~hai semuanya semoga kalian sehat dan bahagia selalu ya🤗 selamat membaca, jangan lupa untuk memberikan dukungan melalui vote ya teman-teman semua🎀💘jika ingin memberikan kritik dan saran bisa di komentar ya teman-teman -!! selamat membaca 🤗🤍
*****************************************
Seperti hari-hari biasanya, semua nya menjalani kegiatan keseharian, meskipun tak ada Kevin di sekitar mereka. Tidak apa, lagipula Kevin tidak akan pergi untuk selama nya. Satu tahun berjalan dengan banyak nya kegiatan dan pengalaman, kali ini saat Adiba dan Aqila naik kelas menjadi kelas 9, Aden dan Alden akan menyusul Kevin untuk kuliah disana, mereka akan mendapatkan biaya potongan karena satu keluarga berkuliah disana. Tentunya itu meringankan pembayaran kuliah yang seharusnya tidak se mahal itu.
Kabar ini baru saja di dengar oleh Adiba dari Bu anei, saat mereka sedang sarapan. Hari ini, Adiba harus pergi ke sekolah untuk merapihkan ruangan Pramuka. "Trus mereka pergi nya kapan bu?"- tanya Adiba penasaran, ia belum menyiapkan apa-apa untuk kedua kakaknya itu. Mereka juga tidak memberitahu Adiba bahwa mereka akan menyusul Kevin.
Itu berarti Adiba akan menangis karena kehilangan lagi.
Setelah sarapan, Adiba pamit untuk pergi ke sekolah menaiki ojek online, Adiba belum bisa membawa sepeda motor sendiri. "Belum boleh"- ucap Bu Anei saat Adiba meminta izin untuk belajar mengendarai sepeda motor.
"Diba pamit dulu bu, ojek nya udah di luar"- setelah mencium punggung tangan ibu nya, Adiba memakai sepatu dan keluar gerbang rumah nya. Ia melihat Aden dan Alden yang sedang bermain badminton di lapangan sana.
"Adiba"- panggil Aden, namun tak ingin membalas Adiba segera naik ke atas motor ojek online. Aden berlari menghampiri motor ojek online itu yang kebetulan belum maju dari tempatnya. "Adiba, nanti besok malem kita main ya ke mall, sama Aqila juga. Luangin waktu ya"- ucap Aden sembari tersenyum.
"𝘗𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘴 𝘴𝘰𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘶𝘴𝘶𝘭 𝘬𝘢𝘬 𝘒𝘦𝘷𝘪𝘯 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘶𝘭𝘪𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘯𝘢"- ucap Adiba dalam hati
Adiba tersenyum dan mengangguk untuk menjawab ajakan Aden. Motor ojek online itu sudah mulai maju dari tempat nya. Aden yang bingung dengan sikap Adiba saat itu hanya menatap adiknya yang mulai menjauh, setelah Adiba hilang dari pandangan nya saat itu ia kembali ke arah Alden.
"Kenapa?"- tanya Alden penasaran, "Adiba nggak biasanya ngejawab cuma ngangguk doang..cuek banget"- jawab Aden menceritakan Adiba yang menurut nya beda dari biasanya. "Namanya juga anak cewe, lagi pms kali.. atau emang lagi masa-masa pubertas nya dia"- jawab Alden yang memberikan nasehat yang masih positif thingking. Aden juga merasa nasehat Alden ini ada benarnya, ia mencoba berfikir positif thinking lalu melanjutkan bermain badminton bersama Alden.
Sesampainya di sekolah, Adiba membayar ojek online lalu melepas helm nya, "ADIBAAA!!"- teriak Aqila dari sebrang jalan, ia sedang membeli jajanan di depan sekolah.
Adiba berjalan menghampiri Aqila yang sedang sendirian tidak bersama teman nya. "Latihan ya?"- tanya Adiba, Aqila mengangguk. "Iya nih, lagi mau ada lomba paduan suara, sayang kalau ngga ikut. Oh iya, besok malem di ajakin keluar ya?"- tanya Aqila, Adiba mengangguk."Sebenernya aku dengar dari ibu, kalau mereka bakal nyusul kak Kevin untuk kuliah disana"- Adiba menatap Aqila, mata dengan tatapan yang sangat jelas terlihat sangat sedih. Mengingat mereka sangat dekat dengan Aden dan Alden membuat mereka bisa saja menangis detik ini. " Aku juga tau dari mamah..aku kaget juga dengernya"- jawab Aqila. Mendengar Aqila yang sudah tahu membuat Adiba lega. Setidaknya, mereka bisa menyampaikan perasaan nya satu sama lain tanpa memendam rasa kehilangan itu sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgah
Teen FictionTernyata tidak semua manusia menjadi tujuan, bahkan manusia yang memberikan rasa tulus kepada kekasihnya bisa menjadi tempat persinggahan. Terlalu banyak alasan mengapa persinggahan itu terjadi, siapa yang bisa di salahkan atas persinggahan perasaan...