Prolog

14 2 0
                                    

Hai semua, ini cerita ke2 aku. Jadi mohon dimaklumi jika penulisan nya tidak bagus/rapi.

Aku panggil kalian 'Ochi' aja ya? Panggilan spesial dari aku 🙆🏻‍♀️🌷

Siap baca cerita ini?.

Tolong berikan semangat untuk aku dengan cara vote dan komen sebanyak-banyaknya.

Tolong berikan semangat untuk aku dengan cara vote dan komen sebanyak-banyaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✨Happy Reading✨

🌷🌷🌷









-----»«-----⭐ZIRGA⭐-----»«-----

"Ra, gue udah jadian. Pasti lo seneng kan?" ucap Zirga diselingi pekikan nya. Ia menggoyangkan lengan Flora yang berada di samping nya. Flora dan Zirga adalah dua sahabat yang sudah lama, tapi sempat terpisah 3 tahun lamanya. Dan kini Flora telah kembali lagi dan dapat bersekolah bersama Zirga.

"S-seneng kok Zirga," ucap Flora sembari menunduk kan kepala nya. Zirga tersenyum hangat mendengar jawaban Flora, senyuman yang jarang sekali orang lain melihat nya. Ketika bersama orang lain atau orang yang tidak di kenal nya, maka ia akan memberikan tatapan tajam dan raut wajah dingin. Apalagi jika Zirga berhadapan dengan musuh bebuyutan nya. Berbanding terbalik jika bersama Flora ia akan menjadi sosok yang humble, jahil, dan cerewet.

"Makasih banget ya Ra udah bantuin gue deketin dia," ucap Zirga sembari menarik tangan Flora menuju halaman belakang rumah Flora. Ya, mereka sedang berada di rumah Flora. Flora dan Zirga sedari kecil memang bertetangga, jadi tidak heran mereka berdua sangat dekat setiap hari. Orang tua mereka saja teman dekat, maka dari itu persahabatan Flora dan Zirga semakin erat.

Setelah sampai di halaman belakang, Zirga menuntun Flora untuk duduk di gazebo yang terletak di halaman belakang rumah Flora. Sedangkan Flora hanya diam sedari tadi, tidak ada sama sekali niat menjawab ucapan Zirga yang tadi.

"Oh ya Ra, kata lo waktu itu ada cowok yang mau deketin lo kan? Gue gapapa kalo ada cowok yang mau deketin lo, asalkan dia mau ngejaga Lo Ra. Kapan-kapan bawa cowok itu ke hadapan gue Ra, biar gue interogasi," ucap Zirga sembari terkekeh. Melihat Flora tidak kunjung menjawab ucapan nya barusan, dan memilih menunduk sambil memilin jari nya pada baju Zirga. Zirga mengangkat dagu Flora untuk ia bisa melihat bola mata indah itu yang menjadi candu nya setiap hari.

"Lo kenapa nunduk, hm? Ada yang ganggu isi pikiran lo? Kalo ia, kasih tau gue, biar gue bantai orang itu yang dengan lancang nya bikin lo kepikiran sampai mengabaikan gue," ucap Zirga dingin, Flora dapat melihat tatapan Zirga yang tadi nya lembut sekarang menjadi tatapan tajam bak elang. Flora melupakan sesuatu, ia melupakan bahwa Zirga tidak suka diabaikan oleh nya. Ahhh Flora menjadi panas dingin hanya dengan melihat tatapan tajam nya Zirga.

"E-engga ada kok Zirga."

"Boong, lo ga bisa bohong kalo sama gue Ra," ucap Zirga semakin dingin. Ia mengeratkan tangan yang tadinya memegang dagu Flora lembut kini berubah menjadi cengkeraman yang sangat erat.

"Akhhh," ringis Flora ketika merasakan cengkeraman yang dilakukan oleh Zirga.

Zirga tersadar akan perbuatannya yang menyakiti Flora. "Ra, maaf." Kata itu yang sering Flora dengar setelah Zirga menyakitinya, ia lelah jika sering mendapatkan perlakuan kasar dari nya. Tapi, ia tidak bisa meninggalkan Zirga selama nya.

"Ah, gapapa kok," ucap Flora sembari tersenyum hangat. Zirga semakin diliputi perasaan yang bersalah, Flora seharusnya tidak ada di samping nya. Ia tidak cocok berada di samping bidadari, ia terlalu kejam jika selalu bersama Flora yang selalu bertutur kata lembut.

"Beneran? Maaf sekian kali nya gue ngelukain lo, gue bener-bener lepas kendali Ra...," ucap Zirga dengan lirih.

"aku gapapa Zirga, aku baik-baik aja kok. Lihat, sampai sekarang aku keliatan sehat sama kamu. Berat badan aku aja naik gara-gara kamu," ucap Flora sembari menggembungkan pipi nya ketika mengingat Zirga menyuruhnya makan yang banyak-banyak sehingga berat badan nya naik drastis. Flora memaklumi perbuatan Zirga, ia tahu Zirga lepas kendali. Ia sangat mengenali watak Zirga dari kecil hingga sekarang mereka menginjak SMA kelas 2.

"Malahan itu bagus Ra, makin berisi makin bagus," ucap Zirga sambil terkekeh kecil. Ia dapat melihat raut wajah Flora yang memerah, coba ia tebak. Pasti Flora akan marah-marah sendiri.

"Iiiii aku ga mau, nanti jelek dong. Nanti bisa gendut, terus semua orang pada ilfil sama aku, pokoknya aku harus diet aja," ucap Flora menatap Zirga marah. Tetapi di mata Zirga bukan nya menyeramkan malah lucu.

"Udah ga usah pake diet dietan segala, ga baik buat kesehatan lo. Jangan bandel jadi orang, kalo lo nurut entar gue traktir makan bakso. Mau, hm?" Ucap Zirga kepada Flora. Ia yakin Flora tidak bisa menolak tawarannya barusan.

"MAUUU," pekik Flora dengan mata yang berbinar. Ini yang ia sukai dari Zirga, suka mentraktir nya. Apalagi jika ditraktir beli permen kaki favorit nya.

Zirga terkekeh kecil.

"Yaudah kita sekarang aja beli bakso nya, ingat kata gue tadi. Bawa cowok yang mau deketin lo waktu itu, biar gue interogasi."

"Ishhh kamu kenapa mau interogasi segala sih? Kaya narapi aja deh," ucap Flora kesal. Zirga sih aneh banget, masa iya mau interogasi orang segala.

"Harus di interogasi Ra, dia cocok apa ga. Kalo dia lemah gue ga mau lo deketan sama dia. Asalkan lo tau gue sayang sama lo Ra, jadi gue mohon jaga diri lo dari marabahaya," ucap Zirga sembari mengusap rambut Flora yang lembut itu.

Flora menunduk, tidak menjawab omongan Zirga barusan. Flora merasakan jantungnya berdegup dengan sangat kencang.

Apakah Flora menyukai Zirga?.

Tidak. Itu tidak mungkin.

Pasti ada yang salah.

-----»«-----⭐ZIRGA⭐-----»«-----

Gimana nih sama prolog nya? Seru ga?

See you next chapter 1🌷

1000 kata.
Senin, 15 Juli.
By SyaTasya_Tas

Instagram :
~ ttt.caca
~ syatasya_tas

ZIRGA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang