Bab 2 - Dua murid cantik sekte hwasan.

0 0 0
                                    

Di dalam goa yang gelap dan sunyi, hanya suara gemericik air yang memecah keheningan.

Derolus Vartioald berdiri tegak dengan pedang di tangannya, wajahnya terlihat sangat dingin.

Di depannya, sebuah batu besar berdiri kokoh.

Derolus menatap batu itu dengan tatapan tajam.

Dalam pikirannya, ia mengingat kembali langkah-langkah yang telah dipelajarinya.

"Nirvana Sword Art, Basic Technique 15th. Dragon's Cry..." Derolus mengucapkan nama teknik itu dengan suara rendah, namun penuh dengan kepercayaan diri.

Dia mengatur napasnya, membiarkan sebuah energi bernama 'Qi' mengalir melalui tubuhnya.

Dengan satu gerakan cepat, dia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, mengumpulkan kekuatan di lengan dan bahunya.

Dalam sekejap, pedangnya melesat turun dengan kekuatan yang luar biasa.

Saat pedangnya bertemu dengan batu besar, suara gemuruh terdengar memenuhi goa.

Cahaya biru keunguan yang berasal dari pedangnya menerangi dinding goa yang gelap.

Batu itu bergetar hebat, dan suara yang dihasilkan dari benturan tersebut menyerupai raungan naga yang menggelegar, menggema di seluruh goa.

Derolus merasakan getaran itu merambat melalui tanah dan dinding goa.

Batu-batu kecil berjatuhan dari langit-langit goa, dan lantai di bawahnya bergetar hebat.

Namun, dia tidak mundur sedikit pun.

Dia tetap berdiri teguh, mengamati hasil dari serangannya.

Perlahan, getaran mulai mereda, dan debu yang beterbangan mulai mengendap.

Derolus menatap batu besar itu yang telah hancur menjadi debu.

Dengan senyum tipis di wajahnya, Derolus menyarungkan pedangnya kembali. "Ini baru permulaan," gumamnya pada dirinya sendiri. "Aku akan menguasai semua teknik dalam buku itu, dan dunia Murim akan menyaksikan kebangkitanku."

Derolus menoleh ke arah pintu keluar goa, cahaya matahari yang menyelinap masuk memberi petunjuk bahwa hari baru telah dimulai.

Dia melangkah keluar dari kegelapan goa, merasakan sinar matahari hangat yang menyambutnya.

Udara segar terasa sangat kontras dengan suasana dingin di dalam goa.

Di kejauhan, dua wanita cantik yang terlihat seperti seniman beladiri hebat, berdiri sambil menatap Derolus dengan tajam.

"Akhirnya kami menemukanmu, Gang Jinyeol..!!" Teriak salah satu dari mereka.

Derolus menyipitkan matanya. "Gang Jinyeol?" Gumamnya, mencoba mengingat sesuatu. "Ah, Benar. itu adalah nama tubuh ini."

Derolus mendekati kedua wanita itu dengan langkah mantap. "Siapa kalian dan apa yang kalian inginkan dariku?" tanyanya dengan suara tegas.

Salah satu dari mereka, seorang wanita dengan rambut hitam panjang dan mata yang tajam, menjawab, "Kami adalah murid dari sekte hwasan"

Derolus mengernyitkan dahi, berusaha mengingat apa yang telah dilakukan oleh Gang Jinyeol sebelumnya.

Namun, ingatannya masih samar-samar. "Aku tidak ingat melakukan sesuatu yang salah," balas Derolus dengan tenang. "Tetapi jika kalian ingin bertarung, aku tidak akan mundur."

Wanita yang satu lagi, dengan rambut merah dan sikap yang lebih tenang, berkata, "Bertarung? Apa kau bercanda?!?."

Derolus terdiam, mencoba memproses informasi yang dia dengar.

"Mereka ini kenapa?" Batinnya merasa kesal. "Haruskah ku bunuh saja mereka?"

Wanita berambut merah menatap Derolus dengan sangat tajam. "Setelah melakukan semua 'hal itu' kau malah mengajak kami bertarung?!?" Teriaknya

Derolus menggertakan giginya. "Sangat menjengkelkan.." Pikirnya. "Tapi, bukankah lebih baik menggali informasi dunia ini dari mereka? ingatan tubuh ini agak samar."

Dia memutuskan untuk menguji kedua wanita tersebut, mengumpulkan informasi sebanyak mungkin sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.

"Mari kita luruskan beberapa hal," katanya, suaranya tetap tenang dan mantap. "Gang Jinyeol, atau siapa pun namaku sebelumnya, tidak penting. Apa yang kalian maksud dengan 'hal itu'?"

Wanita dengan rambut hitam menyeringai, seolah dia kecewa dengan jawaban Derolus.

"Kau sungguh pandai berpura-pura, ya?!" Ucapnya sambil menahan air matanya, tubuhnya hampir terjatuh.

Wanita berambut merah menopang wanita satunya yang hampir terjatuh, "Kim Jisoo, kau tidak apa?.."

Kim Jisoo mengangguk lemah, "Ya, aku tak apa, Kim Minju

Kim Minju menatap Derolus dengan penuh kebencian. "Setelah mengambil kesucian kami, kau malah bertindak seolah-olah melupakannya.." Gumamnya, menahan air mata yang hampir jatuh. "DASAR BAJINGAN...!!"

KESUCIAN..?!??

Tubuh Sialan...

Sudah lemah, dan sekarang malah meninggalkan masalah rumit seperti ini.

Derolus merasakan kejutan singkat mendengar pernyataan wanita itu, tapi dia dengan cepat menutupi ekspresinya dengan penampilan tenang.

Dia tahu bahwa situasi ini lebih serius daripada yang dia duga.

"Saat itu kami tidak berdaya," lanjut Kim Minju dengan suara gemetar, matanya penuh kemarahan. "Kau memanfaatkan situasi, merampas sesuatu yang sangat berharga bagi kami."

"Hooo..?" Gumam Derolus, mengeluarkan senyuman tipis. "Gang Jinyeol memiliki sifat iblis? aku menyukainya.."

Derolus menundukkan kepala, seolah menimbang berat perbuatannya.

"Aku mengerti mengapa kalian begitu marah dan terluka," kata Derolus perlahan, suaranya penuh penyesalan yang dipaksakan. "Jika aku benar-benar melakukan hal seperti itu, aku pantas menerima hukuman terberat."

Kim Jisoo, yang sebelumnya sangat emosional, sekarang menatapnya dengan kebingungan yang bercampur rasa sakit.

"Bagaimana bisa kau tiba-tiba menjadi seperti ini?" tanya Kim Jisoo dengan suara lirih.

Derolus menatap kedua wanita itu dengan penuh keseriusan. "Aku tidak bisa menjelaskan apa yang telah terjadi, tapi aku benar-benar tidak ingat melakukan hal-hal mengerikan itu," jawabnya. "Yang bisa aku lakukan sekarang adalah membantu kalian sebisa mungkin untuk mendapatkan keadilan."

Kim Minju mengangkat pedangnya, matanya berkilat dengan determinasi. "Kalau begitu, buktikan dengan tindakan, bukan dengan kata-kata."

Derolus mengangguk, berusaha menunjukkan kesungguhan. "Baiklah, apa yang harus aku lakukan untuk menunjukkan penyesalanku dan membantu kalian?"

Kim Minju menyarungkan pedangnya kembali, meski tatapan matanya masih penuh kebencian.

Kim Minju berkata. "Ikut kami kembali ke Sekte Hwasan. Kau akan menghadapi hukuman dari para tetua sekte. Jika kau sungguh-sungguh, kau akan menebus dosa-dosamu di sana."

Hahaha..

Ini berjalan sesuai rencana

Derolus menyeringai, dia mengangguk pelan seraya melangkah maju mendekati dua wanita di depannya.

"Aku akan mengikuti kalian," kata Derolus dengan meyakinkan. "Mari kita pergi ke Sekte Hwasan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raja Iblis Bereinkarnasi ke JianghuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang