NYFW 2

160 21 0
                                    

Pertama kali yang ia lihat setelah memasuki kamarnya adalah gundukan besar ditengah ranjangnya.

Ia membawa tungkainya mendekat dan duduk dipinggir kasur. Dengan lembut Jeno mengguncang gundukan tersebut.

“ Jaeminnie bangun. Makan dulu.”
Tidak ada jawaban. Sekali lagi Jeno mengguncangnya.

“ Bangun Jaeminie. Kau harus makan dulu.”

Sret!

Dengan tiba-tiba selimut itu terbuka. Memunculkan sesosok berambut putih dengan wajah sembab menatap kearah Jeno dengan tajam. Tanpa mengatakan apapun Jaemin mendorong tubuh besar Jeno untuk keluar.

“ Tunggu! Jaemin-ah berhenti mendorongku.”

Brak!

Pintu itu tertutup dengan keras tepat didepan hidungnya membuat Jeno mundur selangkah. Jeno menghela napas. Jaemin benar-benar marah padanya.

Hyung.”

Pria kekar itu menoleh pada adik kesayangannya. “ Hm?.”

Hyung bisa istirahat di kamarku.”

“ Maaf. Aku jadi merepotkan mu.”

“ Tak apa Hyung. Istirahatlah. Hyung kelihatan lelah.”

>>>>>

2 Hours later

Jeno keluar dari kamar Jisung dengan berpakaian rapi. Terlihat pria itu telah mandi. Jisung yang masih betah berada di sofa menatap heran pada Hyung-nya itu.

“ Mau kemana Hyung?.”

“ Sssttt.”

Jeno melatakkan jari telunjuknya pada bibir. Membuat gesture diam. Tangannya melambai pada Jisung menyuruh yang lebih muda untuk mendekat.

“ Kenapa Hyung?.” Tanya Jisung berbisik.

“ Kemasi barang-barang Jaeminie, aku akan membawanya ke apartment.”

>>>>>

Jaemin mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang menembus retinanya.

Tangannya menutup mulutnya yang menguap. Dahinya berkerut kala menangkap tempat yang berbeda dari dia menutup mata tadi.

‘ Bukankah ini apartment kami?.’

‘ Sial! Apa si samoyed itu yang membawaku kemari?.’

Dengan jengkel ia bangun. Mendudukkan dirinya diranjang masih dengan tampilan acak-acakan. Jaemin mengedarkan pandangannya mencari ponselnya, namun ia sama sekali tidak melihat keberadaan benda itu.

Cklek!

“ Oh sudah bangun?.”

Jeno memasuki kamar dengan nampan dikedua tangannya. Nampan itu berisi makan malam Jaemin. Saat ia masuk ke kamar Jisung tadi, ia sudah menghubungi ibunya untuk memasak. Jadi saat dia sampai di apartement makanan dari ibunya akan sampai tidak lama kemudian.

Menghiraukan tatapan merajuk Jaemin, Jeno meletakkan nampan itu pada meja nakas. Tangannya meraih tangan Jaemin untuk membantunya kekamar mandi, namun Jaemin menepisnya. Tanpa kata yang lebih muda mendorongnya untuk kemudian berlalu menuju pintu.

Cklek!

Dahi Jaemin mengernyit kala pintu didepannya itu tidak mau terbuka. Beberapa kali ia mencoba namun hasilnya tetap sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Story || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang