Teen 4

321 54 18
                                    

Happy reading....

.

.

.

Kedua kelopak mata itu akhirnya terbuka, menampilkan mata coklat indahnya. Rasa kering ditenggorokan memaksanya untuk turun dari ranjang kemudian berjalan keluar dari kamar. Kulkas itu ia buka, mengambil sebotol air putih sambil  meraih gelasnya. Setelah dituang ke gelas, ia meneguk habis air minum yang tadi telah diisi segelas penuh. Rasanya segar sekali, tenggorokannya yang tadi kering langsung terasa lega.

"Serasa tuan rumah sekali ya." tegur Mina yang sejak tadi memperhatikan apa yang dilakukan oleh Sana.

Sana menoleh mendapati Mina duduk di kursi pantry, sedari tadi ia memang berada disana terlebih dahulu. Sana nya saja yang tak menyadari si pemilik asli rumah itu.

Mina turun dari kursi, menghampiri Sana kemudian menangkup wajah sahabatnya itu. "Jujur sama aku, kamu operasi plastik huh? Ah tapi dokter semahal apapun gak akan mungkin bisa jadi dalam sehari, apalagi hasilnya sesempurna ini!" wajah Sana sampai di angkat turunkan dan juga ke samping kanan kiri saking penasarannya Mina.

Sana memukul kesal tangan Mina dari kedua pipinya, wanita yang berubah menjadi perawakan gadis kembali itu hanya menghela nafasnya kasar kemudian duduk di kursi yang semula Mina duduki.

"Aku juga gak paham. Ini seperti magic, atau aku kena guna guna ya? Seingetku, aku dalam perjalanan ke sekolah Minju- eh oh iya Minju! Anak sialan!"

"Yak kenapa kamu mengatai keponakan cantikku sialan huh!" Mina memukuli bahu Sana dengan cukup kencang, tak peduli bila semalam ia dibuat khawatir setengah mati karena keadaan Sana yang lemas dan badannya panas.

"Aisssh bukan putriku yang sialan Mina! Apa kamu pikir aku udah gila ngatain putriku sendiri kayak gitu? Kamu ini."

"Huh? Lalu yang kamu maksud tadi siapa?"

Sana mengepalkan kedua tangannya lalu memukulkan cukup kencang keatas meja. "Ada yang udah bully Minju disekolah!"

"Apa? Kamu serius! Siapa!" Mina juga tak kalah tersulut emosinya.

"Aku juga gak tau Mina, Minju gak mau kasih tau. Makanya kemarin aku berniat kesekolah Minju buat kasih pelajaran buat siapapun itu yang berani sakitin putriku. Tapi dijalan ada truck yang hampir menabrakku, aku berhasil menghindar tadi mobilku kelempar ke bahu jalan sampai- shh seingetku ada cahaya terang sekali sampai akhirnya semua gelap. Dan aku gak tau gimana akhirnya sampai aku bangun dalam kondisi kayak gini."

Mina memegangi kepalanya, berusaha melogikakan semua perkataan Sana. Namun otak cerdasnya seolah menolak semua yang Sana jabarkan. Mana mungkin ada yang berubah menjadi muda kembali karena tenggelam?

"Mungkin! Aku buktinya." Mina melotot tak percaya, selain muda apakah efek tenggelam bisa membuat seseorang menjadi cenayang begitu saja? "Aku cuma menebak isi kepalamu Mina, gak usah sekaget itu." tambah Sana kembali.

Mina menggeleng tak percaya. "Ta-tapi gimana mungkin seperti itu Sana? Ini gak logis, secara ilmiah gak ada satupun kaitannya antara tenggelam dan eum ahhh.. Pokoknya ini gak mungkin nyata!"

"Lalu kamu pikir yang sekarang ada didepanmu cuman khayalan begitu? Imajinasimu saja begitu?"

Mina menyerah, semakin dipikirkan semakin pusing pula kepalanya.

"Oke oke aku akan mencoba percaya. Lalu sekarang bagaimana? Tzuyu dan Minju tau kalo kamu seperti ini?" Mina ingat sebelum semalam ia bertemu Sana, sahabatnya ini dari rumah Tzuyu namun hendak pergi.

Sana menggeleng lemas.

"Kenapa kamu gak bilang ke mereka? Sana, kamu tau gak kalau Tzuyu dan Minju khawatir, mereka cari kamu seharian. Mereka pasti bakal lega sekali kalo kamu baik baik aja seperti ini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

teen againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang