03

122 19 7
                                    

Waktu terus berjalan, hari terus berganti.
Im-sol yang sudah mulai bangkit dari keterpurukannya, setelah beberapa hari tantrum. Namun ia menyadari bahwa semua itu tidak ada gunanya. Dirinya sudah terlanjur terlempar ke dimensi lain. Tak apa terlempar ke dimensi lain asalkan masih dimensi manusia bukan monster pikir Im-sol.

"Aku tak bisa jika terus berdiam diri di rumah"

"Aku harus melakukan sesuatu" ucap Im-sol

Dirinya akan menjalani hidupnya secara normal mulai sekarang.

"Baiklah, langkah pertama yang harus aku lakukan adalah menyakinkan diri sendiri bahwa semua akan baik-baik saja" ucap Im-sol sambil membaca list rencana yang akan ia lakukan kedepannya, aneh memang.

"Itu sudah aku lakukan beberapa hari lalu dengan baik"

"Ekhm... langkah kedua hal yang paling penting di dunia, aku harus menghasilkan uang atau...AKU HARUS MENDAPAT PEKERJAAN hhhh" ucap Im-sol frustasi.

Sebenernya Im-sol di dunia ini juga berkuliah bahkan memiliki sertifikat magang yang cukup berguna untuk mencari pekerjaan, tapi sampai saat ini dirinya belum menemukan perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Sebenernya bisa saja dirinya memilih bekerja part-time di supermarket ataupun coffe shop, tapi Im-sol ingin lebih menantang kan diri yaitu bekerja di perusahaan. Lagi pula menggunakan id card perusahaan dan memakai kemeja serta blazer merupakan keinginan Im-sol sejak lama. Jadi ya dirinya akan mencoba untuk bekerja disebuah perusahaan.

Sudah dua jam lamanya Im-sol mengirim Surel ke berbagai perusahaan, dan belum ada respon sama sekali.

"Bagaimana bisa dari banyaknya email yang aku kirim belum ada respon sama sekali?" Tanya Im-sol pada dirinya sendiri.

Im-sol menghela napas, membuka browser untuk mencari perusahaan lain yang membuka lowongan perusahaan.

"ASSA AKU MENEMUKANNYA!" teriak Im-sol heboh setelah menemukan sebuah pengumuman perusahaan bahwa terdapat lowongan pekerjaan.

"Tapi... tunggu" ucap Im-sol setelah melihat beberapa syarat dari perusahaan tersebut.

Im-sol membaca dengan seksama dan sangat teliti, karena ini adalah sebuah harta karun yang sangat langka bagi Im-sol.

"Karyawan baru akan di masukkan kedalam bagian produksi terlebih dahulu selama tiga bulan?" Ucap Im-sol kebingungan

"UNTUK SEMUA LULUSAN?!!" Teriak Im-sol setelah melanjutkan kalimat yang tertera di website perusahaan tersebut.

Im-sol dibuat pening karena itu. Jadi jika dirinya ingin masuk perusahaan tersebut langkah awal ialah tes wawancara dengan manajer bagian produksi, kemudian training selama tiga bulan di bagian produksi, setelahnya baru bisa lanjut ke bagian perkantoran.

Rasanya Im-sol ingin melewati lowongan ini saja. Namun setelah melihat ke akreditasi perusahaan tersebut bisa dibilang cukup bagus bahkan sangat amat bagus. Perusahaan yang bergerak dibidang distribusi dan pelayanan yang lumayan mampu menggerakkan niat dan semangat seseorang untuk bekerja di perusahaan tersebut.

"Doogo, tunggu aku ke sarangmu" ucap Im-Sol sambil menunjuk website perusahaan Doogo itu.

"Sebaiknya aku harus mencari asal usul perusahaan ini, walaupun cukup meyakinkan tapi aku harus memastikan bahwa perusahaan ini bukan perusahaan bodong" ucap Im-Sol dengan jari yang menari-nari di atas keyboard untuk mencari informasi tentang perusahaan itu.

"Hhhm... Seperti perusahaan pada umumnya" ucap Im-Sol sambil terus meng scroll berita-berita tentang perusahaan Doogo, hingga akhirnya...

"DAEBAK!"

"PENJUALAN HINGGA KE MANCANEGARA DENGAN OMSET MILIARAN PERTAHUN!?"

Yap, Im-Sol sangat amat tercengang. Tanpa lama lagi dirinya langsung mencari semua berkas dan segera mengupload kedalam satu drive lalu dikirimkan langsung malam itu juga ke email Doogo company. Im-Sol sudah berangan-angan berapa gaji yang akan ia dapatkan nanti, karena melihat dari omset miliaran pertahun... Cukup menjanjikan.

Im-Sol lanjut mencari informasi tentang perusahaan Doogo, siapa tau ada hidden gem lagi, pikir Im-Sol. Hingga terpampang wajah dari pemilik perusahaan Doogo itu. Im-Sol kembali terdiam kaku.

"Tidak mungkin... Bagaimana bisa..." Ucap Im-Sol terperangah.

"Bukankah..."

"Sunjae-yaa..."

Im-Sol kehilangan kata-kata, dirinya tidak bisa berpikir dengan jernih otaknya terus teringat wajah Sunjae. Bagaimana bisa pemilik perusahaan ini memiliki wajah yang sama bahkan persis bak pinang dibelah dua. Marga nya pun sama. Tapi yang menjadi pembeda ialah aura yang dikeluarkan pemilik perusahaan ini. Aura dominan sangat ketara dari ekspresi wajahnya.

"Ryu Shi-o" Im-Sol mengeja nama itu dengan  terus menatap foto di layar laptop nya.

"Akankah aku baik-baik saja jika aku bertemu dengannya nanti?"


















Road to Im-Sol meet Ryu Shi-o kiw😋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang