04 Hope

57 8 3
                                    

Hari itu tidak pernah terbayangkan oleh Jennie sebelumnya bahwa ia akan menerima kenyataan pahit tentang hubungannya bersama Hanbin.

Pria itu mengajak Jennie bertemu hanya berdua saja. seperti pertemuan mereka biasanya Jennie bahkan menyempatkan memoleskan liptint andalannya sebelum bertemu dengan sosok pria yang menjadi semangatnya disetiap hari.

berkali kali ia memastikan lagi penampilan wajahnya dengan cermin kecil andalan yang selalu menemani kemanapun ia pergi, akhirnya ia sudah cukup percaya diri bertemu sang pujaan hati yang rupanya sudah menunggunya ditempat mereka membuat janji temu.

Jennie datangan menghampiri Hanbin dengan hati yang berbunga juga bertanya-tanya kejutan apa yang akan pria itu berikan padanya hari ini. apa itu sesuatu yang romantis ? atau Hanbin akan memberinya hadiah lagi perti kebiasaan yang sering ia lakukan untuk memanjakan Jennie.

"Apa?! kau ingin mengakhiri hubungan kita?" tanya gadis itu dengan suara yang bergetar halus

"maafkan aku Jennie" jawab pria itu yang bahkan tidak menatap lawan bicaranya

Entah apa yang terpikirkan oleh Hanbin siang ini. Hubungan mereka baik-baik saja tidak ada masalah sebelumnya bahkan malam sebelum hari ini pun mereka masih bertukar pesan manis sebelum keduanya menuju alam mimpi mereka.

Jennie benar-benar kebingunganengan apa yang terjadi. Gadis itu masih berpikir positive mungkin saja saat ini Hanbin hanya sedang melakukan aksi konyol untuk membuat gadis itu memperlihatkan seberapa besar rasa cintanya pada Hanbin.

Tapi seketika itu juga pemikirannya yang lain tidak membenarkan jika apa yang diucapkan Hanbin hanya sebuah prank itu sangat keterlaluan karena mempermainkan hatinya.

"apa aku melakukan kesalahan? ah sepertinya tidak, kita bahkan baik-baik saja semalam-- kau marah padaku? ya kau pasti marah padaku bukan?" tanya gadis itu dengan air mata yang sudah menumpuk penuh dipelupuk matanya

Hanbin menghela nafasnya. ia masih tak ingin menatap Jennie apalagi jika bukan karena hal itu akan menggoyahkan keputusannya untuk menyudahi hubugan mereka.

"kau tidak melakukan kesalahan dan aku tidak marah padamu" jawab Hanbin dengan jelas dan nada yang stabil

"Jennie, sejujurnya aku kehilangan fokusku selama hubungan kita. kau tau bukan aku memiliki mimpi. aku tidak ingin pada akhirnya akan lebih membuatmu menderita dengan perubahan sikapku. jadi ku pikir ini waktu yang tepat untuk mengatakannya." lanjut pria itu membuat Jennie makin tak mengerti dengan keadaan saat ini.

fokus? mimpi? apa hubungannya dengan hubungan mereka?

pikiran Jennie dibuat semakin bekerja keras agar ia bisa menangkap maksud dari kata demi kata yang Hanbin ingin sampaikan dan rahasia apa dibaliknya.

"meski tidak udah ku harap kita berdua masih bisa berteman seperti sebelumnya. maaf aku menyakiti perasaanmu" ucap Hanbin lagi yang akhirnya memberanikan diri menatap Jennie yang kini mematung menatap dirinya

"asal kau tau, yang pernah ku ucapkan padamu tentang perasaanku tidak pernah aku ucapkan pada gadis lain selain dirimu. selamat tinggal Jennie, jaga dirimu baik-baik"

Hanbin pergi setelah mengucapkan kalimat perpisahan mereka tanpa membiarkan Jennie juga mengucapkan kalimat perpisahannya.

Dia yang pertama mengakui cintanya dia juga yang pertama menghancurkan semuanya.

DESPERATE!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang