12

49 12 1
                                    

"Bajingan sialan!"

Jeong Yi-jun, dengan wajah merah, berjalan ke arahku. Jang Ui-yeol menghalangi jalanku, terkejut saat melihatnya semarah ini untuk pertama kalinya.

"siapa kamu!"

"berhenti. Dia takut."

"Apa-apaan ini?"

Meskipun dia mengertakkan gigi dan menerima semua kekuatan aura Jeong Yi-jun, Jang Ui-yeol tidak menyingkir di depanku.

Dilihat dari cara tangannya yang terkepal gemetar, kupikir dia akan memukuI Jang Ui-yeol, jadi aku keluar dari belakang Jang Ui-yeol.

'Setidaknya Jeong Yi-jun tidak akan memukulku.'

Ada jaring pengaman antara dia dan aku, sebuah kontrak. Namun, itu bukan untuk Jang Ui-yeol.

"tidak apa-apa, Aku tahu dia."

"Tetapi...."

"tidak apa-apa."

Wajah Jeong Yi-jun berangsur-angsur menjadi tanpa ekspresi saat dia melihatku mencoba melangkah maju dan Jang Eui-yeol mencoba melindungiku. Tapi emosinya tetap sama dan dia diam-diam marah.

"Sibal, mereka sedang bermain."

Dia melemparkan apa yang dia pegang di tangannya ke tanah. Merona-lah yang berguling-guling di tanah dengan suara benturan..

Isinya pasti sudah meleleh, dan cairan berwarna hijau muda mengalir keluar dari kantong yang pecah saat dibuang dan merembes ke dalam tanah.

Saat itulah aku menatap lurus ke arah Jeong Yi-jun. Meski cuaca dingin dan membuatku menggigil, butiran keringat kental terbentuk di wajahnya.

Aku kasihan padanya saat memikirkan dia berlarian di gang sambil berkeringat dan mencariku sambil memegang melon. Aku bilang ingin makan dengan satu tangan.

"Ki Yun jae, brengsek"

Dia memelototiku dengan tajam, lalu berbalik dan kembali turun. Saat aku mencoba mengejarnya, Jang Ui-yeol meraih lenganku.

"lepaskan"

"hey, dia terlihat berbahaya......."

Saat aku berbalik, Jang Ui-yeol menatapku dengan wajah penuh kekhawatiran. Jeong Yi-jun jelas berbahaya. Karena dia bukanlah orang biasa, melainkan orang yang memiliki kemampuan.

Tapi itu salahku karena membuatnya marah.

"itu tidak apa-apa. Itu karena aku yang salah. Biarkan aku pergi."

Mendengar kata-kataku, tangan Jang Ui-yeol yang memegang lenganku mengendur dengan lembut. Saat aku sedang berbicara dengan Jang Ui-yeol sebentar, Jeong Yi-jun sudah pergi jauh, jadi aku harus berlari untuk menyusuInya.

"Jeong Yijun!"

Aku memanggilnya, tapi dia tidak berbalik.

"Jeong Yijun!.... "Ugh!"

Saat aku berlari dan memanggil lagi, kakiku terpelintir dan aku terjatuh. Sayangnya kondisi jalan menurun dan kurang bagus. aku Berpikir bahwa aku akan terluka parah, aku secara refleks mengangkat tanganku untuk menutupi wajahku, tetapi bertentangan dengan apa yang aku pikirkan, aku tidak merasakan sakit apa pun.

"uh."

"dasar brengsek, kamu bahkan tidak bisa berjalan dengan benar."

Jeong Yi-jun mengulurkan tangannya, dan tubuhku pada akhirnya membeku dalam keadaan miring. Saat dia mengulurkan tangannya, tubuhku melayang dan berdiri tegak.

Kemampuan Jeong Yi-jun, telekinesis, itulah yang membuatku tidak terjatuh. Dia berdiri di sana dan tidak bergerak.

Aku merasa seperti akan terjatuh saat mencoba mengikuti dengan tergesa-gesa seperti sebelumnya.

𝘛𝘩𝘦 𝘛𝘳𝘢𝘴𝘩 𝘞𝘢𝘯𝘵𝘴 𝘵𝘰 𝘓𝘪𝘷𝘦Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang