THIRD YEAR

165 10 1
                                    

Sepenuhnya milik Masashi Kishimoto©

Dentingan bel terdengar sangat mengembirakan bagi para murid di Konoha High School. Murid-murid berhamburan keluar kelas, ada yang langsung pulang, ada yang menetap untuk melaksakan piket, ada juga yang menetap karena sekadar melihat-lihat club baru yang barusaja diresmikan di Sekolah. Seperti yang dilakukan oleh trio KHS ini. Saat makan siang tadi, mereka memang sudah merencanakan untuk pergi melihat-lihat club baru, siapa tau ada yang sesuai dengan minat mereka.

"Sakura, kau benar ingin masuk klub lagi? Bukankah menjadi ketua OSIS sudah cukup sibuk untuk mu?" Matsuri baru selesai merapikan buku-bukunya. Melihat Sakura yang sudah semangat untuk pergi, membuat Matsuri kewalahan. "Matsuri, kita ini sudah kelas 3, tinggal sedikit waktu untuk memikirkan minat dan bakat. lagipula OSIS bukan halangan bagiku untuk mengembangkan minatku" Sakura mengembangkan senyumnya, lalu melenggak pergi keluar kelas.

"Sakura, tunggu! Aku- ohh.. kukira kita pergi Bersama.." Matsuri melihat dua pria jangkung bersender disisi pintu kelas. Itu Sasuke Uchiha dan Naruto Uzumaki. Mereka bertiga memanglah sahabat dari tahun pertama SMA. Walaupun Sakura tidak pernah sempat untuk menceritakan awal mula pertemanan mereka, tapi yang Matsuri tahu, Sakura beruntung mempunyai dua pria yang bisa diandalkan seperti Sasuke si ketua klub volly, juga Naruto si ketua klub basket, dan Sakura Haruno sendiri, ketua OSIS yang saat ini sedang menarik perhatian para siswa-siswa baik kelas 1,2, maupun 3. Dan itu membuat Matsuri senang mengetahui Sakura akan aman berada di tengah-tengah pria tampan itu. Matsuri tersenyum.

"ehehe, aku duluan, Mitsuri" Sakura melambaikan tangannya.

.

.

Awan-awan kemerahan sudah mulai muncul untuk menyembunyikan fajar, sudah siap mengganti petang menjadi malam. Jam sudah menunjuk pukul 5 sore, tapi itu tak membuat Sakura berhenti untuk berkeliling lapangan. "Bagaimana menurutmu, Sasuke, sastra Inggris atau atau laboran kimia?" Sasuke dibuat berpikir. "Volly, kau harus menjadi anggota volly"

"heyy!! Basket saja, agar aku bisa menjaga mu lebih dekat, Sakura-chaan!" Naruto bertingkah ceroboh. Bukanlah rahasia lagi jika Naruto mengidam-idamkan Wanita musim semi itu. Semua orang bahkan Sakurapun tahu. Sakura sudah bagai matahari baginya. "Tidak... menjadi perwakilan wanita saat lomba volley tahun lalu bukan berarti aku berbakat dalam olahraga, aku hanya mencoba-coba mendaftarkan diri, lalu terpilih"

"dan kebetulan juga membuat sekolah kita juara satu dalam lomba itu?" Sasuke menahan senyumnya, Gadis ini benar-benar rendah hati. "Kau memang berbakat, kan?" Naruto ikut menimpali. Jika saat ini Sasuke memuji bagaimana hangatnya Sakura dengan sifat rendah hatinya, maka berbeda dengan Naruto, Ia sangat memuji bagaimana Sakura yang dipenuhi keringat saat lomba tahun lalu, dan itu terlintas dikepalanya. Menurutnya.. itu definisi keindahan. Begitupula dengan Sakura, memikirkan bagaimana kalau memang benar dia mendaftar klub volley? Membayangkan bagaimana ia dan Sasuke akan menjadi lebih dekat memang salahsatu alasannya, tapi pikiran Sakura yang berpikir bahwa volley akan menyehatkan tubuhnya adalah alasan utamanya. Ya, Sakura menyukai Sasuke, begitupun Sasuke yang mengagumi kebaikan Sakura. Dan Naruto yang seperti adik bagi mereka berdua. Mereka tertawa dengan pikiran masing-masing.

Sasuke, Sakura, dan Naruto, berjalan Bersama-sama di lapangan sambil tertawa gembira dibawah langit senja yang indah, seakan-akan ada cahaya yang menyinari mereka bertiga. Beberapa siswi ada yang tertegun dengan keindahan mereka, namun ada juga yang dengan terang-terangan menampilkan ekspresi irinya. Tentunya pada Sakura, gadis yang entah bagaimana bisa menempati posisi ditengah-tengah mereka. Namun mau bagaimana lagi, saat ini Sakura tidak tersentuh.

.

-

.

"Sakura! Kau memutuskan untuk masuk ke klub volley? Bukankah itu akan memakan tenagamu? Bagaimana jika ini membatasi mu pada tanggung jawab mu di OSIS?" Ino menatap berkas yang Sakura berikan. Itu berkas ijin yang diberikan Pembina OSIS untuk Sakura, tanda jika Sakura sudah diijinkan untuk menjadi bagian klub volley. "Maaf Ino, bahkan Kakashi sudah mengizinkan" Sakura tersenyum maklum. Olahraga mungkin memakan tenaganya, tapi Sakura akan menikmati waktunya. Melihat Ino yang ingin membalas kata-katanya, Sakura berjalan mundur, takut tiba-tiba Ino melemparnya dengan berkas itu, atau lebih parahnya, menamparnya. Ino bukan tipe gadis feminism yang baik, dia cukup semena-mena dengan jabatannya sebagai OSIS dibidang acara. Dia tidak bahkan tidak mempunyai hak untuk mengatur jadwal anggota.

A TRAGEDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang