Meski malamnya tersebar berita soal penyerangan prajurit Hwaa pada kapal Hongjoong yang berhasil membuat seluruh penduduk merasa takut, pada pagi harinnya penduduk bersuka cita menyambut festival tahunan dengan datang beramai-ramai ke area luas untuk melaksanakan prosesi awal festival Arriba.
Donghae berdiri di atas mimbar tinggi sehingga bisa tampak di mata oleh seluruh penduduknya. Ia menyampaikan sambutan serta prakata sebelum akhirnya mengawali acara dengan memotong pita yang dilanjutkan dengan pelepasan lampion ke udara.
Segera setelahnya suara musik menggema diiringi gerak kompak oleh para penari yang mengenakan pakaian seragam. Tarian khas Tetra yang menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan panen mereka.
Alunan suara suling memulai tarian, dilanjutkan dengan alat musik harpa dan terompet serta beberapa alat lainnya yang berbentuk seperti gendang. Para penari menggaet para penduduk yang berdiri di sekitar altar tari untuk bergabung bersama. Suasana makin meriah saat tabuhan alat musik dipercepat.
"Hongjoong, bisakah kau dan orang-orangmu membantu kami untuk mengamankan acara ini?"
Minho berujar pelan, ia menerobos kerumunan untuk mencari sosok Hongjoong yang berdiri tak jauh dari tenda pengamanan. Hongjoong menoleh, kondisi teman-temannya tidak sepenuhnya baik, terutama Yunho yang enggan keluar rumah pasca peristiwa penculikannya kemarin. San ada tapi Hongjoong tidak merekomendasikan pria itu untuk berjaga, lebih baik San memulihkan kekuatan.
Kalau Mingi. Hongjoong mengusap wajahnya saat memikirkan tentang Mingi, Mingi dilarang keras untuk bertemu dengan Hongjoong selepas peristiwa kemarin. Hari ini saja terhitung sudah lima kali Hayoung memperingatkan agar Hongjoong tidak membawa Mingi pada hal-hal berbahaya.
"Mengamankan?"
Yang menyahut adalah Soonyoung, ia baru tiba setelah melihat-lihat kondisi sekitar. Ada Mingyu juga bersamanya.
"Ya," balas Minho.
"Bisakah kami bergabung?" pinta Soonyoung pula, ia mengendikkan dagu ke arah Mingyu dengan maksud memberi tahu kalau 'kami' di sini artinya dirinya dan Mingyu.
Minho menatap dua orang itu bergantian, ia tak terlalu mengenal dua orang ini. Hanya sebatas tau mereka adalah orang yang dibawa Hongjoong dari samudra penghadang mortal.
"Di tempat asal kami, kami juga polisi," tambah Mingyu mencoba meyakinkan.
Minho mengalihkan pandangan pada Hongjoong, menunggu respon pria itu atas perkataannya.
"Bagaimana? Kau ikut tidak?" tanya Minho pada Hongjoong.
Hongjoong mengangguk, mengusak rambutnya, "ajak mereka juga. Mereka ahli dalam bertarung. Kalau teman-temanku tidak usah dilibatkan."
Melihat Hongjoong menyetujui bergabungnya mereka, Soonyoung berseru senang. Mingyu membungkuk hormat pada Minho. Keduanya tahu bagaimana kondisi rekan-rekan Hongjoong sekarang.
Minho mengangguk, "ayo ikut aku. Akan kujelaskan tugas kalian." katanya pada Soonyoung dan Mingyu.
Lekas dua orang itu mengikuti.
"Mengapa kau datang ke Tetra?"
Di tempat lain Wonwoo setengah berjongkok di hadapan Gyuri, sejak gadis ini tiba ada banyak sekali pertanyaan dalam benak Wonwoo yang terus menghantui. Tangan Gyuri bersandar pada dahi, ia masih merasa pening. Tadi pagi ia mencoba menggunakan kekuatannya dan untung saja berhasil.
Terjadi getaran yang cukup membuat penduduk Tetra heboh karena ulahnya.
"Aku mau menemui kakekku," jawab Gyuri jujur, tangannya turun dari kepala untuk meremat perut. Dia muntah tiga kali ketika di rumah sakit. Tampaknya melalui pelayaran ini Gyuri mengetahui sisi lemah kekuatan elemen tanah sekaligus sisi lemah dirinya sendiri. Phobia dengan samudra.
![](https://img.wattpad.com/cover/371445143-288-k458182.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔2. End of The World [ATEEZ × SEVENTEEN]
FanfictionSPIN OFF + SEQUEL - EVEN IF THE WORLD END TOMORROW [SEVENTEEN] Jongho dan Yeosang tersedot masuk ke dalam portal yang membawa mereka jatuh di lautan negeri Cadassi, di bawah komando tirani Hongjoong keduanya terpaksa bercerita soal kekacauan yang te...