>𝚏𝚒𝚟𝚎☆

229 33 7
                                    

𝙎𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙜𝙖𝙢𝙗𝙖𝙧 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙪𝙢𝙗𝙚𝙧 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙩𝙞𝙠𝙩𝙤𝙠, 𝙥𝙞𝙣𝙩𝙚𝙧𝙚𝙨𝙩, 𝙜𝙤𝙤𝙜𝙡𝙚 𝙙𝙖𝙣 𝙡𝙖𝙞𝙣𝙣𝙮𝙖.
𝘽𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙞𝙣𝙛𝙤 𝙩𝙚𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙖𝙠𝙖𝙣𝙖𝙣, 𝙖𝙩𝙖𝙪𝙥𝙪𝙣 𝙝𝙖𝙡 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙠𝙖𝙞𝙩𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙙𝙞𝙨

>𝚏𝚒𝚟𝚎☆

Magma, Beliung dan Raja mondar-mandir di depan rumah milik ayah Prince dan Junior. Sedangkan Boy dan Martin tengah ikut Junior ke dalam rumah.

“Ini-- Galaksi mau dibawa kemana si?! Curiga nih gue!” celetuk Raja dibalas dengkusan pelan oleh Magma dan Beliung.

“Lo kira lo doang?! Kita juga kali!” saut Magma.

“Gue jadi nethink anjir!” sentak Beliung lalu mendudukkan dirinya di kursi yang terbuat dari bambu.

Ingin menyauti omongan Beliung, Martin dan Boy keluar dari rumah. Duduk frustasi di sebelah Beliung seraya mengusap wajahnya dan menghela nafas gausar.

“Gimana Mar? Boy?” tanya Magma.

“Ck! Kita udah dapet petunjuk, cara nyelesein kutukannya. Tapi ada masalah yang lain, yang gue pikir, kayaknya bakal dikit susah,” jelas Boy seraya mengacak rambutnya.

Raja mengerutkan keningnya, “Apa?”

Kali ini Martin yang menjawab. “Kalian inget perempuan yang tadi nawarin kue?--” ketiganya mengangguk “--dia suka sama Galaksi. Kalau sampai dia denger, kita mau nyelesein masalah--bukan!”

“Ha? Gimana si njir?!” kesal Magma.

Boy menghela nafas kembali, menjitak kepala Martin lebih dulu, dan mulai menjelaskan apa yang menjadi keputusan dari ayah si kembar.

“Biar kutukannya hilang, harus ada tujuh orang yang ngewakili pergi ke sungai terlarang. Maksudnya gini, di sungai terlarang, kalau kita telusuri lebih jauh, bakal ada gua”

“Kata ayah Prince, di gua itu nanti bakal ada kehidupan lain. Bentar! Jangan dulu dipotong!” sentak Boy pada Beliung yang ingin menyelanya. Dirinya menghela nafas pelan sebelum lanjut menjelaskan.

“Dunia lain yang dimaksud bukan kayak Fantasy, tapi kita bakal pindah alam--”

“Apaan si njir?! Gue belum siap mau mati!”

‘Plak!

‘Plak!

‘Plak!

‘Plak!

Martin terkekeh melihat Beliung yang di tampar berkali-kali oleh temannya itu. Siapa suruh menyela omongan Boy? Beliung mencebikkan mulutnya sembari mengusap pipinya sembari meringis.

“Lanjut?”

“Ah iya! Ya pokoknya gitulah. Disana kita nyari tujuh bunga beda jenis. Masing-masing dari tujuh orang ini, nanti ambil satu-satu.”

The SubconsciousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang