Series 2 dari "THE POLLUX"
Sinopsis:
Dengan fokusnya Fourth dalam kehidupannya setelah 7 tahun melupakan kehidupan berkenang di series The Pollux, akhirnya ia berada di Bangkok dengan kehidupan yang sedang ia jalani. Meski tidak sesuai dengan ekspet...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Musim gugur membuat pekarangan taman kecil milik rumah wanita tua itu kotor. Osaka, Jepang. Tahun 2016. Dimana cucu dari wanira tua itu, dengan nama Castor tinggal sudah lebih dari 7 tahun dan meninggalkan karakternya, keluarga nya, dan juga identitas lama miliknya.
Castor tinggal dengan wanita tua yang merupakan saudara dari neneknya yang berdarah Pure Jepang. Saudari dari ibu ayahnya.
Saat ini Castor mengepak barang-barangnya sembari ia melihati neneknya yang sedang memasak. Lalu Castor panggil, "Nenek! Aku bakalan berangkat 20 menit kedepan. Jadi jangan buatkan aku sarapan!" ujar Castor namun Neneknya membantah membuat Castor menghela nafas.
Castor selesai membereskan barang-barang siapannya. Sembari ia duduk di kursi meja makan, Castor makan dengan neneknya untuk terakhir kalinya sebab ia akan kembali ke Thailand tahun ini. Tentu dengan alasan penting.
Banyak yang terjadi setelah Castor pergi dan mendapatkan banyak kabar buruk. Namun setidaknya dia tahu bahwa Pollux, baik-baik saja sampai saat ini. Rasanya Castor tak heran bahwa Pollux akhirnya hisa lolos dari jeratan ayahnya. Dan masalah-masalah yang menyangkut padanya juga.
Namun kepergian ibunya adalah sungguh moment tersiksa. Ia tak tahu bakalan seperti apa wajah ayahnya jika mengetahui Castor masih hidup dengan sehat, bahkan tinggal di dekat keluarga ayahnya. Entah marah, kesal, atau bahkan ingin membunuhnya, Castor sungguh tak ingin mengaku bahwa Ayahnya adalah pria terbaik yang pernah ia akui sebagai pria itu. Kenyataanya tidak sama sekali.
Ayahnya adalah sosok yang arogan, egois dan kurang bersahabat mengenai keluarga.
Meki begitu, Castor tahu ayahnya peduli dan menyayangi anggota keluarganya. Terkecuali Pollux. Hanya saja Gun bukanlah pria yang hidup dilingkungan sehat dan lembut.
Nenek Castor dan Castor sendiri makan dengan tenang di meja makan. Namun Castor melirik ponselnya, yaitu Iphone 7 miliknya yang nampak membantunya berkirim pesan dengan salah satu managernya yang nampak akan menjemputnya di bandara Thailand, Bangkok.
Dengan kontak bernamakan, "Manager Waan" itu mengingatkan setiap hal yang Castor harus bawa dari Jepang untuk kepengurusan penerbitan buku nya dan juga perjanjian yang harus sesuai dengan perusahaan yang sedang Gemini akan naungi bukunya pada perusahaan tersebut.
Setelah urusan kirim pesan itu, Castor menyelesaikan makannya dengan neneknya lalu segera pergi dengan Taxi. Mengucapkan salam terakhir pada Neneknya didepan rumah.
Mereka berpelukan dan seperti biasa, siapa yang tak akan menangis di posisi ini? Nenek Castor jelas menangis sedih. Namun Castor memiliki keputusannya sendiri.
Ia akhirnya pergi ke Bangkok, Thailand.
Dengan identitas baru, kehidupan baru, dan juga awal cerita baru bagi nya disana dengan rencana yang telah ia ingin jalankan.