You hate me now, and I feel
the same way.⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
"Shinazugawa-san."
(Name) sedikit jengah dengan respon dari orang sekitarnya yang menurutnya berlebihan.
En bashira atau pilar api dengan rambut gradasi kuning merahnya beserta oto bashira atau pilar suara nampak kompak dengan pelototan mereka dan tampang penuh minat.
Hebi bashira atau pilar ular dan mushi bashira atau pilar serangga tampak diam mengamati dan koi bashira atau pilar cinta mengeluarkan sebuah suara terkesiap.
(Name) ingin memanggil sang surai putih lagi karena lelaki itu tidak menyahut ataupun membalikan badannya namun setidaknya dia memberhentikan langkahnya jadi sepertinya lelaki itu mendengarkannya.
"Aku ingin berbicara sesuatu dengamu."
"Pernyataan cinta?!" Pekik Kanroji pelan lengkap dengan tangannya yang bergerak untuk menutupi mulutnya namun bisa didengar oleh Iguro yang berada didekat gadis berambut gradasi merah muda dan hijau itu dan langsung saja menggeleng.
"Bicara saja." Ujar Sanemi dengan nada tajam, masih membelakangi (name).
Jidat (name) tampak menyeringit sebentar dan gadis itu tampak menimang-nimang kata apa yang harus dia ucapkan namun sepertinya jika dia menunggu lebih lama pria itu sudah pasti akan melenggang pergi.
"Tentang adikmu, Genya, Shinazugawa Genya."
(Name) sedikit menaikan penjagaannya karena Sanemi baru saja menoleh dengan cepat dan melotot padanya.
(Name) bisa merasakan udara disana tiba-tiba menjadi berat.
"Huh?"
Ada firasat bahwa (name) harusnya mundur saja dan tidak melanjutkan apa yang sedang dilakukannya namun gadis itu 'sedikit' keras kepala.
"Genya? Adikmu? Dia sedang terluka dan berada di butterfly estate, dia bicara padaku soalmu—"
"Aku tidak punya adik." Potong Sanemi, kini sudah berbalik dan sepenuhnya berhadapan dengan (name).
"Begitu kah? Dia bilang kau kakaknya, dan kalian memiliki marga yang sama, muka kalian juga mirip." Ujar (name) panjang lebar yang membuat urat dileher Sanemi tampak bertambah.
"Kau tuli? Aku bilang aku tidak punya adik." Ujarnya lagi dengan keras membuat (name) menghembuskan nafasnya.
"Dan dia juga bilang kau tidak menganggapnya." Tambah (name) lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cyclone (Sanemi Shinazugawa)
FanficGadis itu bagaikan badai yang datang menantang sang pengendali angin.