3

2.5K 112 3
                                    

HAPPY READING
🌸

-
-
-

Ceklek..

"Bukankah seharusnya izin dulu sebelum membuka pintu" ujar pria di dalam sana yang tengah fokus ke layar laptop, tanpa mengalihkan pandangannya. Hingga tidak tahu siapa yang masuk.

Maudy terdiam beberapa saat, ia melihat pria di depan sana tengah fokus sedari dari. Oh lihatlah penampilan pria itu, kaos hitam dengan celana pendek, jangan lupakan kacamata yang bertengger di sana. Terlihat santai tapi kenapa sangat tampan sekali.

Karena tidak mendengar jawaban di depan pintu sana, Liam lantas menolehkan pandangannya.

Terlihat di sana, perempuan yang saat ini memakai dress biru selutut dengan lengan pendek dan motif bunga, rambut yang di ikat, tengah memegang nampan berdiam diri di depan sana, sambil tersenyum. Apa? Tersenyum?.

"Maudy?" Bukankah seharusnya wanita ini istirahat di kamar, lantas mengapa kemari.

"Ada apa?, seharusnya kau istirahat di kamar"

Maudy tampak malu malu dan grogi saat ini. "Eum.. Liam Aku membawakan sandwich dan cappucino untukmu, kamu harus mengisi perutmu" Ujar Maudy dengan senyuman manisnya.

Maudy perlahan mendekati sofa yang ada di sana, kemudian meletakkan makanan itu di atas meja, lalu ia duduk di sofa ruangan tersebut.

Liam di buat heran saat ini, apa yang sudah ia lewatkan. Tumben sekali ini bahkan pertama kalinya Maudy mengajak bicara langsung, dan membawakan makanan?, apa istrinya itu sedang kerasukan setan.

"Haiss ayo kemarilah" Maudy di buat greget, karena pria itu tidak kunjung bangun dari kursinya.

Meski terheran heran, Liam perlahan beranjak dari duduknya. Kemudian duduk kembali di sebuah sofa yang ada di seberang Maudy.

Meski begitu Maudy kini beranjak dari duduknya, lalu kembali mendaratkan tubuhnya di samping dekat dengan suaminya.

"Gadis ini?, apa yang terjadi bukankah sangat enggan bila berdekatan denganku" Batin Liam

"Ayo makanlah, kamu belum makan kan?, aku tahu dari pelayan kamu belum makan apa apa pagi tadi" Maudy tidak melunturkan senyumannya.

"Aku sengaja membuatkannya untukmu" lanjut maudy

"Kau yang membuatnya?" Tanya Liam dan di angguki dengan senyuman oleh Maudy, Liam cukup terkejut, tetapi ia pandai mengendalikan ekspresinya.

Sampai detik ini Liam masih terdiam, mencerna kejadian saat ini. Mungkinkah ini mimpi.

Melihat keterdiaman suaminya, membuat senyuman Maudy perlahan luntur.

"Kamu... Tidak mau ya?" Maudy tampak mengerucutkan bibirnya, terkesan lucu di mata Liam.

"Apakah kamu tidak sudi memakannya " ujar Maudy dengan raut wajah yang murung, namun Liam tak kunjung menjawab, ia sedari tadi hanya memandang wajah sang istri dan dengan segala pertanyaan di benaknya.

"Baiklah kalau kamu tidak mau" Maudy hendak membawa nampan itu kembali, tetapi tangannya di tahan oleh Liam.

"Tidak, maksud saya tidak seperti itu" Ujar Liam dengan nada pelannya, jika di perhatikan itu terdengar sangat lembut di telinga Maudy.

Sorry My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang