Kenapa hari ini rasanya sedih banget ya.
Mungkin itu yang saat kini tengah terbenak dipikiran Gavin, lelaki yang usianya bahkan belum genap 17 tahun itu termenung dengan wajah masamnya, belum lagi posisi duduk ala-ala seorang pengangguran itu. Seolah-olah sedang merasakan pahitnya dunia.
Emang posisi duduk ala-ala pengangguran tuh gimana dah?
Entahlah, kalau di deskripsikan juga belum tentu tepat. Karen tidak semua pengangguran itu terlihat begitu menyedihkan kaya Gavin ini.
"Kenapa mas?" suara yang terdengar lembut itu menginterupsi khayalan Gavin.
Agaknya orang lain juga merasa prihatin melihat Gavin yang termenung sendirian ini. Emang lebih menyedihkan tampangnya daripada gelandangan kayanya.
Ia menoleh mendapati dua gadis dengan raut muka yang terlihat iba. "Gapapa, lanjut jalan aja mbak" ujar Gavin tersenyum dengan wajah yang memelas.
"Tuh kan kata gue juga apa, lagian make seragam sma gitu lu bilang gelandangan" seru gadis dengan mata khas berbentuk kucing itu.
Rasanya hati Gavin sedikit tertoreh mendengar celotehan itu, yasudahlah kalau pun disebut gelandangan juga tidak apa-apa, yang penting wajahnya masih terlihat tampan.
"Jangan gitulah ra, kasian dia. Kayanya lagi patah hati gitu" sahut gadis disampingnya.
"Eh lu anak sma z kan, kalau mau nyari duit jangan jadi gelandangan kasian nyokap bokap lu. Udah sekolahin di tempat bagus gitu, malah liat anaknya jadi gak jelas gini."
Gadis itu menaruh secarik kertas disamping Gavin, yang di dalamnya bertuliskan nomor ponsel dan sebuah nama toko buku(?) apaan nih "Cicada's Book" jelek banget nama tokonya.
Berasa ngasih nama angkot.
Setelah memberikan petuahnya manusia bergaris mata kucing itu pergi, disusul dengan gadis berkardigan putih disebelahnya.
"Apa nih pdkt jenis barukah" Ucap Gavin bingung.
"Vin ya Allah lu dari kemarin gak pulang kemana aja sih"
"Jangan-jangan lu kabur gara-gara punya cewek ya?? LU HAMILIN DIA LAGI PIN??"
"Gue tau lu sayang anak lu, tapi keluarga nomor satu loh"
Niel berseru heboh, berasa udah gak pulang setaun si Gavin.
Gavin mendorong Niel yang terasa begitu dekat dengan wajahnya. Ia terlalu malas mendengar segala haluan sinting yang diucapkan Niel, emangnya Gavin bang Toyib apa?
"Lu lupa sama gue Vin??? syukur-syukur gak gue aduin lu ke nyokap lu pin pin..." Niel mengusap dadanya seraya menggeleng-gelenglan kepalanya heran.
"Apa sih lu, gue kemarin ketiduran di warnet. Kacau emang pikiran lo." syukur Gavin masih mau temenan sama dia.
Niel terkekeh ringan, "Gue kacau mikirin lo pin"
"SINTING LO DILARANG HOMO ANJIR"
KAMU SEDANG MEMBACA
'Pathetic
Fanfiction"i've met you in such a pathetic reason" "apa iyh banh" ©norrvenge 2024