🍁

255 47 6
                                    

Semalam suntuk (y/n) berpikir sendirian. Bibirnya terasa basah setiap kali jari jemarinya menyentuh, mengingat kembali ciuman halus yang diberikan oleh Kazuha yang nyatanya membuat gemuruh didalam dadanya. Bahkan hingga siang ini pun, Kazuha masih ada dipikirannya.

Tidak mungkin gadis itu sanggup menahan dirinya kala dihadapkan pada keindahan dan kenyamanan yang Kazuha berikan padanya.

Bagai persik diakhir musim semi, gadis itu mengusap pipinya yang memerah merona. Wajahnya tenggelam diantara lipatan kaki, memeluk erat-erat lutut kearah dada. (Y/n) melirik kearah sela-sela pintu.

Diseberang sana, sama seperti (y/n) yang kesulitan tidur, Kazuha juga memendam dirinya dibawah selimut tebal. Debaran jantungnya terasa keras. Harusnya dia tidak berani mencium gadis yang kini memegang gelar sebagai istrinya.

(Y/n) masih terlalu muda untuk dirinya. Ciuman tadi sore adalah batasan yang seharusnya tidak Kazuha lampaui.

Dewa, tolong maafkan dia sejoli yang dimabuk asmara ini.

Kazuha meredam teriakan kesenangan dibawah bantal tebal. Setiap kali (y/n) memanggilnya dengan sebutan 'Suamiku' itu mampu membuat Kazuha menahan nafas cukup lama.

Membayangkan bibir kecil merah seperti buah ceri itu mengalunkan namanya.

'Suamiku, Kazuha.'

Membayangkannya saja sudah membuat wajah Kazuha memerah kentara. Kazuha kembali menatap kedua tangannya yang menyentuh pipi lembut (y/n).

Gadis manis yang kini berada ditempat yang berseberangan dengannya. Kepala Kazuha tertunduk, menatap ke lantai tatami yang tersusun rapi dengan corak kayu ulin.

"(Y/n)..." Panggilnya pelan. Nama itu terasa pas dilidah. Membuat Kazuha merasa nyaman setiap kali menyebutnya.

"Ya?"

Suara diseberang mengejutkan Kazuha. Dia lupa kalau kamarnya dan kamar (y/n) hanya dibatasi oleh kertas tipis selebar lima senti.

Kazuha kini gelagapan, bingung mau mengatakan apa pada (y/n) yang bertanya.

"Ah, um... Tidak, aku hanya..." Kazuha sedikit panik. Semasa hidupnya dia sudah terbiasa berbicara dengan gadis. Tapi (y/n) berbeda, entah kenapa setiap kali Kazuha berinteraksi dengan (y/n), semua yang ingin dia ungkapkan mendadak menguap begitu saja.

Seperti gelembung balon yang tiba-tiba disentuh oleh tangan lembut. Meledak dan menghilang di udara begitu saja.

"Akan ada festival di kota malam ini." Kazuha ingat, Komisi Kanjou mengadakan festival bulan baru di ibukota Inazuma. "Maukah kau pergi bersamaku?"

Suaranya sedikit bergetar, Kazuha gugup dan malu. Berharap gadis itu tidak menolak ajakannya.

"Oh..."

Oh? Hanya oh saja? Kazuha hampir mati kutu, apa gadis itu menolaknya? Hati Kazuha terasa sakit sekarang.

"Tentu. Kalau begitu aku akan bersiap-siap."

Ah, syukurlah. Kegugupan Kazuha kini tergantikan oleh kegembiraan. Kazuha dengan cepat merapikan pakaiannya dan mencari sebuah hakama baru dari dalam lemari penyimpanan. Pakaian tradisional miliknya nyaris berantakan karena semangat.

"Suamiku, aku sudah siap."

Ternyata butuh waktu yang lama juga untuk Kazuha bersiap-siap. Tanpa disadari, bahkan langit pun mulai menampakan sinar jingganya.

"Iya, aku juga sudah siap." Kazuha berdiri, mengikat rambutnya dengan sebuah pita. Sedikit kesulitan karena lengan hakama yang menghambat pergerakannya.

"Apa aku boleh masuk ke dalam, Suamiku?"

"Tentu, masuklah."

(Y/n) dengan sopan menggeser pintu, memperlihatkan kimono berwarna merah muda yang melekat ditubuhnya. Bibir gadis itu dipoles dengan pelembab merah muda, sedang dibawah matanya terdapat perwarna oranye tipis yang membuat mata gadis itu terlalu sedikit tajam.

"Butuh bantuan?" (Y/n) bertanya saat mendapati Kazuha kesulitan mengikat rambutnya.

"Iya, tolong ya." Kazuha memberikan pita miliknya ke tangan (y/n). Sejenak pemuda itu menatap jemari lentik yang kecil itu. Terlihat mungil dan lucu, (y/n) benar-benar membuat Kazuha mensyukuri perjodohan ini.

Jari jemari (y/n) dengan telaten menyatukan rambut Kazuha lalu mengikatnya dengan tali pita. Kazuha bisa melihat senyuman kecil dibibir (y/n) saat berhasil membuat sebuah ikatan di rambutnya.

"Selesai, bagaimana?"

Pertanyaan (y/n) mengundang kekeh kecil dari Kazuha. Kazuha hanya mengangguk dan tersenyum senang, "sangat nyaman, terimakasih istriku."

Kazuha berdiri, mengambil tangan (y/n) dan menyatukan jari-jemari mereka, membawa mereka menuju keluar rumah kediaman Kaedehara.

Festival tengah menunggu keduanya.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: Bendera ijo berjalan ya si Kazuha sih 🤧💞

.
.
.

.
.
.

.
.
.

31 Juli 2024

𑁍 Promised Leaf - [K. Kazuha X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang