CHAPTER 18

709 105 9
                                    










































Jam 2 pagi

Gito kini dan yang lainnya sudah bersiap menuju sembalun untuk sekedar menikmati kaki gunung Rinjani itu.

"Yang lainnya udah siap?" Tanya Gito ke Syafiq

"Udah git" jawab Syafiq

Gito pun langsung duduk di Kursi dekat Balkon dan memejamkan matanya.

"Mikirin apa lu?" Tanya Syafiq

"Nggak ada, Ngantuk aja gue" jawabnya

"Oh iya besok kita pulang kan?" Tanya Syafiq

"Iya, kan kita di sini nggak liburan"

"Hemm" Syafiq mengangguk paham

'tok tok tok

Mereka berdua bersamaan menolehkan kepala mereka ke Pintu. Dan di barengi oleh suara notifikasi ponsel Gito

"Siapa tu?" Tanya Syafiq melihat Gito yang melihat ponselnya

"Chika" jawabnya langsung berdiri dari kursi itu lalu berjalan membuka tabir hotel dan berjalan kecil sembari menjawab telfon itu.

"Kok gue gak ada yang nelfon ya? Hadeuh nasib jomblo" ucap Syafiq melihat dirinya yangg tidak seperti Gito.

Syafiq duduk di kursi tempat duduk Gito tadi dan membuka laptopnya, dan mencari anime yang akan dia tonton.

"Ayo kita berangkat, mobil travel udah di bawah" ajak Gito

"Si anjir..! Baru aja gue mau nonton anime" jawab Syafiq kesal

"Terus mobil lu?" Tanya Syafiq

"Mang Ucup udah berangkat dari Jakarta buat ambil mobil gue, nanti kita naik jet kakek gue balik ke Jakarta" jawab Gito memasukan air mineral di tasnya.

"Gak ada barang yang ketinggalan kan?" Tanya Gito

"Gak ada, udah semua" jawab Syafiq

Gito pun langsung menaruh lima lembar uang berwarna merah dan menulis sesuatu di kertas.

"Nih gue nyumbang dia ribu" ucap Syafiq

"Gak, gak perlu, itu uang lu juga gue ambil dari dompet lu" jawab Gito melanjutkan tulisannya

"Hah!?" Seketika Syafiq langsung meraba kantongnya dan mengambil dompetnya lalu melihatnya.

"Satu"

"Lima"

"Serius gak?" Tanya Syafiq

"Nggak lah anjir"

"Ayo turun, mereka udah di bawah" ucap Gito

Syafiq pun mengangguk dan langsung berjalan keluar bersama Gito, dan saat mereka berjalan di lorong hotel, terdengar suara Orang mengaji di musholla dan masjid yangcdi sekitar hotel.

"Ini yang gue suka dari lombok ini, nggak satu doang yang nyalain kek begini, tapi mereka saling saut, dan Dalam satu kampung itu bisa sampe tiga musholla" ucap Syafiq berjalan tersenyum

"Iya, makanya di juluki Pulau seribu masjid" sambung Gito

Mereka pun langsung masuk ke dalam lift dan Syafiq menekan lantai utama,

"Mana sih mereka?" Tanya Lulu

"Iya lama banget!" Kesal Freya

"Met telfon Gito met" suruh Lulu

INI DIRIKU. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang