02. Ananta Ayden

90 17 1
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Kilas balik..

Tungkai jenjang milik ayden berlari menyusuri koridor sekolah, guna mencari sang pujaan hati yang sudah sedari lama dia kagumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tungkai jenjang milik ayden berlari menyusuri koridor sekolah, guna mencari sang pujaan hati yang sudah sedari lama dia kagumi. Hari ini dia berniat mengungkapkan perasaanya, kepada ananta.

Sebuah bucket bunga mawar merah sudah tergenggam kokoh pada lengan berurat miliknya, serta dua buah batang coklat juga tersimpan rapi pada saku celananya.

Di sudut sana, sudah terlihat gadis yang sedari tadi dia cari. Seperti biasa, rambutnya yang dia biarkan terurai seolah menambah kesan manis yang membuat jantungnya semakin berdegup tak karuan.

Ayden berjalan mendekat, semilir angin di siang hari seolah meramaikan pemandangan sekolah yang memang sudah ramai dengan puluhan manusia itu.

"Ananta." Gadis itu menoleh, pipi gembulnya terlihat begitu lucu dengan tatapan polos yang dia berikan. "Aku boleh minta waktu kamu sebentar?" Ayden berupaya menyembunyikan bucket bunga itu di belakang tubuhnya, meskipun usahanya sia sia karena mata ananta dapat menangkap bunga yang dia genggam.

Telapak tangan besar milik ayden terlihat terulur, dengan senang hati ananta menyambutnya dengan baik. Tubuh tinggi milik si pria, menambah kesan mungil dari si gadis.

"Kenapa ayden?"

Ayden mengigit bibir bawahnya, mencoba menghilangkan rasan gugup. "Aku bingung ngomongnya.. Tapi aku nggak bisa kalau nahan terus."

"Hm — ananta, mungkin ini terlalu pasaran dan juga nggak romantis." Ayden tiba tiba bertekuk lutut, membuat ananta kaget bukan main. "Jangan kayak gini, malu diliat yang lain." Gadis itu berusaha membangunkan ayden, yang di tolak secara halus oleh si pria.

"Ananta edelweiss — hari ini mungkin akan menjadi hari paling penting untuk seorang ayden edward. Hari ini dengan niat yang sungguh sungguh, aku mau memberikan segenap hati aku untuk mengisi hati kamu. Memberikan setulus jiwa, untuk menemani keluh dan kesah kamu. Memberikan tangan besar aku, untuk menggenggam tangan kecil milik kamu. Mungkin ini sedikit lebay atau bahkan menggelikan, tapi aku serius." Kepala ayden terangkat, bucket bunga dia ulurkan kearah sang gadis. "Ananta, apa bisa kamu menerima setiap uluran tangan aku untuk membersamai langkah kecil kamu?"

ANANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang