PROLOG

8 1 0
                                    

Pada permulaan abad ke-22, seiring dengan berkembangnya teknologi yang sangat pesat, kehidupan umat manusia terancam oleh fenomena pemanasan global yang parah. Untuk itu, para ilmuwan terbaik di seluruh dunia segera berkumpul dan membentuk sebuah organisasi yang dikenal sebagai 'Humanity Protector' demi mencari cara untuk memastikan manusia dapat menghadapi situasi ini.

Yang mana hanya dalam sekejap, proses adaptasi alami yang telah berlangsung selama ribuan tahun segera teratasi. Jantung yang menjadi penopang kehidupan manusia digantikan dengan sebuah benda yang disebut 'Human Core'. Memungkinkan untuk tetap bertahan hidup dilingkungan tanpa oksigen atau air sekalipun. Bahkan berkat kemajuan bioteknologi dan nanoteknologi, manusia tidak lagi mengalami penuaan atau terjangkit penyakit, dan hal ini secara tidak langsung menciptakan lompatan besar dalam pengembangan industri ruang angkasa. Kini manusia mampu menahan dahsyatnya tekanan lautan terdalam dan bepergian ke luar angkasa tanpa memerlukan pakaian astronot.

Selama ratusan tahun, manusia hidup damai berkat adanya Human Core. Namun pada satu titik, tanpa ada peringatan dini, planet bumi tiba-tiba diserang oleh monster yang disebut para ilmuwan sebagai Paxyar yang tak terhitung jumlahnya. Memulai peristiwa yang disebut sebagai 'The Apocalypse War' dan berakhir pada musnahnya sebagian besar populasi manusia.

Kewalahan, salah satu ilmuwan dari Humanity Protector yang dikenal sebagai Alx, memutuskan untuk mengevakuasi umat manusia ke 'Orbital', sebuah fasilitas cincin raksasa yang terletak di luar angkasa, atau lebih tepatnya terletak di sekeliling planet bumi, 20 ribu kilometer dari bulan. Yang dimana proses evakuasi ini dilakukan melalui Space Elevator, sebuah elevator yang diciptakan oleh manusia untuk mencapai ruang angkasa. Namun sayang, proses evakuasi tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar, karena meski beberapa manusia berhasil meninggalkan planet bumi dengan selamat, masih banyak dari mereka yang tertinggal dan dibiarkan mati terbunuh oleh Paxyar. Melihat upaya Alx dan Humanity protector dalam mengevakuasi umat manusia, Paxyar mengejar hingga mencapai lapisan terluar Orbital. Tidak memberikan Alk pilihan lain selain menjatuhkan cincin lapisan paling luar, beserta 30 pod habitat ke bumi untuk mencegah kontaminasi.

Sebagai akibat dari terjatuhnya lapisan terluar Orbital, bencana alam tsunami terjadi, menyapu bersih peradaban dan hanya menyisakan sedikit populasi manusia. Sementara itu, para Paxyar berhasil bertahan hidup.

Peristiwa mengerikan ini dikenal dengan sebutan 'Orbital Extinction Event'.

Sejak peristiwa Orbital Extinction Event, manusia yang tertinggal di planet bumi terputus dari jaringan Humanity Protector dan seolah dibiarkan begitu saja. Mereka dipaksa oleh keadaan untuk terus berusaha bertahan hidup dengan memanfaatkan sumber daya seadanya dan hanya bisa berharap suatu saat nanti Humanity Protector akan menurunkan pasukan penyelamat untuk menyelamatkan umat manusia yang masih tersisa di muka bumi. Beberapa dari mereka masih berpegang teguh pada harapan ini. Terutama setelah mendengar kabar bahwa tak lama lagi, Humanity Protector akan memberikan bantuan dengan menjalankan Grail Protocol. Yakni operasi untuk menurunkan para pasukan maut dari Orbital ke bumi, dengan tujuan membasmi seluruh Paxyar dan merebut kembali planet bumi.

Sayangnya, mereka yang terlalu berharap menghabiskan kebanyakan waktu untuk berdoa sampai ajal menjemput. Sementara itu di sisi lain, banyak juga manusia yang mulai merasa kecewa setelah mendapati kenyataan bahwa mereka ditinggal begitu saja oleh Humanity Protector dan tidak mendapatkan bantuan sama sekali. Atas rasa iri, mereka bahkan menyebut manusia yang berada di Orbital sebagai Paradise's Royalty. Kekecewaan mereka tidak lagi terbendung ketika melihat bagaimana beberapa pasukan yang diturunkan ke bumi dan digadang-gadang akan membasmi seluruh Paxyar, tidak dapat menandingi kekuatan Paxyar dan malah kalah dalam pertempuran.

Karena hal itulah, para manusia ini, mereka tidak lagi menaruh harapan pada Humanity Protector. Hanya bisa mengandalkan diri mereka sendiri untuk terus bertahan hidup. Dan satu-satunya tempat yang masih layak dihuni, yang belum dikuasai oleh para Paxyar, adalah sebuah kota bernama Horizon.

***

Setelah serangkaian Grail Protocol yang selalu berakhir dengan kegagalan, dimana para pasukan Arc Angel tidak mampu menyaingi Paxyar. Tibalah waktu dimana pasukan Arc Angel ketujuh—yang disebut Grail Squad 7—diturunkan dari Orbital ke bumi. Grail Squad 7 diturunkan ke bumi untuk membasmi seluruh Master Paxyar—monster Paxyar berpangkat tinggi yang jauh lebih kuat dari para Paxyar biasa. Juga, menangkap Noxious Paxyar, dengan kode nama "Nox". Sang Paxyar terkuat dan sekaligus pemimpin tertinggi para Paxyar.

Sayangnya di tengah proses pendaratan, kapal Grail Squad 7 tertembak rentetan rudal Paxyar, mengakibatkan hancurnya sebagian besar kapal. Situasi ini tidak memberikan mereka pilihan lain selain menjatuhkan seluruh pod penampung pasukan Arc Angel langsung ke bumi. Meskipun beberapa diantaranya hancur, namun banyak dari mereka yang selamat. Dimana di tengah proses pendaratan pod, salah satu pod tidak sengaja tertabrak oleh pod lainnya, menyebabkan kerusakan fatal pada sistem dan berakhir pada pendaratan yang kasar.

"Uh... " keluh Eve, si Arc Angel yang berada di dalam pod tersebut. "Kepalaku... astaga."

Pod penampung Eve mengeluarkan bunyi alarm peringatan, diringi oleh menyalanya lampu berwarna merah. Memperingatkan bahwa pod mengalami kerusakan yang cukup parah pada bagian mesin. Eve batuk. "Aku harus segera harus keluar dari sini," Dia mulai mengutak-atik tombol serta tuas yang ada untuk membuka pintu keluar pod.

Saat pintu pod terbuka, udara segar yang dingin langsung menyergapnya. Seragam Arc Angel nanoteknologi miliknya segera memasangkan diri secara otomatis di tubuh Eve, menyesuaikan dan mengaktifkan semua sistem pertahanan dan serangan.

Belum sempat Eve menyesuaikan diri, sekelompok Paxyar tiba-tiba menyerangnya dari segala arah. Denga reflek cepat, Eve mengeluarkan pedang elektromagnetik nya, pedang itu menyala biru terang, siap memotong musuh-musuhnya. Dengan gerakkan lincah, Eve memutar pedangnya, menebas para Paxyar satu per satu.

Sementara itu, di langit, kapal-kapal Grail Squad 7 masih berjatuhan, menciptakan ledakan-ledakan besar di permukaan bumi. Pemandangan tersebut diiringi oleh asap dan puing-puing yang beterbangan. Di tengah kekacauan itu, beberapa anggota Grail Squad 7 yang selamat juga sedang bertarung mati-matian melawan Paxyar.

Eve melompat ke samping, menghindari serangan Paxyar yang datang dari kiri. Dia melancarkan serangan balik dengan mengayunkan pedangnya, menghasilkan suara dengingan logam yang tajam. Darah Paxyar mengalir deras saat mereka tumbang satu per satu.

Di kejauhan, terlihat beberapa Arc Angel lainnya juga sedang berjuang. Ledakan-ledakan terjadi di mana-mana, menggetarkan tanah dan menciptakan gelombang kejut. Anggota-anggota Grail Squad 7 bertarung dengan segala kemampuan mereka, mengerahkan semua teknologi dan keterampilan yang mereka miliki untuk melawan para Paxyar yang ganas.

Eve menyadari bahwa misi ini lebih berat dari yang dia bayangan. Namun, dia tetap teguh, bertekad untuk menyelesaikan tugasnya dan memastikan bahwa Grail Protocol kali ini tidak akan berakhir dengan kegagalan.

"Fokus, Eve," bisiknya pada diri sendiri sambil terus menyerang. "Kita harus memenangkan pertempuran ini, demi masa depan umat manusia."

DEUS PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang