10. Belanja bulanan

11 10 0
                                    

Yuki POV.

Pagi ini sama seperti seminggu lalu saat gue pertama kali menjadi baby sitternya Daichi, gue mencet bel apartmentnya pak Keita even gue udah di kasih tau pin apartnya dan beliau sendiri bilang kalau mau masuk ya masuk aja.

Tapi gue gak mau, soalnya kek gak sopan aja gitu kesannya kalau gue main asal masuk aja ke rumah orang.

Ntar ada apa-apa, gue lagi yang di salahin. Berabe. Mending main aman aja ya gak sih?

Selang beberapa saat, pak Keita pun membuka pintunya. Heran deh gue, nih orang tiap bukain pintu pasti ada aja delaynya. Maunya gue tuh tiap gue mencet bel apartnya, disitu gue mencet, disitu dia bukain pintunya, jadi kan gue gak perlu kosple kambing conge dulu di depan pintunya.

"Pagi, pak!" Sapa gue saat pintu terbuka dan menampilkan penampakan pak Keita yang belum pernah gue lihat sebelumnya.

Biasanya kan tiap gue mampir, beliau udah rapih dengan setelan kerjanya. Tapi apa yang ada di depan gue ini beda 360° karena pak Keita cuma pakai piyama dengan rambut acak-acakan dan muka bantal khas orang bangun tidur.

"Pagi," Sahutnya sambil mengangguk dan mempersilahkan gue untuk masuk.

"Bapak baru bangun ya?" Tanya gue sambil menyusun makanan yang gue bawa ke atas meja makan.

"Iya." Jawabnya lalu mengatupkan bibirnya saat menguap.

"Tumben? Biasanya jam segini bapak udah ganteng."

"Saya baru tidur sehabis subuhan tadi karena ada pekerjaan mendadak yang harus saya selesaikan," Jawabnya. "Kalau begitu saya ke kamar dulu ya, mau siap-siap." Ucapnya kemudian berlalu menuju kamarnya

Lalu setelah selesai menata makanan sedemikiam rupa, gue pun beranjak menuju kamar Daichi.

"Ichi, bangun yuk!" Ucap gue sambil menggoyangkan tubuh mungil Daichi dengan pelan.

Bangunin Daichi itu cepat karena Daichi bukan tipe anak yang susah di bangunin sampai bikin yang banguninnya naik darah saking susahnyaㅡkayak si Andy misalnya.

Beberapa saat kemudian, ia pun bangun lalu duduk dan mengerjapkan matanya. Gemas!

"Good morning, sayang!" Sapa gue lalu mencium pipi gembulnya.

"Good morning," Katanya dengan suara khas bocil bangun tidur lalu balas mencium pipi gue yang sukses membuat gue melotot karena sama sekali gak expect bakalan dia cium.

"Mbak kenapa?" Tanyanya karena gue ngefreeze.

"Eh? Gapapa, mbak cuma gak nyangka kamu nyium mbak balik," Jawab gue.

"Mbak gamau Ichi cium?" Ia memiringkan kepalanya.

"Bukan begitu! Mbak cuma gak nyangka aja gitu, Ichi mau nyium mbak," Gue mengelus kepalanya.

"Yaudah, mandi yuk!" Ajak gue yang di anggukinya.

Lalu setelah gue selesai memandikan Daichi dan memakaikan seragam sekolahnya yang berwarna kuning lembut, gue pun mengajak Daichi untuk sarapan.

Ternyata di meja makan sudah ada pak Keita yang lagi ngopi.

"Pagi-pagi udah ngopi aja pak," Kata gue sambil membantu Daichi duduk di kursi makan.

"Memangnya kenapa?"

"Ya pagi-pagi, perut belum keisi tapi udah minum kopi, takutnya bapak kena lambung."

"Habisnya minum kopi di pagi hari bisa membuat saya merasa lebih berenergi," Ucap pak Keita lalu meminum kopinya.

"Sarapan yang banyak kalau mau lebih berenergi, bukannya minum kopi!" Gue mengambil piring. "Ntar pas udah kena tukak lambung baru nyesel!"

Duda ft. Keita TerazonoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang