12

147 19 0
                                    


Rhaella dan Raneysha sekarang berada di perjalanan untuk menuju salah satu tempat yang akan mereka berdua datangi. sebenernya dis sudah mengajak yang lainnya tetapi yang bisa hanya Raneysha dan langsung saja Rhaella menjemput sepupunya itu yang memang sudah tinggal dirumah omah mereka bersama adiknya, Vanesha.

Sepanjang perjalanan mereka membahas hal yang random, hingga Raneysha menanyakan hal yang membuatnya terdiam. "Lo kenapa el? lagi ada masalah ya?."

Rhaella menggigit bibir bawahnya ragu untuk bercerita sekarang.

"Gapapa kalo lo belum bisa cerita, gue siap kok dengerinnya kapan pun lo mau."

Rhaella menggelengkan kepalanya. "Enggak kok sha, gue lagi kepikiran aj soal omongan eyang yang nyuruh gue buat berhenti lakuin dance." ucap Rhaella sambil fokus pada jalan didepannya karena dia mengendarai mobil sekarang.

"Papah yang tadinya dukung malah jadi ikut-ikutan nyuruh berhenti jujur gue kecewa banget sama mereka."

"Cuma mamah sama bang Asher doang yang ada disamping gue sekarang." lanjutnya.

Raneysha mengangguk mengerti dengan pembicaraan Rhaella.

"Apa gue turutin aja ya perkataan eyang sha? gue berhenti ngelakuin hal-hal yang gak ada gunanya menurut mereka semua padahal yang mereka maksud itu salah satu hal yang bisa bikin gue tenang dan melupakan semua masalah tapi kenapa kayaknya susah banget mereka ngebebasin gue ngelakuin apapun yang gue pengen."

"Menurut gue lo gak usah pikirin hal-hal yang mengganggu hidup lo El, karena yang ngejalanin lo bukan mereka semua bisa ngelakuin apapun yang lo pengen tanpa memikirkan perkataan orang lain karena kalo semakin lo pikirin yang ada bisa menghambat semuanya yang udah lo dapatkan selama ini."

"Trust me Ell, masih ada kita-kita yang dukung lo." ucap Raneysha menenangkan Rhaella yang sudsh mulai menangis.

Rhaella kemudian menghentikan mobilnya dibahu jalan untuk menenangkan dirinya yang sudah tidak bisa mengontrol emosi nya.

"Gue gantiin lo nyetir, pindah deh." kata Raneysha sambil menyuruh Rhaella berpindah tempat dengannya dan disetujui.

Setelah berpindah tempat dan Raneysha mengambil alih untuk mengendarai mobil.

"Gue males banget setiap ada pertemuan keluarga papah, pasti ujung-ujungnya yang dibahas gue mulu mana dibanding-bandingin juga lagi, kenapa selalu gue gitu loh bikin kesel aja." ucap Rhaella yang sudah menghentikan nangis nya dan mengusapnya dengan kasar.

"Btw Sha, gimana tinggal dirumah oma? gue jadi jadi ikut sedih sama perpisahaan orangtua lo." ucap Rhaella dengan tiba-tiba.

"Sejauh ini nyaman aja kok El, Vanes juga lebih senang dirumah oma dibanding dirumah kita katanya lebih tenang dan aman, karena dirumah lo tahu sendiri haha papah sama mamah berantem mulu gue pusing dengernya." balas Raneysha yang memang sudah berdamai dengan keadaan bahwa James dan Sienna telah bercerai dan anak-anaknya memutuskan meninggalkan rumah mereka untuk tinggal dirumah Omahnya.

"Bagus deh, pulang nanti mampir toko mainan ya gue mau beliin buat Vanes."

Raneysha yang mendengar perkataan sepupunya ini terheran-heran. "Lo gak salah? Vanes udah kelas 5 kalo lo lupa."

"Ya memangnya kenapa? dia kan masih kecil juga jadi gapapa dong pasti dia suka."

"Terserah lo deh El." ucap Raneysha pasrah kemudian melepaskan seatbelt karena mereka berdua sudah sampai di tempat yang banyak menjual makanan yang enak. Rhaella mengajaknya untuk kulineran yang berada ditengah kota.

Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan dari arah parkiran untuk masuk.

"Rame banget sha, sumpek gini jadinya." ucap Rhaella sambil menggandeng tangan sepupunya ini.

FRIEND(SIST)PTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang