2 • Bidikan

327 74 40
                                    

Tidak boleh plagiat😠❗️

Seminggu sudah berlalu setelah lelaki manis itu turun tangan untuk menyelesaikan masalahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu sudah berlalu setelah lelaki manis itu turun tangan untuk menyelesaikan masalahnya. Pun terlihat sangat membuahkan hasil, tak ada lagi buket-buket bunga didepan gerbang serta ponsel yang setiap detik bergetar karena spam.

Sungguh, hidupnya sudah damai dan tenang.

Percy, anak semata wayang Tuan Matheas itu pun sedang menikmati waktu senggangnya dengan menikmati siaran tv dan mengunyah sereal.

Suapan demi suapan masuk kedalam mulutnya mengunyah sereal itu dengan nikmat, sampai ada satu waktu ia berdecih kala tak sengaja ia membuka siaran berita Riqueza itu. Lagi, lagi tentang pembisnis kaya raya, ia bosan.

Lantas ia pun teringat suatu hal, ayahnya itu belum ada pulang selama 2 minggu ini. Tak ingin mengambil pusing pun ia gidikkan bahunya tak peduli, setidaknya ia bisa libur berkerja selama 2 minggu ini juga.

Serealmya sudah habis, Percy bersandar pada banyalan sofa sambil pandang lampu gantung padam diatas. Menerka kegiatan apalagi yang bisa ia lakukan, entah kenapa hari ini ia sangat merasakan bosan yang berlebihan.

"Apa aku harus spa?" Monolognya pada diri sendiri. Lama berpikir pun akhirnya ia setuju dengan idenya barusan.

Setidaknya ia butuh healing dengan tubuhnya yang dipijat-pijat bukan dilonjak-lonjaki.


• Mascarillas🎭


"Kalian bisa menungguku disini, tak perlu masuk kedalam spa-nya!" Hardik Percy pada kedua bodyguardnya yang hendak ikut masuki tempat Spa.

"Tapi Percy—"

"TIDAK BOLEH!" Sungguhan Percy marah, ia mendengus kala para bodyguard akhirnya bungkam mulut mereka.

Masuklah ia kedalam spa itu, setelah menimang ingin ambil terapi yang mana pun ia dibawa ke ruang terapi, tentu dirinya diarahakan untuk tanggalkan pakaiannya dulu sisakan dalamannya saja.

Rasakan pijatan pada punggung serta aroma terapi yang menguar penuhi penciumannya itu sungguh membuat pikirannya jernih. Nikmati pijatan-pijatan itu sampai rasa kantuk Percy hadir dan ia tak tahan untuk tak tutup matanya.

Waktu berlalu hingga tak terasa terapinya usai. Percy bangkit perlahan dan memutar-mutarkan lengannya untuk periksa kondisi tubuhnya. Terkesan ia dibenaknya ketika rasa tubuhnya lebih ringan.

Sesiap dari sana pun ia keluar dari tempat Spa itu, pandang parkiran mobil yang kosong, pun itu buat Percy berdecak tak melihat bodyguardnya disana.

"Dimana mereka?"


"Target terlihat"

"Bidikan senapan, incar kepalanya dalam satu tembakan."


MascarillasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang