pROLOG

79 8 0
                                    

"Hei, anak lajang. Apakah kau tidak ingin mencari seseorang untuk kau poroti lagi? Lihatlah, persediaan uang kita sudah menipis" Ucap seorang pria paruh baya yang tengah menghitung-hitung lembaran kertas berwarna itu, kemudian memasukkannya ke dalam sebuah koper berukuran besar khusus untuk menyimpan uang mereka.

Terdengar suara tawa kecil dari seorang pemuda manis yang sedang bersamanya. Mungkin itu anaknya?

"Hahaha, ayah... Kau ini lucu sekali. Bisa-bisanya kau mengatakan bahwa 8 juta won uang yang sangat sedikit"

Ah, benar ternyata pemuda manis itu adalah anaknya.

Seringai kecil pun hadir di bibir pemuda tersebut.

"Tetapi... Benar juga, uang kita sudah menipis. Aku juga merasa itu tidak akan cukup untuk kita bersenang-senang"

Sang ayah pun terkekeh kecil mendengar penuturan anaknya itu.

"Kau benar-benar anakku"

"Hahaha, tentu. Aku rasa aku harus mencari seseorang lagi untuk aku poroti. Yang kemarin hanya bisa mendapatkan 1 juta won"

"Pelit sekali"

Pemuda manis itu terkekeh.

"Tetapi aku masih mendapatkan uang"

"Ya, sekarang misimu carilah seseorang yang lebih kaya. Jika kau bisa memporoti bos muda itu aku akan mengapresiasi kerja kerasmu"

Sang anak itu tersenyum menyeringai dan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Siapa maksud ayah?"

"Lee Seokmin"

"Ah, sesuai dugaanku"

Sebenarnya pemuda ini tidak memiliki pekerjaan sama sekali. Ia hanya bertugas untuk memporoti uang seseorang. Mudah saja baginya untuk menghipnotis orang-orang dengan wajah cantiknya, seperti sekarang banyak yang terpesona kepadanya dan langsung menjadikannya sebagai kekasih kontrak. Toh, selama menjadi kekasih kontrak seseorang pemuda tersebut juga meminta uangnya dengan nominal paling sedikit 9 ratus ribu won. Biasanya ia bahkan mendapatkan lebih dari itu jika yang mengencaninya adalah orang kaya. Disaat-saat seperti itu pula ia dapat menguras dompet para kekasih kontraknya itu dengan nominal uang yang sangat banyak.

"Ayah, tetapi kali ini aku tidak ingin menjadi kekasih kontrak"

Sang ayah menoleh kearah anaknya dan berhenti dengan kegiatan menghitung uangnya sejenak. Raut wajahnya kini menjadi dingin dan rahangnya mengeras.

"Apa-apaan kau ini?"

"Dengarkan aku terlebih dahulu, ayah"

Sang ayah pun mendengus dan membiarkan sang anak berbicara.

"Aku ingin membuat cara lain agar Lee Seokmin mau mendekatiku dan merasa iba kepadaku"

"Huh?"

"Ayah pasti akan menyukai ideku"

"Aish, katakan saja! Anak muda memang suka menunda-nunda jika berbicara"

Pemuda tersebut kini membisikkan sesuatu ditelinga ayahnya.

"Aku akan berpura-pura menjadi anak jalanan yang lusuh dan tidak memiliki tempat tinggal, lalu berjalan menuju ke kantornya"

"Lalu?"

"Lalu aku akan bersandiwara disana sejadi-jadinya agar si Seokmin Seokmin itu merasa iba kepadaku"

"Tetapi kau tidak bisa berlagak seperti orang miskin, kita terlihat berada"

"Aish, kan aku belum merubah penampilanku, ayah. Aku yakin aku tidak akan terlihat seperti orang kaya"

"Hmm... Mungkin dengan ide ini aku rasa ia hanya akan memberimu sumbangan seadanya saja"

Pemuda manis itu membelalakkan matanya mendengar perkataan sang ayah.

"Tidak mungkin, wajahku kan mempesona pasti ia akan terpikat denganku. Hahaha, kita lihat saja, ayah"

Sang ayah pun menghela nafasnya dan memutar bola matanya malas.

"Terserah saja, Hong Jisoo"

Nama pemuda manis tersebut adalah Hong Jisoo. Sudah terjawab. Licik? Permainannya memang seperti itu dan menyusun strategi adalah urusannya beserta ayahnya tersayang.

"Ayah, aku berani bertaruh"

Sang ayah tampak menaikkan sebelah alisnya seolah-olah bertanya.

"Jika aku bisa mendapatkan Lee Seokmin kau akan memberikanku semua uangmu"

"Mana bisa begitu! Lagi pula memangnya ia mau dengan dirimu yang sudah menjadi kekasih bermacam-macam orang?"

"Huh? Ayah meragukanku? Kita lihat saja nanti!"

"Lagi pula mendapatkan seperti apa maksudmu?"

"Menjadi pasangannya, tentunya"

Ayah Jisoo tertawa mendengar penuturan anaknya itu.

"Berhalusinasi saja terlebih dahulu, Soo" Ucapnya.

"Aish, jika aku benar-benar menaklukkannya dalam permainanku, aku akan meminta jatahku kepada ayah!"

"Ya, lihat saja nanti"

"Siapa takut?"

"Ck, diamlah aku tidak ingin berdebat. Seharusnya kita kembali menghitung uang"

Jisoo pun memutar bola matanya malas mendengar perkataan sang ayah.

"Berterimakasih lah karena aku sudah membawakanmu uang yang banyak"

"Harusnya aku berterimakasih kepada para kekasih kontrakmu itu"

"Ck"

TBC
Vote and comment please :)

Hehehe, aku buatt book baru lagi, semoga sukaaa yaaa ^_^

Game | SeoksooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang