Chapter 3

1.5K 275 33
                                    

Selamat membaca 😁

Beberapa jam sebelum jam kerjanya habis, Winter pergi mencari Octovius. "Sebelum pulang gue harus bujuk si octopus buat lepasin pasung di kaki Prince."

"Karena kalau gue nggak ada, Prince bakal kesusahan ke kamar mandi dengan keadaan kayak gitu."

"Nah, itu dia! Baru juga gue omongin, orangnya langsung muncul." Winter mengejar Octovius.

"Dok, tunggu."

Octovius membalik tubuh ke belakang. Air mukanya berubah jengah saat mendapati Winter yang memanggilnya. "Kau lagi."

"Ada apa?" tanyanya malas.

"Ada yang ingin saya bicarakan dengan Dokter."

"Sekarang aku sibuk. Kalau tidak penting, nanti saja." Octovius sudah bersiap memutar kaki.

"Sepuluh menit!" tahan Winter.

Octovius seperti tengah berpikir sejenak. Dia lalu menoleh ke arah Perez. "Kau pergi dulu, nanti aku akan menyusul."

Perez mengangguk.

"Cepat katakan, aku tidak punya banyak waktu," desak Octovius.

"Tolong lepaskan pasung di kaki Prince. Kalau saya tidak ada, dia bakal kesulitan pergi ke kamar mandi dengan kondisi kaki seperti itu."

"Kau benar-benar keras kepala, ya? Kalau pasungnya dilepas, perawat yang berjaga selanjutnya yang akan berada dalam bahaya. Kalau terjadi apa-apa dengannya, kau mau tanggung jawab?"

"Saya akan bertanggung jawab."

"Hanya karena kau bisa membujuknya makan, bukan berarti kau bisa menjinakkan dia."

"Dokter bisa percayakan Prince pada saya."

Octovius membuang napas kasar. "Kalau sampai dia melakukan hal buruk, kau yang akan menanggung resikonya." Pria itu memberikan kunci pasung kepada Winter dan melenggang pergi begitu saja.

"Saya tidak akan mengecewakan Dokter."

Winter bergegas pergi ke kamar Eugenio dengan senyuman lebar. "Prince! Lihat, aku berhasil mendapatkan kuncinya." Wanita  itu menunjukkan kunci yang berada di tangannya.

Tanpa membuang waktu, dia segera melepaskan pasung di kaki Eugenio dan menyingkirkannya dari ranjang. "Sekarang kau bebas."

"Karena pasungnya sudah dilepas, aku bisa memandikanmu. Tapi sebelum itu, aku harus memotong rambutmu dulu."

"Kebetulan aku bisa memotong rambut, karena di rumah aku sering memotong rambut ayah dan juga kakakku."

"Anyway, kakakku seumuran denganmu. Tinggi badannya juga kira-kira sama sepertimu. Makanya aku akan merawatmu dengan baik, karena kau mengingatkanku pada kakakku."

Winter lantas membuka jendela dan menyiapkan segala alat yang ia butuhkan.

"Aku akan mengubah penampilanmu menjadi seperti Henry Cavill."

"Dia aktor favoritku, aku sangat menyukainya," ungkapnya ceria.

Selama rambutnya dipotong, Eugenio hanya duduk diam sambil mendengarkan Winter yang terus bercerita ke sana ke mari tentang banyak hal.

Winter membersihkan sisa rambut di wajah Eugenio. "Wah! Kau terlihat jauh lebih tampan setelah rambutmu dipotong. Bahkan, Henry Cavill kalah denganmu," guraunya.

Winter kemudian memanggil petugas kebersihan untuk menyapu bekas potongan rambut di lantai, sekaligus membersihkan kamar Eugenio.

Dua petugas kebersihan datang ke kamar Eugenio setelah Winter memanggilnya. Mereka hanya berdiri di tengah pintu karena ragu untuk masuk ke dalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mi Amor ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang