Bab 1 - Reinkarnasi

1 0 0
                                    


Di atas reruntuhan istana yang hancur, dua sosok berdiri saling berhadapan.

Derolus Vartioald, Raja Iblis Agung, dengan tubuh tinggi dan aura gelap yang memancar, menatap dengan mata tajam pada sosok di depannya.

Di hadapannya, Od-Riter, pahlawan legendaris dengan pedang berlumuran darah, memandang balik dengan tatapan penuh penghormatan.

"Jadi, akhirnya sampai pada titik ini," ujar Derolus dengan nada suara angkuh namun tenang. "Kau berhasil mengalahkanku, pahlawan."

Od-Riter mengangguk, tetap waspada namun menunjukkan rasa hormat. "Kau adalah lawan yang paling kuat dan terhormat yang pernah kutemui."

Derolus tertawa kecil, suara rendahnya bergema di reruntuhan. "Kau memang berbeda dari yang lain, Od-Riter."

"Tidak ada kebencian, hanya ada rasa hormat." Kata Derolus sambil terkekeh. "Itulah yang membuatmu layak untuk menantangku."

Od-Riter menggenggam pedangnya lebih erat. "Kita berdua tahu bahwa jalan ini hanya memiliki satu akhir, Derolus. Namun, sebelum itu, aku ingin tahu—mengapa kau memilih jalan kegelapan ini?"

Derolus tersenyum tipis, menyapu rambut hitamnya ke belakang. "Kau berbicara seperti seorang yang benar-benar yakin akan kemenangan ini. Namun, apakah kau tahu, Od-Riter, bahwa ini bukanlah akhir dari segalanya? Kegelapan ini akan kembali, seperti halnya roda kehidupan yang tak pernah berhenti berputar."

Od-Riter mengangguk dengan penuh penghormatan. "Aku mengerti, Derolus. Kau adalah bagian dari dunia yang kompleks, yang tidak bisa aku hancurkan sepenuhnya. Tapi aku hadir di sini untuk memberikan harapan kepada mereka yang tak berdaya di bawah kekuasaanmu."

Derolus berdiri dan meluruskan kedua lengannya ke samping. "Kamu adalah pahlawan yang luar biasa, Od-Riter."

Od-Riter mengangguk. "Terimakasih, Aku merasa terhormat di puji olehmu."

Derolus tertawa, sebelum akhirnya menghela napas panjang. "Maka, selesaikanlah. Biarkan dunia melihat bahwa bahkan Raja Iblis Agung pun bisa mati."

Dengan satu gerakan cepat dan penuh determinasi, Od-Riter mengayunkan pedangnya.

Serangan itu tepat mengenai jantung Derolus, dan darah gelap mengalir deras.

Namun, bahkan dalam kematiannya, Derolus tetap berdiri tegak, matanya masih memandang lurus ke depan dengan kebanggaan yang tak terpatahkan.

"Terima kasih, Od-Riter," ucap Derolus pelan, napas terakhirnya. "Kau telah memberiku kematian yang layak."

Od-Riter menundukkan kepala sebagai tanda hormat, menyaksikan Raja Iblis Agung itu jatuh ke tanah, meninggalkan dunia ini dengan penuh kehormatan.

Sialan...

Apakah hidupku benar-benar akan berakhir disini..?!!

Derolus Vartioald merasakan kegelapan menelan dirinya, menyelimuti kesadaran yang perlahan memudar.

Namun, dalam kekosongan itu, sebuah kekuatan yang tak terjelaskan menariknya kembali.

Dia merasakan dinginnya batu di bawah tubuhnya dan suara gemuruh air di kejauhan.

Ketika matanya terbuka, dia melihat atap goa yang gelap dan basah.

Derolus bangkit dengan susah payah, tubuhnya terasa lemah dan canggung.

Dia menatap tangannya, yang kini lebih kecil dan kurang berotot dibandingkan sebelumnya.

"Apa ini?" gumamnya, merasakan kebingungan bercampur kemarahan. "Ini bukan tubuhku... Apakah aku bereinkarnasi?"

"Jika benar begitu." Melihat pakaian lusuh yang dikenakannya, Derolus menggerutu. "Bagaimana mungkin aku, Raja Iblis Agung, bereinkarnasi menjadi tubuh yang hina seperti ini?"

Dia menggerakkan tangannya, merasakan kekuatan yang sangat lemah dibandingkan dengan tubuh lamanya.

Namun, matanya segera tertuju pada sebuah buku berdebu yang tergeletak di sampingnya.

Sampulnya bertuliskan "Book of the Nirvana Sword" – sebuah buku panduan seni bela diri pedang tingkat transenden.

"Book of the Nirvana Sword?" gumam Derolus, membaca judulnya.

Dengan cepat, dia mulai membaca buku tersebut, menyerap setiap teknik dan prinsip yang diajarkan.

Derolus tersenyum tipis. "Menarik sekali," ujarnya seraya membalik halaman. "Ini jauh berbeda dengan seni beladiri di dunia ku sebelumnya..."

Tiba-tiba, dia merasakan memori samar dari pemilik tubuh ini, seorang pemuda sebatang kara yang tewas setelah mencuri buku ini lalu bersembunyi di goa.

Dikejar dan diburu tanpa henti, pemuda itu akhirnya mati di dalam goa ini, membawa buku seni bela diri yang sangat berharga di lengannya.

Pemuda ini memiliki identitas yang sangat banyak, dan dia bahkan telah mencuri 'Book of the Nirvana Sword' dari Aliansi Murim.

Dengan identitas yang berbeda, tentunya.

"Ah, jadi pemuda ini berani mencuri sesuatu yang begitu berharga," kata Derolus dengan senyum tipis. "Sungguh berani, namun bodoh."

Derolus tertawa kecil, merasakan kegembiraan yang aneh. "Nasibmu buruk, anak muda. tetapi terima kasih atas tubuh ini."

Dengan penuh keyakinan, dia membuka buku itu dan mulai mempelajarinya.

Setiap halaman berisi teknik-teknik yang rumit, namun dengan mudahnya, Derolus dapat memahami dan menguasainya dengan cepat.

Derolus menyandarkan tubuhnya ke dinding goa, mencoba untuk merasakan energi kekuatan yang biasa dia gunakan di kehidupan sebelumnya.

Setelah beberapa menit terlewati, Derolus menghentikan percobaannya.

"Aku tak bisa merasakannya," bisiknya pada diri sendiri. "Sepertinya tidak ada 'mana' sedikitpun di dunia ini."

"Huftt..." Derolus menghela napas panjang, dia kembali berdiri "Ini akan sedikit merepotkan."

Raja Iblis Bereinkarnasi ke JianghuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang