02

217 28 4
                                    

"apakah aku..."

Im-sol perlahan berjalan mendekati jendela yang terbuka, pemandangan kota langsung tersaji didepan matanya. Semua tampak sama tapi terasa berbeda.

Samapi akhirnya im-sol mengingat sesuatu, segera ia mencari ponselnya lalu mengetikkan nama "Ryu Sunjae" di internet namun nihil, profil seorang aktor terkenal itu hilang tak ada informasi apapun, informasi yang muncul hanya profil marga "Ryu" yang lain.

"Apakah aku benar-benar sendiri sekarang?" Tanya Im-sol pada dirinya sendiri

"Tapi bagaimana bisa aku berada disini, apakah ini balasan bagiku karena telah membuat Sunjae celaka?" Ucap Im-sol dengan perasaan sedih.

"Tidak, pasti aku hanya bermimpi untuk memastikan aku akan pergi ke agensi Sunjae" ucap Im-sol bergegas pergi menuju alamat agensi Sunjae.

...

Sesampainya di alamat itu, bukannya mendapati sebuah gedung dengan nama JNT entertainment Im-sol malah mendapati lahan itu adalah sebuah mall besar. Dirinya bertanya-tanya apakah gedung agensi tersebut pindah?

"Maaf permisi, apakah kamu tau dimana alamat gedung JNT entertainment?" Tanya Im-sol setelah berhasil mencegat seorang wanita.

"JNT entertainment? Tidak ada nama agensi yang seperti itu setahu ku" jawab wanita tersebut.

"Apakah kau yakin? Itu termasuk agensi besar di negara ini" ucap Im-sol kurang yakin dengan jawaban wanita itu.

"Aku benar-benar tidak tahu nama agensi itu" jawab wanita itu.

"Atau tidak kau coba saja cari di internet" lanjut wanita itu.

"Aah.. baiklah terimakasih dan maaf mengganggu waktu mu" jawab Im-sol sambil membungkuk.

Im-sol pun mengeluarkan ponselnya dan mencari nama agensi yang menaungi Sunjae. Alangkah terkejutnya Im-sol tidak menemukan informasi apapun. Sama sekali.

Im-sol teringat sesuatu, ia mengetikkan sesuatu. Kembali terkejut, tempatnya bekerja pun tidak ada informasi apapun bahkan Im-sol mengeceknya di Naver-maps pun tidak memunculkan apapun.

"Aku pengangguran?" Tanya Im-sol pada dirinya sendiri.

...

"Aku harus menemukannya" ucap seseorang, yang berdiri menghadap jendela yang menyajikan pemandangan kota.

Hingga orang kepercayaannya masuk kedalam ruangan tersebut.

"Apa ada yang harus saya lakukan tuan?" Tanya seorang tersebut.

"Buka lowongan pekerjaan di bagian produksi" perintah seseorang sambil berjalan untuk duduk di meja kebesarannya.

"Baik tuan" ucap seorang itu sambil berjalan keluar.

"Ah,kali ini buka lowongan untuk perempuan dan laki-laki" titah seseorang yang duduk di kursi kebesarannya.

Seorang tadi mengiyakan titah sang tuan dan kemudian kembali berjalan keluar.

Seringai muncul dari bibir seseorang yang sedang duduk di kursi kebesarannya sambil menopang dagu.

Tag name terpampang jelas didepan mejanya, tag name berlapis emas dengan nama "Ryu Shi-o"

"I can't wait" ucap Ryu Shi-o penuh seringai diwajahnya.

...

"Aku harus bagaimana?"

"Apakah aku benar-benar sendirian disini"

"Tapi kemana perginya semua keluarga ku"

"Apa aku benar-benar di dimensi lain?"

"Ini mustahil, tapi aku melakukan banyak time slip, apakah ini time slip versi gagal?"

"Apa aku hanya bermimpi"

"Atau jangan-jangan aku sudah di akhirat?!"

"Tidak, tidak mungkin jika di akhirat kenapa ini terasa nyata di dunia"

Im-sol terus bertanya-tanya sejak satu jam yang lalu ia kembali kerumahnya. Begitu banyak pertanyaan di pikirannya. Bagaimana ia bisa berada di sini, kemana keluarganya, mengapa informasi tentang Sunjae hilang bak ditelan bumi, dan mengapa dirinya bisa berpindah dimensi?!

Im-sol yang lelah pun merebahkan tubuhnya di atas sofa, menatap langit-langit rumah tersebut. Im-sol pun teringat dengan sederet peristiwa yang telah ia lalui.

Dimana ia harus merelakan takdir ketika ia dinyatakan tidak bisa lagi menggunakan kakinya seperti biasa, dan entah keajaiban darimana ia mampu memutar waktu kembali ke masa dimana sebelum kejadian bertemu supir psikopat taxi itu, hingga tidak disangka idol kesukaannya, kecintaannya adalah tetangga sekaligus laki-laki yang mencintai nya diam-diam. Sungguh mengejutkan.

Hingga tiba dimana masa depan yang sudah terlihat indah dimana Im-sol harus enyah ketika supir psikopat taxi itu muncul menyerang Sunjae, hingga Im-sol memiliki ide gila untuk menangkap supir itu sendirian dan berujung terlempar jauh ke dimensi lain bukan lagi ke masa lalu.

"Hhh..apakah ini sudah takdir bagiku?" Tanya Im-sol pada dirinya sendiri.

"Mungkin ini yang terbaik, karena Sunjae akan bisa menjalani hidupnya lagi dengan normal tanpa gangguan si supir taxi psikopat itu" lanjut Im-sol

"Aku harus bisa menerimanya"

"Tapi aku tidak bisa menerima kalau aku kembali menjadi pengangguran lagi!!" Kesal Im-sol sambil bangun dari rebahannya.

Im-sol menghela napas, air matanya mulai terkumpul di pelupuk matanya siap untuk diterjunkan. Tetes demi tetes air mata keluar meluncur di pipi Im-sol.

"Eomma..."

"Halmeoni..."

"Im-geum..."

"Hyun-joo yaa..."

Im-sol menangis tersedu-sedu sambil menyebutkan nama-nama orang yang sangat ia sayangi.

"Sunjae-yaa..."

Im-sol kembali meringkuk di atas sofa sambil menangis.













TBC

AAAA PELUK IM-SOL 🥺🫂

who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang