Kisah yang bermula dari Dewangga jatuh cinta kepada adik tingkatnya hingga teman-temannya ikut terlibat untuk mengetahui gadis yang menjadi incaran seorang Dewangga Ravindra, sosok yang anti romantis dan bersifat dingin.
Akankah kisah cinta itu berl...
Suasana di depan pintu auditorium begitu riuh. Para mahasiswa berkumpul, saling bercakap dan berbagi tawa, menunggu giliran untuk masuk. Suara langkah kaki, desahan napas, dan percakapan bercampur menjadi satu, menciptakan keramaian yang tak terhindarkan. Beberapa mahasiswa sudah mulai mengantri, sedangkan yang lain masih berkeliaran, mencari teman-teman mereka di antara kerumunan.
"Raina lo dimanasih lama banget ga nyampe-nyampe!"
"Macet lo Riska sabar!"
Riska yang sejak tadi menunggu Raina yang tak kunjung datang membuat dirinya geram karena temannya itu. "Wayolah Rain kami udah masuk nih," Riska memutuskan telfonnya.
Rapat sudah dimulai sejak 15 menit lalu, namun Riska belum melihat Raina sejak tadi. Kemanasih Raina?!
Disisi lain dua Mahasiswa datang terlambat, mereka mencari jalan pintas menuju auditorium. Dengan napas terengah-engah dan wajah khawatir akhirnya mereka sampai di depan pintu belakang auditorium itu.
"Oh iya, nama gue Raka, nama lo siapa?"
Gadis itu menatap Raka bingung, kenapa harus mengulurkan tangan sksd sekali, pikirnya.
"Raina, Kak." Raka mengangguk, uluran tangan Raka tidak diterima Raina, namun gadis itu tetap tersenyum ramah padanya.
"Lo duluan saja yang masuk," ucap Raka memberikan lady's first-nya.
Saat mereka berdua masuk ternyata hampir semua bangku terisi, auditorium terlihat jelas sekali jika dari atas begitu ramai dan penuh. Wajar saja kalau hari ini semua bangku terisi karena bukan hanya Mahasiswa angkatan baru melainkan semua angkatan bahkan alumni berkumpul di auditorium ini.
Hati Raina semakin deg-degan karena mengetahui namanya ada di 10 besar Mahasiswa yang dipanggil ke depan nantinya. Kira-kira kenapa ada namanya ya, batin Raina.
Raina mendudukkan dirinya tiba-tiba seorang Pria yang tak asing melihat Raina dari belakang kursinya. Dia?
Pria itu menatap Raina beberapa detik lalu Raina melempar senyuman, namun dia melihat sekeliling. Raina kebingungan pada Pria itu, Pria itu kira mungkin bukan dia yang disenyumin kali ya, batin Raina.
Sedangkan Pria itu kembali menatap suara argumen di depan, sebuah senyum kecil terukir.
"Napa lo Ngga, senyam-senyum gitu tiati kesurupan!"
"Cewe yang gue bilang ada di belakang kita duduknya, Zak."
Rendi yang mendengar Zaka dan Dewangga sedang bisik-bisikpun ikut nimbrung dengan mereka, seketika mata Rendi dan Zaka serentak melihat ke belakang.
Betapa syoknya Rendi melihat gadis itu sama halnya seperti Zaka yang tak menyangka.
"Anjir kalo cewe itu gua tau co! Dia cewe yang pernah di deketin sama Rendi juga, Ngga!"
"Dulu sekarang engga!"
"Halah Ren, Ren."
"Nanti aja di bahas," ujar Dewangga memutus kericuhan 2 temannya itu.
Suara argumen, saran, dan pertanyaan bercampur menjadi satu, mengisi setiap sudut ruangan. Raina mencoba fokus, mencatat setiap poin penting, tapi pikirannya terus berputar pada Pria di depannya.
"Ada 10 nama yang akan saya sebutkan untuk mendapatkan hadiah karena sudah berhasil menjalankan tugasnya."
Deg Jantung Raina berdetak lebih cepat saat pengumuman itu tiba, Robbisrohli sodri wayassirli amri wahlul 'uqdatam millisani yafqohu qouli. Bibir Raina tak henti-henti membaca ayat itu untuk menenangkan hatinya.
Raina berdiri berjalan ke depan dengan langkah tenang, tangannya mengambil hadiah di balik bungkus itu tersirat nama lengkapnya. Raina tersenyum sembari berterima kasih, ada rasa tidak menyangka ia bisa nerima hadiah itu.
Disisi lain ada seorang Pria yang memperhatikan Raina begitu dalam, matanya terus menatap Raina tanpa henti.
"Emang ga salah pilih lo Ngga, emang Raina cakep banget selain cantik juga pinter, anjay... definisi cewenya punya potensi cowonya punya relasi sungguh perpaduan sempurna."
"Lo ngomong lagi gue sumpelin pake sepatu gua lo ya Zak, mumpung abis kepijak tai ayam."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu rapat telah selesai para Mahasiswa turun ke bawah sama halnya dengan Raina, dirinya sekaligus memesan ojol untuk pulang.
Langkahnya berhenti kala namanya dipanggil, mata Raina mencari-cari asal suara itu. Ternyata Kak Rendi, "kenapa Kak?"
"Pulang sama siapa Rain?" Ucapnya sambil mendekat dengan Raina agar bisa jelas mengobrol.
"Naik ojol Kak."
"Kalo gitu sama Dewangga aja Rain." Raina tersenyum kecil sembari menolak dengan sopan.
"Makasih sebelumnya Kak, tapi Raina gamau ngerepotin. Juga ojolnya udah di pesen kasian kalo di cancel." Rendi mengangguk-ngangguk.
Sampai di rumah Raina membersihkan dirinya lalu menyiapkan tugas yang sudah menumpuk di atas meja belajarnya. Lain halnya dengan Rendi, Zaka, dan Dewangga yang sudah merebahkan tubuh mereka dengan tenang.
"Raina—"
"Raina mulu lo Ngga." Ujar Zaka dan Rendi serentak, "lo maju sendiri apa kita bantu majuin?" Dewangga membisu. "Confess lah Ngga sebelum diambil orang."
"Effort juga Ngga, kalo lo dapatin Raina pasti rasanya seperti power rangers," ledek Zaka. "Rasanya gabisa dijelasin lah Ngga kalo cewe yang kita suka juga suka kita terus bisa jadi milik kita beuh mantap men."
"Memiliki memang indah Zak, tapi mengangguminya secara jauh, melihatnya bahagia dan mencapai setiap yang dia mau sambil mendo'akannya lebih indah Zak. Namun, jika Tuhan kasih izin untuk memilikinya gw gabakal sia-siain kesempatan itu."
♡♡♡ Siapa yang bacanya sambil senyam senyum sendiri??? Ada aja gebrakan semesta untuk Rain dan Dewangga 😍😍😍