BAGIAN 2: Hukuman

8 1 1
                                    

"Semua orang punya caranya untuk bahagia. Maka jangan di sama ratakan."
-Harsa Moreo Adinata-

___

Mohon maaf kalau penulisan amburadul, belum direvisi soalnya.

Malam ini seusai makan malam, semua anggota keluarga berada di ruang tamu. Ayah yang sedang scroll toktok, Bunda yang sedang menonton acara Televisi Familly 200, Harsa yang bermain ular tangga bersama ke dua adik kembarnya dan ada bang Sagara yang ikut menonton bersama bunda.

"Wah curang lu bocah! Harusnya kalau empat kena ular!" seru Harsa saat menyadari bahwa hitungan Diego double.

"Apalah bang! Itu bukan curang, tapi trik!" sanggah Diego, Harsa menatap tak habis pikir.

"Trik apaan? Pala lu bulet noh! Jelas-jelas itu curang!"

"Gimana La? Menurut lu gue curang ga?" Diego mengabaikan Harsa dan malah menanyakan itu pada Diela.

"Curang! Harusnya kan hitung nya nggak bisa double gitu!"

Harsa yang mendengar penuturan Diela langsung tertawa menertawai Diego. Kemudian Harsa mengambil bedak dan dioleskan ke wajah Diego, Diela tampak menahan tawa karena wajah Diego sudah dipenuhi bedak. Karena sejak mereka memainkan ular tangga, Diego terus saja terkenal ular dan peraturan bermainnya jika dimakan ular maka satu kali coretan bedak.

"Seperti donat gula," ucap Diela senang.

"Diem lu tai ayam!" Diego berseru kesal.

"Apalah nama keren gini di panggilnya tai ayam, demen lu ama tai ayam?"

"Demennya si sama Jasmine," ucap Diego. Memasang ekspresi percaya diri, merasa keren.

"Gila aja. kemarin Lulu sekarang jasmine. Buset dah modelan pulu-pulu banyak tingkah," celetuk Harsa seraya mencomot pisang goreng buatan bunda.

"Siapa yang banyak tingkah?" suara berat dari arah pintu membuat Harsa, Diego, dan Diela langsung melihat kearah pintu karena tau suara siapa itu.

Diela yang memang dekat sekali dan paling manja langsung berlari memeluk kakak pertamanya itu, di susul Sagara, Harsa dan Diego.

"Abang Samu ... kangen," ucapnya lembut, beda lagi kalo dengan Diego kembarannya.

Samudra membalas pelukan adiknya, lalu mengelus rambut adiknya pelan, "Kangen juga."

Setelah puas melepas rindu, kini beralih ke Sagara yang memeluk kakak tertuanya. Dilanjut dengan Diego dan Harsa yang berpelukan.

"Oleh-oleh mana bang? Kalau gaada balik lagi sana lu. Beli, terus ntar balik lagi," ucap Harsa, Samudra tertawa dibuatnya.

"Baru juga datang, dah disuruh minggat. Masalah oleh-oleh mah kebagian semua."

Samudra berjalan menuju depan Televisi diikuti ke empat adiknya, bunda yang tadinya serius menonton Televisi dibuat kaget akan kedatangan Samudra dimalam hari ini.

"Loh pulang malam Nak? Kenapa ngga pagi aja?" tanya Bunda seraya membalas saliman dan kemudian memeluk samudra.

"Lebih enak malem bun." Mendengar itu bunda hanya tersenyum.

Ayah yang baru saja terbangun karena ketiduran dengan handphone yang masih menyala langsung ikut menyambut Samudra, walaupun masih setengah sadar.

"Ini mereka bertiga kenapa pada cemong gini?" tanya Samudra ketika baru sadar wajah Harsa, Diego, dan Diela dipenuhi bedak.

"Mainan bedak mereka," jawab Sagara yang berada di sebelah bunda.

HARSA ANAK AYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang