Peringatan 21+
Bagaimanakah jika seorang playboy, tetapi masih perjaka bertemu dengan seorang pria yang takut bersentuhan dengan seorang wanita?
Ini terjadi pada dua pemuda tampan agen CIA, mereka dipertemukan satu sama lain untuk mengusut kasus pe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
---- Crazy Partner ----
***
"Hh ... hhh ..., fuck." Xiao Zhan mengumpat sembari memukuli kakinya yang terasa nyeri. Jarangnya berolahraga membuatnya cepat kelelahan dan membuat ototnya kaku. Dan inilah yang terjadi padanya, kaki kanannya tiba-tiba saja kram disaat dirinya mengejar pria berhodie hitam.
Dari belakang terlihat Wang Yibo memelankan larinya. "Ada apa denganmu? Kenapa kau tiba-tiba berlari?" tanyanya seraya berjalan mendekat.
Xiao Zhan menegakkan tubuh, berupaya semaksimal mungkin agar tidak terlihat kelelahan di depan partner barunya. Ia menyugar rambut halusnya seraya berbalik menghadap Wang Yibo. "Aku melihat ada orang mencurigakan di kerumunan para warga, dan aku mengejarnya karena orang itu tiba-tiba berlari."
Wang Yibo langsung mengedarkan pandangan ke sekililing. "Lalu di mana orang mencurigakan itu?"
"Sudah kabur entah ke mana," jawab Zhan asal seraya melenggang pergi sembari meringis menahan sakit pada kakinya.
"Kau membiarkannya kabur begitu saja?"
Xiao Zhan mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh. Ia tidak akan memberitahu partner barunya jika dirinya gagal mengejar orang mencurigakan itu dikarenakan kakinya kram.
Wang Yibo menghela napas panjang karena tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Xiao Zhan. Ia pun segera menyusul partnernya.
Keduanya berjalan berdampingan dalam diam menuju ke lokasi kejadian.
Ketika kembali ke dalam toilet umum, manik mata Xiao Zhan menerawang menatap jasad korban yang dimasukkan ke dalam kantung jenasah dan dimasukkan ke dalam mobil ambulan.
Kening Xiao Zhan mengerut tajam, terlihat larut dengan pikiran. Ia masih belum menemukan motif pembunuhan para pelacur itu. Xiao Zhan hanya menerka sendiri, mungkin saja pelaku melakukan aksi membunuh para pelacur karena pernah tersakiti atau rasa cemburu yang membabi buta. Tetapi sepertinya tidak sesimple itu.
"Sial!" umpat Zhan tiba-tiba hingga membuat Wang Yibo yang berdiri di sampingnya menoleh.
Namun Wang Yibo tidak berkomentar apa-apa. Ia memilih diam dan kembali tenggelam dengan pikirannya sendiri tentang pembunuhan berantai ini. Dan ia memiliki firasat yang sangat tidak enak tentang kasus ini.
.
Keduanya mengikuti mobil ambulan menuju ke rumah sakit untuk menemui dokter forensik.
Setelah mobil terparkir di pelataran area parkir rumah sakit, Wang Yibo membuka suara.
"Aku berpikir ... mungkinkah si pembunuh lebih dari satu orang?"