia gue tetep gak bakal suka balik sama lo." Jawaban itu adalah jawaban paling menyakitkan yang pernah Lyora dengar secara langsung.

"Gue bakal lupain lo kok." Jawab Lyora tanpa rasa ragu sedikitpun yang membuat laki-laki di depannya melihatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kalo gue bisa." Lanjut Lyora di dalam hati dengan tersenyum tipis.

"Bagus kalo gitu." Ucap laki-laki di depannya.

"Gue pergi duluan." Lanjutnya.

Setelah mengatakan itu laki-laki di depannya langsung pergi. Baru beberapa langkah laki-laki itu memberhentikan langkahnya karena ada yang memanggilnya.

"Dewa." Panggil Lyora yang membuat langkah laki-laki di depannya berhenti.

"Sorry, karena gue udah lancang suka sama lo." Permintaan maaf itu tidak mendapatkan jawaban dari sang empu.

Lyora terdiam setelah mengatakan itu dan menunggu jawaban dari Dewangga.

Ia kira Dewangga akan menjawabnya tapi ternyata tidak.

Dewangga langsung berlalu begitu saja setelah mendengar permintaan maaf itu tanpa menoleh ataupun membalasnya walaupun hanya dengan deheman saja.

✮✮✮✮✮✮✮✮✮✮

Terimakasii buat yang uda baca ceritanya. Jangan lupa vote dan komennyaa.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia Dan Kota TasikmalayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang