🦕

42 5 0
                                    

Malam itu, langit di atas Seoul tampak berkilauan dengan bintang-bintang yang tersebar, seolah mengerti bahwa malam ini akan menjadi malam yang istimewa bagi Seonghwa dan Hongjoong. 

Sudah tiga tahun berlalu sejak mereka mulai merajut kisah cinta mereka, sebuah perjalanan yang penuh dengan tawa, air mata, dan kenangan indah yang tak terlupakan. Seonghwa merasa hatinya dipenuhi dengan keyakinan bahwa inilah saat yang tepat untuk melangkah ke tahap berikutnya.

Di sebuah restoran kecil yang menghadap ke Sungai Han, Seonghwa telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan hati-hati. Meja di sudut restoran itu didekorasi dengan lilin-lilin kecil yang menyala lembut, memberikan suasana romantis yang sempurna. Bunga mawar putih menghiasi meja, dan di tengah-tengahnya terdapat sebuah kotak kecil berlapis beludru biru yang disembunyikan dengan hati-hati.

Hongjoong tiba dengan senyum yang cerah, mengenakan setelan rapi yang membuatnya tampak semakin menawan. Matanya berbinar saat melihat dekorasi di meja, dan ia langsung tahu bahwa malam ini akan menjadi malam yang spesial.

“Seonghwa, ini semua indah sekali,” katanya dengan suara penuh kekaguman.

Seonghwa tersenyum, mengambil tangan Hongjoong dan membimbingnya duduk. “Aku ingin malam ini menjadi malam yang tak terlupakan bagi kita berdua,” jawabnya lembut.

Mereka berbincang-bincang dengan hangat, mengenang momen-momen berharga yang telah mereka lalui bersama. Seonghwa merasa hatinya berdebar lebih cepat seiring berjalannya waktu, namun ia berusaha tetap tenang. Saat hidangan penutup tiba, ia tahu bahwa inilah saat yang tepat.

Dengan tangan yang sedikit gemetar, Seonghwa mengambil kotak kecil itu dan berlutut di hadapan Hongjoong. Mata Hongjoong melebar, wajahnya dipenuhi dengan keheranan dan harapan.

“Hongjoong, selama tiga tahun ini, kau telah menjadi segalanya bagiku. Kau adalah cahaya dalam hidupku, kekuatan saat aku lemah, dan teman terbaik yang selalu ada untukku. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpamu,” Seonghwa mulai, suaranya terdengar penuh emosi.

Hongjoong menatap Seonghwa dengan mata yang mulai berkaca-kaca. “Seonghwa...”

“Hongjoong, maukah kau menikah denganku? Maukah kau menghabiskan sisa hidupmu bersamaku, membangun masa depan yang indah bersama?” Seonghwa membuka kotak itu, memperlihatkan cincin berlian yang berkilau.

Sejenak, dunia seakan berhenti berputar. Hongjoong merasa hatinya melompat-lompat dengan penuh kebahagiaan. Tanpa ragu, ia mengangguk dengan tegas, air mata bahagia mulai mengalir di pipinya.

“Ya, Seonghwa. Aku mau. Aku sangat mau,” jawabnya dengan suara bergetar.

Seonghwa memasangkan cincin itu di jari manis Hongjoong, kemudian berdiri dan memeluknya erat. Tepuk tangan dan sorakan kecil dari pengunjung restoran yang menyaksikan momen itu membuat suasana semakin hangat dan penuh cinta.

“Ini adalah awal dari babak baru dalam hidup kita,” bisik Seonghwa di telinga Hongjoong, masih memeluknya erat.

Hongjoong tersenyum, mengusap air mata yang mengalir di pipinya. “Aku tidak sabar untuk melihat masa depan kita bersama, Seonghwa. Aku mencintaimu.”

“Aku juga mencintaimu, Hongjoong. Lebih dari yang bisa kuungkapkan dengan kata-kata,” jawab Seonghwa.

Malam itu, di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang, Seonghwa dan Hongjoong merayakan awal dari perjalanan baru mereka. Cinta yang telah mereka bangun selama tiga tahun terakhir kini semakin kuat, dengan janji untuk saling mencintai dan mendukung satu sama lain hingga akhir waktu.

Seiring berjalannya malam, mereka berjalan di sepanjang tepi Sungai Han, berpegangan tangan dan berbicara tentang impian-impian mereka. Setiap langkah yang mereka ambil terasa penuh makna, setiap kata yang mereka ucapkan adalah cerminan dari cinta yang mendalam dan komitmen yang tulus.

Di bawah sinar bulan yang lembut, Seonghwa dan Hongjoong tahu bahwa mereka telah menemukan tempat mereka yang sebenarnya—di sisi satu sama lain, dalam cinta yang abadi.

Charismatic Episode • All × HongjoongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang