01

341 37 0
                                    

langkah kaki Im-sol terus bergerak lari untuk menghindari kejaran supir taxi yang terus menerus menerornya selama beberapa tahun belakangan. Segala cara sudah Im-sol lakukan untuk lepas dari incaran sang psikopat itu. Hingga keajaiban terjadi.

Im-sol beberapa kali melakukan timelapse untuk merubah takdirnya namun takdir untuk dikejar oleh supir taxi itu tidak dapat dirubah sama sekali. Jika saja orang yang ia cintai tidak ikut terseret dalam hal ini maka Im-sol akan menerima takdir bahwa bisa saja dirinya akan mati ditangan sang psikopat.

Namun hal terlambat, orang yang ia cintai kini terbaring lemah dirumah sakit dengan berbagai alat yang menempel ditubuhnya agar orang itu dapat bertahan hidup. Ya, Ryu sunjae adalah orang sangat dicintai Im-sol. Maka dari itu ia sudah merencanakan hal ini, memancing sang psikopat untuk mengejar dirinya.

- beberapa jam yang lalu -

"Ryu sunjae anggota band eclipse sekaligus aktor ternama menjadi korban penyerangan di apartemennya malam tadi"

Im-sol terpaku melihat berita itu, bagaimana bisa? Padahal dirinya baru saja akan bertemu dengan Ryu sunjae yang sudah resmi menjadi kekasihnya itu.

"Polisi memberikan keterangan bahwa pelaku penyerangan kepada korban adalah pelaku pembunuhan 15 tahun lalu yang baru saja keluar dari penjara"

Im-sol seketika terduduk dilantai, air matanya mengalir begitu saja seakan merespon keadaan hati imsol.

"Apa ini..."

"Bagaimana bisa..."

Dengan tangan gemetar Im-sol mencari berita itu sekali lagi di ponselnya. Dan benar saja berita itu sudah tersebar luas di sns.

"Korban sekarang sedang mendapatkan penangan di rumah sakit universitas k****"

Tak ingin membuang waktu Im-sol pun bergegas pergi ke rumah sakit yang merawat kekasihnya itu.

...

Sesampainya dirumah sakit Im-sol berlari untuk menuju ruangan Sunjae setelah dia bertanya ke resepsionis.

Tinggal beberapa langkah lagi ia tiba di ruangan operasi Sunjae, Im-sol melihat ayah Sunjae, In-Hyuk, Sion, Hyuk, dan Dong-seok sedang menunggu didepan ruang operasi.
Langkah Im-sol langsung terhenti, pikirannya kacau.

Im-sol perlahan berjalan mundur, bersembunyi dibalik tembok rumah sakit yang di ingin sambil terisak, ia mencoba menahan tangisnya agar tidak terdengar oleh orang lain.

"Sunjae-yaa..." Im-sol terus terisak memukul dadanya yang begitu sesak.

"Aku harus apa, seharusnya aku yang di sana bukan dirimu sunjae-yaa" ucap Im-sol sambil berlinang air mata.

Setelah sesaat Im-sol berdiri dan melihat kearah ruang operasi, masih sama tidak ada yang berbeda.

"Kali ini aku tidak akan membiarkan bedebah itu melukai mu lagi sunjae-yaa, maaf kan aku karena kehadiranku ku membuat mu seperti ini. Memang harusnya kita tidak pernah bertemu" ucap Im-sol dalam hati.

Ya, Im-sol sudah membulatkan tekadnya untuk melawan psikopat itu. Biarkan dirinya terluka atau bahkan meninggalkan dunia ini, untuk kali ini yang terpenting orang-orang yang dicintai nya tidak ada yang terluka lagi.

...

Im-sol menaiki bus seorang diri ditengah dinginnya malam. Setelah dari rumah sakit dirinya memutuskan untuk cepat-cepat menyelesaikan masalah ini. Im-sol pun tidur menopang kepala ke jendela menikmati angin malam untuk terakhir kalinya, mungkin?

...

Im-sol pun terbangun, dan bus masih berjalan.

"Dimana aku?"

"Waduk juyang?"

Im-sol pun segera memencet tombol berhenti.

Suasana malam di waduk juyang begitu sunyi dan dingin. Hanya ada suara serangga-serangga kecil yang keberadaannya entah dimana namun suaranya begitu terdengar keras. Tidak ada seorangpun disini.

Im-sol pun mulai berjalan, tanpa tau ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Hingga... pandangannya gelap. Im-sol pingsan.

...

Im-sol pun terbangun dengan tangan yang terikat dibelakang.

"Apa ini?"

Im-sol pun diam-diam melihat kedepan. Penculik itu, adalah psikopat yang telah mencelakai Sunjae. Im-sol pun berpura-pura masih pingsan, sesaat ditengok sang psikopat.

"Aku harus bisa memancingnya untuk mengejarku"

Selang beberapa menit terasa taxi tersebut berhenti. Sang supir taxi pun turun dan masuk kedalam sebuah bangunan.

Ini adalah kesempatan Im-sol untuk keluar dari mobil itu. Im-sol pun berusaha melepas tali yang mengikat lengannya. Setelah berhasil Im-sol pun bergegas keluar dan berlari menuju jalan.

Apakah kalian tau apa rencana Im-sol? Yash Im-sol berusaha memancing sang psikopat untuk mengejarnya dan akan ia giring ke kantor polisi terdekat. Untung saja Im-sol sempat meminta para polisi disana untuk berjaga disekitar waduk juyang agar menangkap sang pelakua a.k.a sang supir taxi. Bukankah ini ide yang cemerlang?

Im-sol terus berlari sambil sesekali melihat kebelakang, sudah dipastikan bahwa sang supir taxi mengejarnya seperti di masa lalu. Bagaikan tak kenal lelah, Im-sol pun berlari sekuat tenaga, bahkan alas kakinya sempat ia lepas.

Saat dimana ia berlari diatas jembatan, mobil sang psikopat sudah akan mencapainya.

"Bagaimana ini, aku sudah tidak kuat lagi untuk berlari" ucap Im-sol dengan langkahnya yang sudah gontai.

Bantuan tepat pada waktunya, suara sirine polisi terdengar nyaring. Apakah sudah bernapas lega? Tentu tidak, sang supir taxi mempercepat laju mobilnya dan mengarahkan stir nya tepat ke arah Im-sol yang berada tepat di pinggir jembatan.

Bak kilatan yang amat cepat, tubuh Im-sol dihantam mobil taxi yang melaju kencang kearahnya, dan ia pun terjatuh ke dalam waduk tersebut. Sang supir taxi pun ikut terjatuh ke dalam waduk tersebut.

Selama 7 menit Im-sol kembali mengulang memorinya bersama Sunjae. Dimana saat dirinya dan Sunjae pertama kali bertemu sampai sekarang menjalin sepasang kekasih yang harus berpisah karena takdir.

"Sunjae-yaa... terimakasih dan selamat tinggal. Aku mencintaimu"

Sesaat Im-sol dapat melihat dimana bulan bersinar begitu terang dari biasanya, bersinar bagaikan jam tangan yang selalu ia gunakan untuk merubah takdirnya. Hingga akhirnya Im-sol pun menutup mata untuk selamanya.

ngiingggg (bukan suara nyamuk)

Im-sol membuka matanya segera, menatap sekiling dengan bingung.

"Dimana aku? Bukankah aku sudah mati tertabrak mobil dan jatuh ke dalam waduk itu? Tapi bagaimana aku bisa berada dirumah?"

Im-sol pun bergegas bangun dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya. Dan betapa terkejutnya ia berada dirumah. Tapi dimana semua orang dirumahnya? Ibu, nenek, kakak, dan kakak iparnya sekaligus para ponakan nya yang lucu itu pergi? Dan,kenapa tubuhnya baik-baik saja? Aneh.

Im-sol pun beralih menatap jendela yang terbuka, gorden jendela berterbangan terkena angin dari luar. Menatap keluar jendela, dan hari masih terang. Im-sol terdiam.

"Apakah aku..."









TBC

Wah kira-kira Im-sol kemana ya? Apa Im-sol cuman bermimpi? 🤔

who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang