BAGIAN EMPAT

461 66 6
                                    

Happy Reading.



Pernikahan diselenggarakan sangat mewah. Dekorasi dan kudapan dengan jumlah banyak dihidangkan untuk menjamu tamu yang datang menyaksikan bagaimana Pangeran Leonard meminang putra dari Raja Bailee, Pangeran Ruby. Di tengah payungan awang-awang yang cerah, seolah menyetujui bahwa hari bahagia ini diberkati oleh Dewa. Pangeran Leonard mengucap janji sekaligus sumpahnya untuk menjadikan Pangeran Ruby sebagai pasangannya.

Di depan rakyat Svassa, rakyat Aglaia, dan seluruh pesohor di negri seberang yang turut hadir menjadi saksi bersatunya Aglaia-Svassa sebentar lagi.

"Dengan ini, Pangeran Ruby secara resmi dipinang oleh Pangeran Leonard."

Semua tamu bertepuk tangan, bersorak, dan berbahagia menyaksikannya. Mereka tak menyangka menjadi saksi bagaimana dua kerajaan itu akhirnya bersatu. Riuh tepuk tangan yang di dengar oleh Ruby membuat pemuda itu tersenyum cerah pada Leonard di depannya.

Lelaki yang Ruby cintai itu dipandangnya dengan bingkai senyuman lebar. Wajah Ruby yang hari ini tampak berbeda, sebab dayang-dayangnya secara sengaja menumbuk buah mulberry untuk membuat pipi sang pangeran lebih merona. Namun bukan karena perona pipi hal yang membuat Pangeran Ruby terlihat merah, melainkan karena perasaan buncah meledak di hatinya. Ia bahkan tak bisa tidur semalaman membayangkan bahwa esok hari dirinya akan terbangun dengan Leon di sampingnya serta memeluknya.

Blushh!!!

Pipi Pangeran Ruby memerah lagi, kali ini menyebar ke wajah bahkan telinganya.

"Yang Mulia Raja, apa Anda tidak menggunakan kesempatan untuk mencium Pangeran Ruby sebagai tanda bahwa kalian telah menikah?"

Makin bergemuruh hati Ruby ketika mendengar kalimat itu. Fokusnya benar-benar buyar. Ia tak berpikir apa pun selain menyiapkan diri menerima ciuman Leon untuk pertama kalinya. Jemarinya mengenggam kuat di sisi tubuh, menunjukkan betapa gugupnya Ruby ketika Leon mendekat ke arahnya, mengikis jarak.

Bagaimana rasanya? Ah, bagaimana jika Ruby akan pingsan setelah dicium oleh Leonard? Bagaimana jika bibir Ruby terasa aneh? Bagaimana jika Leon tak suka dengan perasa bibir yang ia kenakan? Bagaimana jika ia tak bisa mengimbangi ciuman rajanya? Bagaimana jika Ruby hanya akan diam ketika Leon mencium bibirnya? Bagaimana jika—

CUP!

Ciuman di kening diberikan oleh Leon untuk Ruby yang hanya diam menyerna kejadiannya. Saat otaknya berisik berpikir bahwa Leonard akan mencium bibirnya dengan mesra di depan rakyat mereka, Ruby malah mendapatkan sebaliknya. Leonard mengecup keningnya dengan singkat, tak lama rasanya sebab kecupan sang raja hilang dalam sekali kejapan mata.

Tepuk tangan riuh diberikan pada kedua mempelai. Pasangan bahagia yang menjadi pemimpin baru bagi Svassa-Aglaia itu mendapat sorakan dari para rakyatnya. Mereka tentu bersuka cita melihat wajah baru pemimpin mereka. Lebih-lebih, Leon dan Ruby adalah kebanggan bagi dua kerajaan itu.

Ruby menyemai senyuman, wajahnya tertunduk ke bawah melihat orang-orang yang berkumpul di bawah. Ia melambaikan tangan menyapa wajah-wajah baru yang tersimpan di memorinya, penduduk Aglaia. Namun dibalik tindakannya, Ruby jelas tak dapat menipu diri bahwa ia sedang mengesampingkan rasa kecewa dan malu karena berharap mendapatkan hap yang lebih dari sekadar kecupan di kening dari Leon.

***


Malam pernikahan. Hal yang pernah Ruby impikan itu terjadi setelah sekian lama penantiannya. Bibirnya menyemai senyuman lebar, melihat bagaimana lentera di pasang dalam kamar yang akan ia huni. Setelah resmi dipinang oleh Leonard, Ruby akan tinggal di Aglaia yang menjadi pusat pemerintahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUBY | markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang