"Aku jadi semakin ragu jika kamu dan Jongin berteman. Setiap kali kamu mendekatinya, dia selalu mengabaikanmu. Kamu yakin kalian cukup dekat?"
"Ya," kata Sehun yakin, tanpa keraguan sedikit pun. Teman sebangkunya menoleh ke arah Jongin yang duduk sendirian di meja paling belakang. Kesendirian Jongin setiap harinya di kelas membuatnya merasa iba.
"Kudengar dari kelas sebelah jika tadi pagi Chanyeol memukulinya dan Jongin melawannya. Mereka tidak akan berhenti berkelahi jika tidak ada guru yang lewat di depan sana untuk menghentikan mereka," kata Baekhyun, "Kejadian seperti itu sudah sering kali terjadi padanya.... Kamu bilang padaku jika kamu temannya kan? Tapi kamu tidak pernah menolongnya."
"Aku tidak mau terlibat dalam hal-hal seperti itu."
Itulah yang dikatakan Sehun padanya yang membuat Baekhyun tercengang padanya. Mungkin dia memang pernah bilang pada Sehun untuk jangan terlibat dengan Jongin, tapi kali ini situasinya berbeda, Sehun mengaku jika dia teman Jongin. Sebagai seorang teman, sudah seharusnya Sehun membantu bocah yang sering dibuli di sekolah itu.
Baekhyun memperhatikan tulang pipi Jongin yang lebam serta sudut bibirnya yang terluka. Jika dia jadi Jongin, dia pasti sudah minta pulang ke rumah pada guru karena enggan mengikuti pelajaran setelah mendapatkan semua luka itu. "Luka-lukanya terlihat menyakitkan," gumamnya.
Sehun diam-diam tersenyum, luka-luka yang ada pada tubuh Jongin terkadang ada bukan karena disebabkan oleh para pembuli saja melainkan disebabkan oleh dia juga. Dia suka melihat Jongin terluka, karena baginya Jongin terlihat seksi dengan memar dan sedikit darah di kulit perunggunya.
"Sehun, bagaimana kamu bisa berteman dengannya? Waktu kita pergi bersama dengannya untuk menonton film, aku merasa jika dia sangat mengintimidasi sehingga sulit untuk didekati pada awalnya." Baekhyun menggaruk pelipisnya dan mendesah, "Dia juga... mengatakan hal aneh yang membuatku sedikit merinding. Cara dia memandangku juga cukup aneh, pokoknya apapun yang dilakukannya selalu aneh bagiku. Dia sangat aneh sampai aku merasa dia cukup keren dengan semua keanehan yang dia miliki."
"Apa kamu suka padanya?" Mata Sehun berkilat tajam.
Baekhyun terdiam, Sehun mengamati bagaimana teman sebangkunya berekspresi gugup dan juga enggan untuk menatap ke arahnya. "Dibandingkan suka, aku hanya merasa penasaran saja padanya," ucapnya apa adanya.
"Kamu tahu... dia punya seribu misteri yang bahkan setelah berbulan-bulan aku berteman dengannya, aku belum bisa membongkarnya."
Baekhyun mencondongkan tubuhnya pada Sehun karena rasa ingin tahu, "Misteri seperti apa?"
"Misteri yang jika kamu tahu, kamu pasti akan dibuat gila karenanya. Jadi jangan mencari tahu apapun tentangnya jika kamu masih ingin tetap waras."
Bel istirahat kedua berbunyi dengan kencang dan menggema ke seluruh penjuru sekolah. Baekhyun bangkit dari duduknya dan pergi keluar kelas untuk membeli makanan di kafetaria, sedangkan Sehun masih duduk santai di kursinya sambil memainkan ponselnya.
Oh Sehun:
Temui aku di atap sekolahSehun menyimpan ponselnya kembali ke dalam saku celananya dan menoleh ke arah Jongin yang juga sedang menatap ke arahnya. Sehun menyeringai tipis sebelum bangkit dari duduknya dan pergi keluar dari kelas. Jongin mendesah dengan malas, mengacak-acak rambut berwarna karamelnya.
o o o
Sesampainya Jongin di atap gedung sekolah, dia disambut oleh Sehun yang sudah sedari tadi berada di tempat ini. Jongin berdiri membelakangi pintu atap, tangan kanannya menarik pintu yang terbuat dari baja itu hingga tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boys
Fanfic[21+] Explicit ⚠️ Summary: Kisah tentang dua orang murid yang bersekolah di SMA swasta paling bergengsi di Seoul, Sehun seorang murid baru kaya raya yang manipulatif dan Jongin seorang murid beasiswa miskin yang tangguh, mereka berdua saling terhub...