Munculnya Mira

10 1 0
                                    

Arya tengah sibuk menyusun tumpukan buku di rak toko bukunya ketika suara langkah kaki mantap menghentikan kesibukannya. Dia menoleh dan melihat seorang wanita muda, berambut hitam panjang dan mata yang tajam, berdiri di hadapan meja kasir. Wanita itu memandangnya dengan ekspresi serius, seolah membawa beban besar di pundaknya."Dia sudah diculik," kata wanita itu tanpa basa-basi, suaranya rendah namun penuh dengan urgensi. Dengan cermat, dia mengeluarkan sebuah foto dari dalam jaketnya dan meletakkannya di meja di antara mereka berdua. "Namanya Dani, kan? Adikmu?"Arya mengernyitkan kening, memandangi foto itu dengan perasaan campuran antara kebingungan dan ketakutan yang tumbuh cepat di dadanya. Dani, adiknya yang sudah lama tidak terlihat, tersenyum ceria di dalam foto itu, tetapi latar belakang yang tak dikenali menambah misteri pada gambar tersebut."Bagaimana kamu bisa memiliki ini?" tanya Arya, mencoba untuk tetap tenang meskipun hatinya berdebar kencang. "Siapa kamu?"Wanita itu tersenyum tipis, namun matanya tetap serius. "Namaku Mira," katanya. "Saya punya akses ke informasi yang mungkin bisa membantu kita menyelamatkan adikmu dari mereka yang menculiknya.""Apa yang mereka inginkan darinya?" Arya menatap Mira dengan tatapan tajam, mencoba menembus setiap lapisan misteri yang menyelubungi wanita itu.Mira menggelengkan kepala, tanda kesedihan melintas di wajahnya sebelum ia menjawab, "Itu yang ingin kita cari tahu. Tapi waktu kita terbatas, Arya. Kita harus bertindak cepat sebelum terlambat."Pikiran Arya berputar cepat. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk meninggalkan masa lalunya yang berbahaya. Namun, adiknya terlibat dalam situasi seperti ini membuatnya merasa tidak memiliki pilihan. Dia tahu bahwa jika dia tidak bertindak sekarang, dia akan menyesalinya selamanya."Aku harus mencari tahu lebih dulu," kata Arya akhirnya, suaranya rendah. "Terima kasih telah memberitahuku, Mira. Aku akan menghubungimu setelah aku mendapatkan informasi lebih lanjut."Mira mengangguk mengerti, matanya menunjukkan pengertian dan kesabaran. "Baiklah, Arya. Segera hubungi aku jika kamu menemukan sesuatu."Mira pergi dengan langkah mantap, meninggalkan Arya dengan pikiran yang kacau dan perasaan kebingungan yang sulit diatasi. Di dalam toko bukunya yang tenang, dia kembali memandangi foto Dani dengan intensitas yang baru. Pilihan yang sulit menunggu di depannya, dan masa depan keluarganya bergantung pada keputusan yang akan dia buat.Arya mengambil napas dalam-dalam, mencoba meredakan gejolak emosinya. Dia menutup mata sejenak, membiarkan setiap pikiran berputar. Mengapa Dani bisa diculik? Siapa yang bertanggung jawab? Pertanyaan-pertanyaan itu menghantui pikirannya, mengingatkan dia pada masa lalunya yang pernah ia tinggalkan.Setelah beberapa saat, Arya membuka mata dan kembali fokus pada tugas di depannya. Dia mengambil ponselnya dan mulai mencari-cari jejak digital Dani. Setiap informasi bisa menjadi petunjuk, setiap detil bisa membawanya lebih dekat pada kebenaran.Waktu terus berjalan, namun Arya tidak menyadari betapa lama dia sudah terfokus pada pencarian ini. Suaranya terdengar keras di ruangan yang sepi ketika ponselnya tiba-tiba berdering. Dia segera mengambilnya dan melihat pesan masuk dari Mira."Arya, aku punya informasi baru. Bisakah kita bertemu segera untuk membahasnya?"Arya mengangguk, merasa lega karena ada kemajuan dalam pencarian ini. Dia mengetik balasan singkat, "Di mana kita bisa bertemu?"Mira segera merespons dengan alamat kafe terpencil di pinggiran kota. Arya menatap layar ponselnya sejenak, mempertimbangkan semua risiko dan potensi yang mungkin terjadi. Dia tahu bahwa dia harus pergi, meskipun itu berarti kembali ke dunia yang pernah dia tinggalkan.Dengan langkah mantap, Arya meninggalkan toko bukunya, memasuki malam yang gelap dengan tekad yang tak tergoyahkan. Dia tidak tahu apa yang menunggunya di depan, tetapi untuk Dani, dia akan melakukan apa pun.

HIDDEN FACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang