8

63 0 0
                                    

Perempuan itu adalah Arumi, salah satu anak pejabat yang tinggal tak jauh dari kawasan kontrakan Salma dan Danu. Jika sudah mencari Danu, pasti Arumi ada keperluan dengan Gina. Entah meminta Gina untuk membantu pekerjaan rumah atau pekerjaan yang lain.


"Nanti gerobaknya ditarik aja. Biar Mang Dadang yang kaitkan dengan tali dengan bagian belakang mobil." Arumi menunjuk bagian belakang mobilnya.


Gegas Mang Dadang pun segera membuka bagian belakang mobil milik sang majikan. Ia mengikat gerobak milik Danu tanpa menunggu diperintah dua kali. Kedua orang tua Danu ingin segera bertemu dengan Gina. Padahal, Danu belum mengiakan permintaan Arumi.


"Sudah, Mas Danu silakan duduk di depan. Biar saya yang di bagian tengah." Arumi justru membukakan pintu untuk Danu.


Gagal sudah rencana Salma bermesraan dengan Danu. Arumi seolah datang tanpa permisi. Akan tetapi, Salma tidak bisa berbuat banyak. Ia pasrah dengan apa yang terjadi.


Sesampainya di rumah kontrakan Danu, tampak Gina sedang menyuapi Putri. Anak mereka kini sudah bisa makan dengan lahab meski dengan lauk dan sayur seadanya. Gina sempat memasak sayur sop yang dibeli dari tukang sayur keliling. Hanya sayur sop dan tempe goreng, untuk Putri, Gina menyediakan telur, minimal satu butir sehari.


"Mbak Gina ... aku datang loh," kata Arumi yang memang dekat dengan Gina sejak lama.


"Lho? Sama siapa, Mbak Rumi datang? Maaf, ini saya malah asyik bercanda sama Putri." Gina meletakkan mangkuk lalu menyalami Arumi dengan sopan. "Silakan masuk, Mbak," kata Gina yang kini terkejut melihat kedatangan sang suami bersama Mang Dadang.


"Aku ajak aja Mas Danu balik, Mbak. Lagian udah habis kayaknya dagangannya. Oh, ya, Mbak, lusa aku lamaran, Mbak. Mbak Gina diminta bantu-bantu masak di rumah. Ajak Putri juga, nanti biar aku yang momong," kata Arumi langsung pada topik bahasan.


"Alhamdulilah, saya siap, Mbak. Berarti saya pagi langsung datang, ya, buat lusa?" Gina tidak mau salah jadwal karena ini untuk acara penting Arumi.


"Iya, kalo bisa sih, pas Subuh. Atau gini aja, Mbak Gina nginep aja besok di rumahku. Bawa semua baju dan keperluan Putri. Tenang, ada banyak kamar kosong. Kalo Mas Danu mau ikut nginap juga nggak apa," kata Arumi menawarkan juga pada Danu.


"Oh, maaf, bukan nggak mau. Saya jualan, Mbak." Gina menoleh ke arah sang suami dan berharap Danu mau libur satu hari karena keluarga Arumi banyak membantu mereka.


Danu merencanakan lusa bisa bersama dengan Salma. Setidaknya mengganti untuk sore ini. Jika memungkinkan, Danu akan menginap di rumah Salma. Akan tetapi, terlalu berisiko tinggi.


"Nggak apa kalo Mas Danu mau jualan. Nanti untuk urusan pasang tenda dan dekorasi sudah ada orang yang menangani." Arumi paham mimik wajah Gina yang tidak enak hati padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menikah Lagi untuk Membalas Sakit HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang