>𝙿𝚛𝚘𝚕𝚘𝚐 + 𝙲𝚊𝚜𝚝☆

768 79 5
                                    

𝙎𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙜𝙖𝙢𝙗𝙖𝙧 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙪𝙢𝙗𝙚𝙧 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙩𝙞𝙠𝙩𝙤𝙠, 𝙥𝙞𝙣𝙩𝙚𝙧𝙚𝙨𝙩, 𝙜𝙤𝙤𝙜𝙡𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙞𝙣𝙣𝙮𝙖.
𝘽𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙞𝙣𝙛𝙤 𝙩𝙚𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙠𝙖𝙣𝙖𝙣, 𝙖𝙩𝙖𝙪𝙥𝙪𝙣 𝙝𝙖𝙡 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙞𝙩𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙨

>𝙿𝚛𝚘𝚕𝚘𝚐 + 𝙲𝚊𝚜𝚝☆

Satu kata untuk menggambarkan keadaan mereka saat ini adalah, tersesat. Tidak tahu arah yang benar, padahal malam akan tiba sebentar lagi.

"Aghrrr! Salah lo si Yung! Pake salah jalan segala! Kita udah muter tempat ini empat kali! Empat kali!"

"Loh? Kok nyalahin gue? Tadi, siapa yang nyuruh gue di depan? Heh! Jangan karen badan gue kebih tinggi dari kalian, gue bisa nentuin jalan! Lagian liat nih, petanya! Apa-apaan banget cuma gambar pohon doang!" sungut Beliung membalas perkataan Boy.

"Heh! Lo 'kan anak kehutanan? Masa gini aja bisa tersesat? Makanya, kalau waktunya jam kelas ya masuk! Bukannya nge-bucin mulu!" sentak Boy dengan merebut peta dari tangan Beliung.

Ke empat teman lainnya mengepung melihat peta yang tadi di pegang Beliung. Mereka menganga saat melihat isi peta tersebut. Benar kata Beliung, hanya tergambar pepohonan dan jalan setapak.

"Makan noh peta! Heh denger! Kita nyampe sini degan selamat aja harusnya bersyukur. Bukannya malah ngomel-ngomel enggak jelas," sinis Beliung.

Helaan nafas terdengar di telinga mereka dari lelaki yang paling tua di antara mereka. "Terus kita mau gimana? Mau lanjut, apa berhenti dulu?"

Mereka semua menggeleng tidak tahu dengan pernyataan Martin. Hah! Jika seperti ini, Martin malah bingung sendiri.

"Berhenti aja dulu di sini. Daripada lanjut malah ketemu tempat ini lagi 'kan?" ujar Magma si pemilik warna kulit lebih terang dari yang lain.

Martin selaku yang paling dewasa mengangguk. Mereka mulai mendirikan tenda. Tidak semua, hanya Magma, Boy dan Martin saja yang mendirikan, sisanya Beliung, Junior dan Raja pergi mencari kayu bakar.

"Yung! Ini kita enggak bakal tersesat lagi 'kan?" tanya Raja seraya mendekatkan diri ke Junior yang langsung di sentak.

"Jangan nempel-nempel bisa enggak si? Risih gue nya!"

"Heh! Lo tuh junior, harus patuh sama Raja! Gue atasan lo, kalau lo lupa!" cibir Raja sembari bersedekap dada.

"Lo kalau ngomong begitu lagi, gue tinggal lo!"

Mendengar hal itu, Raja melebarkan matanya, kemudian menempel lagi pada Junior yang tetap sama, dirinya di sentakka kembali.

"Diem! Jalan sendiri, kita udah lumayan jauh ketinggalan sama Beliung."

Keduanya jalan dengan cepat dengan mengumpulkan kayu di tangan mereka. Juga, mencari-cari keberadaan Beliung yang sudah tidak terlihat di mata mereka.

Beberapa menit berlalu, hari mulai memasuki malam. Kayu yang terkumpul sudah lumayan banyak, setidaknya cukup untuk sampai besok pagi. Dan kini tinggal Beliung yang belum menampakkan diri.

"Kemana si Beliung? Mulai petang nih! Mana serem lagi!"

Junior memutar bola matanya malas. Temannya yang satu ini, sedari mengambil kayu terus saja mengomel tidak jelas. Entah mengumpati Beliung lah, berbicara dengan pohon untuk izin agar kayunya diambil lah, dan masih banyak lain.

The SubconsciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang