THERE SHE IS

144 8 4
                                    

Sepenuhnya milik Masashi Kishimoto©

Siang ini KHS sedang disinari terik matahari yang menyengat. Murid-murid banyak yang sudah mulai mengenakan pakaian musim panas. Desak-desak para murid di kantin semakin memperburuk suasana. Hampir semua meja sudah terisi, kecuali meja bundar dengan 3 kursi disisinya. Tentusaja, penghuni tetapnya belum datang.

Sakura, Sasuke, dan Naruto baru datang saat kantin sudah semakin padat dan panas, salahkan Naruto yang dengan teledor lupa Dimana ia meletakkan dompetnya. Dan yang paling menyebalkan, ternyata selama ini ia tidak pernah mempunyai dompet. Semua uang lembarannya ia simpan pada kantung tasnya yang berbentuk kodok. Sakura menghela napas pasrah.

Matsuri melihat Sakura dari meja sebrang. Ia menyapanya. "Panas-panas begini, kau datang terlambat ke kantin, tapi bukankah aneh, meja kalian masih kosong saja?"

Matsuri dan Sakura memanglah berteman baik. Dia selalu berada di kelas yang sama, dan sering duduk dibangku yang sama. Tapi untuk jam makan siang, itulah waktu Dimana Matsuri harus merelakan Sakura untuk dibawa Bersama pangerannya. "Kau benar, aku jadi merasa bersalah" Sakura menjadi tidak selera pada makanan, sedang perutnya terus berbunyi.

"A-ah..." Matsuri merutuki kebodohannya. Sakura mudah terbawa suasana dengan hal-hal kecil seperti ini. "Baiklah.. aku akan menraktirmu, Sakura" mendengar itu, Sakura tersenyum riang.

.

.

Sakura, Sasuke, dan Naruto sudah selesai dengan makan siangnya. Mereka bertiga hendak ke ruang guru menemani Sakura menyerahkan berkas-berkas sebelum masuk kelas masing-masing. Lorong tampak sepi karena bel masuk kelas sudah berbunyi. "hah.. kenyang" mendengar gumaman Sakura, Sasuke menyunggingkan senyum. Tak lupa ia mengacak rambut pink indahnya. "Bagaimana kau bisa makan 3 piring nasi ayam dengan tubuhmu yang mungil?" Naruto tertawa paling kencang mendengarnya.

"permisi..."

Suara halus dan pelan dari seorang siswi, membuat mereka bertiga berhenti melangkah. Sakura memutar tubuhnya. Terkejut dengan siapa yang datang, terutama dengan penampilannya yang agak..

"Hinata?" Kata Sakura, ia buru-buru menghilangkan pikirannya yang hampir menilai seseorang dari penampilannya.

"Sakura-san mengenalku?" ia mendongak.

"Tidak.. ahaha. Nama mu ada didaftar anak pindahan" Sakura tertawa canggung. "o-oh.. begitu ya" Hinata menundukkan wajahnya. Bisa-bisanya ia berpikir bahwa Sakura mengenalnya tanpa sebab. Jelas-jelas Hinata tahu, Sakura adalah ketua OSIS.

Dari tadi Hinata merasakan betul, aura kuat yang mencengkram berada disekitar Sakura. Ah tidak, bukan Sakura, tapi dua pria yang disampingnya. Apakah Hinata mengenal mereka? Ya. Mereka sekelas dengannya, dan-

"Jelas kau tahu, kau mengganggu waktu ketua OSIS, kan? Lebih baik dipercepat, katakan urusan mu agar kita bisa masuk kelas" Sakura terkejut Ketika mendengar suara serius dari Naruto. Dia tak tahu Naruto bisa seseram ini. Tapi Ia tak salah, Hinata ini.. agak mengganggunya.

"Maaf, aku akan cepat. Aku membutuhkan bantuanmu untuk menandatangani berkas ini. Anggota PMR menyuruh ku untuk melakukan ini, agar aku bisa masuk menjadi salah satu anggotanya." Hinata menunjukkan selembar surat yang ia pegang. Tapi karena malu, ia menundukkan wajahnya , lagi. Tubuhnya ia condongkan, baik, ini seperti pernyataan cinta.

"Biar aku lihat..ternyata benar ini dari PMR" Sasuke merampas kertas itu, lalu memberikannya pada Sakura. Hinata terkejut, "A-aku tidak mungkin menipu, Sa-Sasuke-kun!"

Ha.

"Sasuke..kun?" Sakura tidak ingin menghinanya, sumpah. Dia sadar Sasuke memang pria kaya yang tampan. Jujur, memang. Tapi anak baru ini.. penampilan yang bahkan ia ragukan tadi.. dan wajahnya yang memerah, seakan malu-malu, anak ini, tidak tahu Batasan, ya?

A TRAGEDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang