BOWLING

642 76 4
                                    

Setelah take video selesai Jaemin segera menuju ruang yang telah disiapkan untuk istirahat dan berganti pakaian.

Jeno mengikuti Jaemin tanpa suara. Ia memberi kode dengan matanya pada para staff agar meninggalkan ruangan.

Waeyo?.”

Jaemin tidak menjawab ia malah memainkan ponselnya dengan wajah tertekuk. Jeno menarik kursi, duduk disamping Jaemin, kemudian memutar kursi Jaemin agar menghadapnya.

Sedikit menarik kursi itu agar mendekat padanya. Meraih ponsel Jaemin untuk ia simpan diatas meja rias. Tangannya menggenggam kedua tangan Jaemin.

Jaemin menghindari tatapan Jeno ia hampir beranjak sebelum Jeno menahan kakinya diantara lutut jeno yang terbuka.

“ Nana? Wae geurae?.”

Jaemin menunduk melihat tangannya yang digenggam Jeno. Entah kenapa ia merasa begitu kesal.

“ Aku sudah tahu.” Ujarnya pelan.

Dahi Jeno berkerut heran. “ Sudah tahu apa?.”

“ New York. Bulan depan. Aku sudah tahu.” Ketusnya sambil menatap Jeno dengan kilat kekesalan.

Jeno menghela napas sambil memejamkan mata. Ia tatap Jaemin dengan lembut.

Mianhae. Aku berencana akan mengatakannya nanti. Aku tidak berniat menyembunyikannya darimu Nana.”

“ Tapi tetap saja aku kesal. Kau akan berangkat setelah konser. Padahal aku ingin menghabiskan waktu bersamamu.” Lirihnya di akhir kalimat.

Sebenarnya sejak insta live tadi ia sudah curiga dengan sikap Jeno yang tampak diam. Saat memasuki Bowling Center tadi mood Jaemin sempat membaik.

Namun sebelum shooting dimulai. Ia mendengar beberapa staff yang membicarakan tentang Jeno dan Runway. Ia yang penasaran menanyakan pada manager mereka.

“ Jeno akan ke New York bulan depan. Dia akan mengahadiri Fashion Week. Dia belum memberi tahumu?.” Tanya Manager Hyung terkejut.

Pasalnya dua member asuhannya ini selalu tahu jadwal masing-masing.

Jaemin menggeleng. “ Mungkin dia lupa. Gomawo Hyung.”

Jaemin berusaha memperbaiki moodnya selama shooting. Ia berubah menjadi begitu kompetitif saat Jeno mengajaknya bertaruh.

Setidaknya ia bisa meminta sesuatu pada Jeno dengan memanfaatkan kemenangannya. Namun moodnya kembali turun saat ia kalah.

Sebelum shooting berakhir ia teringat kembali akan Jeno yang tidak memberi tahu jadwalnya. Maka dari itu ia berlalu terlebih dahulu meninggalkan Jeno.

“ Aku minta maaf hm? Jangan mengabaikan ku.”

Jaemin hanya diam dengan bibir maju beberapa centimeter. Jeno terkekeh geli. Ia mengusak rambut yang lebih muda.

“ Bergantilah. Kita makan malam dulu setelah itu aku akan mengantarmu pulang.”

*****
Jaemin meletakkan daging yang telah matang pada piring. Ia saat ini tengah memakan daging bersama Jeno sesuai keinginannya ditemani dengan minuman bersoda.

Mereka duduk bersebelahan. Bukan berhadapan. Entah kenapa Jeno lebih suka jika Jaemin duduk disampingnya.

“ Tentang taruhan tadi. Kau menang. Apa yang kau inginkan?.”

Jeno mengunyah dagingnya sambil berpikir. Sedang Jaemin harap-harap cemas, lebih baik jika Jeno meminta sesuatu yang bisa ia beli daripada sesuatu yang lain.

“ Aku akan memintanya setelah pulang dari New York.”

“ Apa-apaan itu?.”

Jeno terkekeh. “ Setidaknya saat itu pasti berguna.”

“ Ish. Padahal aku sudah percaya diri akan menang tadi.”

“ Memang apa yang kau inginkan?.”

“ Aku tidak akan memberi tahumu.”

Jeno tersenyum lembut. “ Aku akan di New York selama 3 hari.”

Mwo? Kenapa lama sekali?.” Rengek Jaemin.

“ Setelah SMTOWN di Jepang kau juga akan tinggal lebih kama. Setelah konser kita kau malah berangkat ke New York. Kita tidak memiliki waktu bersama Jeno-ya.”

“ Siapa bilang? Sebelum itu kita juga setiap hari bersama’kan.”

“ Itu berbeda Jeno~.”

“ Maka dari itu. Setelah aku pulang, aku akan pastikan kita punya waktu bersama. Kencan mungkin?.” Ujarnya dengan nada menggoda diakhir.

Pipi Jaemin merona samar. Ia menahan senyumannya.

Yaksok?.”

Jeno terkekeh geli saat Jaemin menyodorkan kelingkingnya. Ia menyambutnya.

Yaksok.”

Jeno menarik Jaemin mendekat untuk ia peluk. Bibirnya berada tepat ditelinga Jaemin.

Saengil chukahae Uri Jaeminie.”

Cup!



FIN




HI! H I. Aku bawa cerita baru. Ini buat intermezzo aja sih. Btw, cerita ini tuh basicnya dari mimpi aku. Gk tau kenapa aku bisa mimpi beginian.

Semoga kalian suka. Aku minta maaf kalau ada typo dan kesalahan tanda baca. Jangan lupa vote, comment dan follow acc aku.

Have a nice day. See you!






Next Chapter :

“ Hyung setelah aku sampai Seoul. Tolong jangan lupakan aku.”

“ Kau ini bicara apa? Seperti kau akan mati saja.”

“ Aku memang akan mati ditangan Nana.”

“ Hyung mianhae. Aku tidak menjamin jika Jaemin Hyung tidak marah. Kau tahu sendiri'kan maksudku?.”

Our Story || NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang