Di suatu tempat yang berada dipedalaman.
"Nona tolong mengertilah"
Seorang gadis bersurai hitam, gradasi biru di ujung rambutnya, berfokus pada pohon didepannya. Mengabaikan maid yang sedari tadi berbicara.
Gadis berperawakan manis kerap di panggil [Name], sedang menargetkan anak panah pada buah apel di dahan pohon. Dia menarik sumbu panah hingga membentuk sudut 180° dan melepaskan tarikannya.
"Srek"
panah itu langsung melesat cepat mengenai apel kecil di dahan paling tengah dari pohon itu. Senyuman indah terukir di bibir ranum itu, ya targetnya tercapai.
Puas tersenyum dia melirik ke arah maid yang berdiri tidak jauh darinya. Maniknya menatap bosan maid itu, kemudian terlintas sebuah ide dibenaknya.
Gadis itu kembali mengangkat busur yang dipegangnya ke arah maid didepannya. Menarik sumbunya lalu melepaskannya. Panah itu langsung melesat melewati rambut maid itu.
Maid itu hanya tersenyum tapi terlihat disana senyuman menahann kekesalannya pada gadis dihadapannya ini.
"[Name] Marocana kau ingin membunuhku!"
Ucap maid itu yang tidak bisa menahan amarahnya lagi. Maid itu menghampiri gadis itu lalu mulai mengomel. Ia menatap jengah, rasanya maid didepannya ini seperti emak emak saja padahal mereka seumuran.
"Kau diamlah jangan memaksaku!"
"[Name]!! Kau tau aku juga lelah memaksamu"
"Berapa kali aku katakan, Aku tidak akan menurutinya!"
Ucap gadis itu sambil berdecak kesal. Apalagi yang mereka inginkan, dia sudah menolak dengan tegas. Dia tidak ingin datang ke pesta yang membosankan itu.
"Tapi ini perintah tuan"
"Sialan pria tua Bangka itu"
Gadis itu memegang pelipisnya. Kepalanya penuh, pikirannya terganggu. Rasanya dia ingin melarikan diri dari sini.
"Katakan padanya aku menolak" dia mengarahkan tangannya, tanda mengusir maid itu supaya dia pergi. Agar jangan membuntutinya seolah dia adalah pencuri.
"Apalagi aku tidak akan lari"
Maid itu tidak mengindahkan perkataannya. Ia menatap dengan serius.
"Tuan berkata jika anda tidak pergi anda akan ditunangkan secepatnya"
Setelah mengatakan itu maid itu pergi meninggalkan gadis itu yang membeku sempurna.
"Kekonyolan apa lagi ini sial!"
*****
Gadis manis bernama [Name] Marocana itu, berjalan mondar mandir di sebuah ruangan megah yang terlihat seperti kamar tidur gadis itu. Ntah apa yang dilakukan olehnya, [Name] benar benar tidak tahu apa yang akan dia lakukan.
"Tidak bisa kali ini kau harus datang ke pesta ini"
Pikirannya penuh dengan kekesalan dan juga penolakan yang tak tersampaikan. Kenapa dia harus di ancam bertunangan segala. Dia masih berumur 16 tahun yang benar saja semudah ini dia terikat dengan pernikahan.
"Tidak bisa dibiarkan!"
Rutuknya dia berpikir keras apa yang harus ia lakukan. Jika seperti ini, dia tidak bisa menolak ia harus menuruti agar ia tidak ditunangkan.
"Kenapa sih pria tua Bangka itu sak mau nikahin orang!"
Dasar pria tua Bangka yang nyatanya kakeknya itu tidak bisa ia tolak. Dia sangat marah pada kakeknya tapi dia teramat menyayanginya.
"Ingin rasanya menghilang"
Gadis itu menghamburkan tubuhnya di kasur empuknya. Otaknya sudah lelah berdebat sendiri. Ia memejamkan matanya menikmati ketenangan yang mulai merasuki hatinya.
Tiba tiba terlintas bayangan kondisinya di pesta membosankan itu membuat matanya kembali terang. Dia tidak bisa tidur tenang jika hanya menurut sampai pesta itu selesai. Kenapa harus pesta membosankan kenapa bukan bar ntah itu tempat hiburan lainnya?.
Otaknya kembali berdebat. Omong omong tentang hiburan lainnya bagaimana jika....
"Aku melarikan diri saja!"
"Waaah ide yang sangat brilian"
[Name] bangkit dari acara rebahannya. Dia melipat kakinya duduk di atas kasur empuknya mengambil bantal dan meletakkannya di atas pangkuannya.
"Tapi cara ini cukup mudah ketahuan oleh kakek"
[Name] memegangi dagunya, dia mulai berpikir selama ini dia sudah sering ketahuan kabur. Baik itu melarikan diri dari jam pelajaran, dari pertemuan, dari pesta sudah sering ia lakukan. Dan masalahnya dia selalu tertangkap.
"Kaizo sialan itu!" Rutuk [Name], mengingat pria itu yang selalu menangkap basah dirinya.
"Pengkhianat keji yang berkedok sahabat baik sial"
Kesal [Name] benar dia menganggap kaizo sebagai sahabat dan kakak laki-lakinya karena lebih tua darinya. Tapi apa yang ia dapatkan pria itu selalu mencepui kegiatannya pada kakeknya itu. Walaupun begitu pria itu tetap sahabat terbaiknya hanya saja ia sedikit kesal.
"Ck pasti dipesta nanti aku akan menjadi pasangan kaizo"
"Apa jangan jangan kakek juga ingin menunangkanku dengannya?"
"Tidak tidak..... aku hanya ingin menikah dengan matekuu aku ingin pacaran sebelum menikah...."
[Name] mulai berdebat lagi dengan dirinya sendiri.
"Andai aku bertemu secepatnya dengan mateku"
"Maka aku tidak akan di ancam bertunangan huh?"
"Haih sudahlah aku tidak mengerti lagi"
[Name] lelah diapun memilih berhenti berpikir. Dia berdiri dari kasurnya dan berjalan menuju jendela kamarnya. Maniknya menatap binar langit yang dihiasi bintang.
Melihat bintang ia teringat dengan sebuah benda. [Name] merogoh kantongnya dan mengambil sebuah tusuk rambut berhias bintang pada bagian tiangnya dan di ujungnya sebuah planet. Jika dilihat tusuk rambut ini persis berhias galaxy.
[Name] mengarahkan tusuk rambut itu pada cahaya rembulan yang memantul dari jendela kamarnya. Membuat tusuk rambut itu terlihat indah dan berkilau.
"Barang seindah ini siapa pemilik sebenarnya"
Tanya [Name] ia teringat tidak pernah memiliki barang indah seperti ini. Tapi ketika ia bertanya pada kakeknya kakeknya mengatakan jika barang itu sudah ia bawa sejak kecil.
Keputusan [Name] barang ini bukan miliknya mungkin diberikan oleh seseorang?. Jika dipikir-pikir kenapa ia terlalu memikirkannya mungkin saja ini barang peninggalan milik ibunya.
[Name] menghela nafasnya, kemudian dia berjalan menuju meja rias dan duduk didepan kaca riasnya.
Maniknya menatap pantulan dirinya.Wajah putih bersih dengan bola mata coklat dan bibir semerah darah. [Name] tersenyum dan mulai melepaskan ikatan rambutnya, membiarkan rambut panjang berwarna hitam kebiruan itu tergerai sendirinya. Ia lalu meletakkan ikat rambut dan tusuk rambut yang ia pegang di lacik meja riasnya.
"Waktunya tidur my sweety"
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS STRANGE (Boboiboy x Reader)
Romance"Jangan mengenalku" "Kau akan membenciku jika kau mengenalku"