TW: Side character die, Sexual harassment, Pedophilia.
o o o
Di usianya yang ke 22 tahun, Hyoyeon terpaksa menikah atas surat wasiat dari mendiang kedua orangtuanya. Dia seharusnya bahagia karena menikah dengan seorang pengacara jenius seperti Woobin, tapi dia tidak mungkin bahagia jika pernikahan mereka bukan atas dasar cinta.
Ketika Hyoyeon melahirkan anaknya di usia 24 tahun, untuk pertama kalinya dia merasa bahagia atas pernikahannya dengan sang suami. Bayi yang ada di gendongannya sangat cantik, murni dan juga sehat. Anak pertamanya yang ia beri nama Jongin, dengan harapan jika sang anak akan tumbuh menjadi anak laki-laki yang sempurna dan juga cerdas.
Setelah beberapa hari berlalu, dia sadar jika suaminya tidak pernah mau menggendong Jongin seperti apa yang selalu ia lakukan setiap harinya. Dia sangat sayang pada bayi yang baru lahir dari dalam kandungannya itu, tapi dia tidak tahu apa suaminya juga memiliki perasaan yang sama seperti dirinya kepada Jongin.
Suatu malam Hyoyeon masuk ke ruang kerja suaminya sembari menggendong Jongin yang sedang tertidur, Hyoyeon yang gugup itu menghampiri suaminya.
"Kamu tidak pernah menggendong Jongin," katanya. Woobin menghela napas berat dan menatap wajah istrinya dengan tatapan mengantuk. Aku lelah bekerja setiap waktu, pikirnya. Namun melihat ekspresi khawatir di wajah istrinya, Woobin pun memutuskan untuk mencoba menggendong Jongin walau hanya sebentar.
"Bukannya aku tidak mau menggendongnya," kata Woobin pelan saat Jongin sudah ada di tangannya. Woobin memperhatikan keseluruhan wajah anaknya, dia sangat mirip dengan istrinya namun warna kulitnya mirip dengan dirinya.
"Dia cantik kan?" tanya Hyoyeon dengan senyuman penuh kasih sayang, tangannya mengusap pelan kepala Jongin yang masih tumbuh sedikit rambut.
Woobin mengangguk setuju, "Dia cantik sepertimu. Dia sangat mirip denganmu dibandingkan denganku."
Meskipun Woobin menggendong Jongin dan membawanya ke dalam dekapan lembut, Woobin tidak merasakan sedikitpun rasa bahagia maupun rasa sayang. Sejak pertama kali Woobin tahu jika istrinya sedang hamil, dia tidak pernah peduli. Bahkan hingga akhirnya Jongin lahir ke dunia ini, dia masih tidak peduli padanya.
Hari pun berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Kini Jongin sudah berusia 5 tahun, dia tumbuh dengan begitu baik yang membuat Hyoyeon semakin menyayanginya. Satu-satunya pelita di dalam hidupnya, tentu saja Hyoyeon akan melakukan apa saja untuk Jongin agar dia bisa tumbuh sebagai anak yang sempurna seperti harapannya.
Namun suatu insiden terjadi, Hyoyeon mendapatkan kabar dari bibi pengasuh Jongin jika mereka hampir mengalami kecelakaan tabrak lari. Hyoyeon pun segera datang ke sana untuk memeriksa keadaan anaknya yang paling ia sayangi. Saat ia tiba di sana, Hyoyeon dapat melihat dengan sangat jelas bagaimana bibi pengasuh tampak ketakutan dan gemetar, sedangkan Jongin tampak tenang dengan mata almondnya yang menatap dirinya dengan lembut.
"Ibu, aku hampir saja mati."
Itulah yang dikatakan Jongin padanya, suaranya tidak terdengar gemetar, tampak begitu santai seolah tidak terjadi apa-apa. Hyoyeon tentu saja merasa aneh dengan reaksi anaknya itu, bahkan dia sampai memanggil dokter psikolog anak untuk memeriksa keadaan mentalnya. Saat sang dokter memberitahunya jika Jongin baik-baik saja, Hyoyeon tidak yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boys
Fanfiction[21+] Explicit ⚠️ Summary: Kisah tentang dua orang murid yang bersekolah di SMA swasta paling bergengsi di Seoul, Sehun seorang murid baru kaya raya yang manipulatif dan Jongin seorang murid beasiswa miskin yang tangguh, mereka berdua saling terhub...