Series 2 dari "THE POLLUX"
Sinopsis:
Dengan fokusnya Fourth dalam kehidupannya setelah 7 tahun melupakan kehidupan berkenang di series The Pollux, akhirnya ia berada di Bangkok dengan kehidupan yang sedang ia jalani. Meski tidak sesuai dengan ekspet...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Harus bagaimana Fourth sekarang?
Ia masih keringat dingin, kembali kebelakang layar sembari mengigit kukunya. Fourth menonton setiap pembicaraan pria tersebut, dengan menyebut bahwa namanya adalah Gemini beberapa menit lalu sembari sekarang pria itu tertawa ricuh dengan MC diatas panggung. Sorakan bahagia dari para penonton mengelegar memberi reaksi.
Mungkinkah itu Gemini? Tapi bagaimana bisa?
Setelah acara panjang ini, Fourth keruang kesehatan untuk meminum obat darah rendah-nya. Ia semakin memikirkan hal-hal lain diluar dugaan-nya.
Win satu-satunya orang yang memikirkan kondisi Fourth saat ini. Win pun kembali bertanya. "Fourth? Kau baik-baik saja?" tanyanya, resah.
"Ya. Jangan khawatir. Rapat Evaluasi akan dilaksanakan besok bukan?" tanya Fourth namun Win berkata, "Jangan dipaksa. Kau bisa meminta izin pada Bidang kok."
"Tidak perlu. Hei Win." panggil Fourth. "Apakah penulis itu masih ada disini?" tanya Fourth membuat Win mengangguk. Lalu Fourth mengangguk juga membuat Win heran.
"Heum, ayo??? kau jadi fans berat dia ya sekarang? haha..." ketawa keluar dari mulut Win. "jujur aku tak menyangka dia pria tampan seperti itu. Rasanya ga mungkin dia begitu? Ah aku juga belum selesai menyelasikan ceritanya. Boleh tidak si pinjam bukunya dari divisi kita? Atau aku harus beli."
Yang semua Win katakan tadi sama sekali buram bagi pendengaran Fourth. Dia hanya memikirkan pria tadi. Dan Fourth rasa ia harus mengetahui siapa sebenarnya pria tadi. 'Mungkin saja itu kembarannya. Bukan begitu?'
Fourth bangun tak lama setelah ia istirahat dan mendekati ruangan tata rias. Baru saja ia mendekat kearah pintu, tiba-tiba saja pria itu keluar dari ruangan dengan menelfon seseorang secara buru-buru membuat Fourth kaget.
Meski begitu dia tetap kekeh membuntuti pria itu. Fourth mengikuti pria itu dan si Jangkung tinggi berbicara dengan seseorang didalam ditelfonnya.
"Iya-iya... Aku janji tak bakalan selama itu. Aku baru saja selesai kok tenang." ujar pria jangkung itu berjalan membuat Fourth yang dibelakangnya cuman bisa mengikuti.
Namun pria ini berhenti dan mengetik diponselnya dilorong. Sementara Fourth mencoba bermain ponselnya di sisi tempat lain sementara si pria itu masih mengetik. Fourth melirik beberapa kali. Entah bagaimana tatapan keduanya akhirnya bertabrakan secara tak sengaja.
Pria itu mengerinyit heran setelah Fourth dengan tegas cepat melempar tatapan kearah lain sehingga Fourth merasa sangat tertekan. Takut bahwa pria itu tahu dia mengikutinya.
Namun perlahan Fourth melirik, dia tidak ada disana. Fourth yang panik segera mencari dan melihat ke arah lorong kiri dimana ada Toilet umum yang nampak baru saja di masuki seseorang.
Segera Fourth berlari dan melihati gagang pintu luar Toilet umum sembari melihat lurus kearah pintu.