Permintaan

1 1 0
                                    

Tok!tok!tok!

Seseorang mengetuk pintu rumahku pagi-pagi sekali.

"Maaf tuan Hanji. Saya di beri perintah oleh putri Nana untuk memanggil anda." Ucap seorang prajurit.

"Kenapa Nana memanggilku pagi-pagi begini? Apa ada hal yang penting?" Tanyaku.

"Saya tidak di beri tahu akan hal itu. Putri Nana hanya memerintahkan untuk menjemput anda." Ujarnya.

"Tunggu sebentar. Aku akan ganti baju dulu." Ucapku.

Aku segera mengganti baju dan berangkat ke istana. Semua prajurit memberiku hormat saat aku berjalan di depannya. Aku menyusuri semua sisi kerajaan, bahkan taman yang menjadi tempat favoritnya itu juga tidak ada di sana.

"Dimana dia? Apa dia sedang mengerjai ku?" Tanyaku dalam hati.

"Maaf tuan Hanji. Putri Nana sudah menunggu anda di kamarnya." Ucap salah seorang prajurit.

"Iya, terimakasih." Jawabku.

"Dimana kamarnya?" Tanyaku.

"Berada di lantai atas, kamar nomor 2 dan mempunyai guci bunga di depan kamarnya." Jawab prajurit tersebut.

"Terimakasih." Ucapku.

Aku segera menuju ke lantai atas dan mencari kamar Nana. Ternyata benar apa yang di katakan oleh prajurit tersebut.

"Apa yang sedang direncanakan oleh Nana? Semoga ini tidak menimbulkan masalah bagiku." Gumam ku.

Aku mengetuk pintu merah tersebut beberapa kali.  Beberapa saat kemudian Nana mengijinkan aku untuk masuk kedalam.

"Masuklah." Ucap Nana.

"Permisi." Ucapku membuka pintu kamar.

Pemandangan pertama yang aku lihat adalah Nana yang sedang memakai baju minim. Apakah itu pakaian dalamnya?

"Aaaa!!" Teriakku sambil menutup mata, namun aku membuka jari ku sedikit.

"Hey, kenapa malah kamu yang berteriak!" Teriak Nana.

"Tidak, kenapa kamu berpakaian seperti itu?" Tanyaku balik.

"Ini? Tenang saja, ini bukan pakaian dalam ku. Ini adalah baju luar. Bentuknya memang seperti ini." Jelasnya.

"Ooo, begitu ya. Aku baru tahu hal seperti ini." Ucapku.

"Apa kamu berpikir kalau ini adalah pakaian dalam ku?" Tanya Nana curiga.

"Ti-tidak juga." Jawabku singkat.

"Dasar mesum." Ucap Nana.

"Siapa yang kamu panggil mesum? Pakaian seperti itu bisa menarik laki-laki lain untuk melihatnya." Ujarku.

"Apa kamu juga tertarik dengan ku?" Tanya Nana penasaran.

"Ti-tidak. Biasa saja." Jawabku sambil memalingkan muka.

"Aargh!!" Teriak Nana tiba-tiba.

"Kenapa kamu berteriak?" Tanyaku panik.

"Tidak." Jawab Nana dengan wajah cemberut.

"Apa yang salah dariku! Kenapa sangat sulit memahami wanita!" Protes ku dalam hati.

Nana terlihat sedang berpikir keras, di depannya sudah berjejer banyak sekali gaun yang mewah. Dia seperti kebingungan saat ini. Aku akan coba bertanya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan, Nana?" Tanyaku membuyarkan konsentrasi Nana.

"Hanji? Sejak kapan kamu disini?" Tanya Nana.

Bare hand (Completed)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang